Hujan Deras Rutin Guyur RI, BRIN: Puncaknya Belum Berakhir!
CNBCindonesia.com Jenis Media: Tekno
Jakarta, CNBC Indonesia - Hujan masih deras mengguyur hingga awal Maret ini, setelah sebelumnya sempat mereda di Januari.
Peneliti Klimatologi di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Erma Yulihastin mengungkap memang ada beberapa puncak musim hujan kali ini. Yakni, dasarian (10 hari) kedua Desember 2022 dan dasarian kedua Februari 2023, yang dapat mengalami perpanjangan hingga akhir Februari 2023.
Selanjutnya, berdasarkan analisis data-data yang dimiliki BRIN, puncak musim hujan yang ketiga berpotensi terjadi kembali pada bulan Maret 2023.
"Artinya, puncak musim hujan belum berakhir dengan berakhirnya bulan Februari," tulis Erma dalam cuitan di Twitter, dikutip Kamis (2/3/2023).
Lebih lanjut ia menjelaskan secara klimatologis, puncak musim hujan cukup terjadi sekali saja selama rentang waktu sekitar seminggu antara bulan Januari-Februari, khususnya untuk wilayah Jawa.
Namun untuk tahun ini puncak musim hujan yang terjadi selama beberapa kali dipengaruhi oleh faktor yang paling utama yaitu maraknya pembentukan siklon atau badai tropis di sekitar wilayah Indonesia, baik di perairan selatan (Samudra Hindia) maupun timur (Laut Banda).
"Ketika siklon tropis baru fase awal mulai akan terbentuk, ada yang disebut fase prakondisi, dan ini efeknya sangat besar dalam menghasilkan ketidakstabilan sekaligus ketidakpastian di atmosfer, yang memicu peningkatan pesat cuaca ekstrem," jelasnya.
Terlebih, kata Erma, ada efek perubahan iklim yang membuat siklon tropis atau badai vorteks memiliki intensitas yang semakin kuat.
Hasil kajian terbaru BRIN menunjukkan siklon tropis bahkan bisa dibentuk dari perairan lokal Indonesia yaitu dari Laut Banda-Maluku. Siklon tropis ini dapat dihasilkan dari pembentukan vorteks yang terus menerus membesar sehingga dapat menjadi siklon tropis.
Pemicunya, Erma mengungkap, akibat adanya interaksi gelombang atmosfer tropis ekuator, seperti Kelvin-Rossby. Faktor penyebab karena menghangatnya suhu permukaan laut dalam waktu lama, berhari-hari.
Sementara, faktor pemelihara kondisi ini adalah karena ada penguatan angin zonal atau meridional yang saling berlawanan arah dan bersifat konstan namun terus berlanjut.
"Angin ini merupakan faktor penting yang dapat mendukung gerakan konstan untuk memutar sehingga vorteks berubah jadi siklon." kata dia.
Sedangkan selama beberapa hari terakhir, telah terjadi prakondisi bagi pembentukan pusat tekanan rendah yang berpotensi berubah menjadi vorteks di utara Australia. Efek prakondisi ini telah mengaktifkan monsun Asia, yang juga memperkuat angin permukaan dari utara maupun barat laut.
"Penguatan monsun Asia dan pembentukan pusat tekanan rendah di Australia inilah dua penyebab utama peningkatan signifikan hujan kembali terjadi di Indonesia." pungkasnya.
[-]
-
Strategi BRIN Dukung Pengembangan Teknologi Bagi Industri(dem)
Sentimen: positif (93.4%)