Sentimen
Positif (88%)
28 Feb 2023 : 00.41
Informasi Tambahan

Kasus: covid-19

Tokoh Terkait

Cek Gan! 5 Saham Elite Ini Langganan Cuan selama Maret

28 Feb 2023 : 00.41 Views 1

CNBCindonesia.com CNBCindonesia.com Jenis Media: Ekonomi

Cek Gan! 5 Saham Elite Ini Langganan Cuan selama Maret

Dalam 10 tahun terakhir, IHSG mencatat penguatan sebanyak 7 kali di bulan Maret. Saham LQ45 membukukan kinerja yang apik pada periode tersebut. 

Jakarta, CNBC Indonesia - Bergerak fluktuatif selama Februari, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menatap Maret dengan bekal seadanya. Ini karena kinerja musiman (seasonality) IHSG pada Maret dan sentimen yang ada masih kurang 'nendang'.

Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), selama bulan ini (hingga penutupan 24 Februari 2023), IHSG naik 0,25 ke posisi 6.856,57. Ini menjadi penguatan terendah IHSG selama Februari dalam 10 tahun terakhir.

Sebagai contoh, pada Februari 2022, IHSG naik 3,88%, sedangkan pada Februari 2021, IHSG menguat 6,47%.

-

-

Sentimen dari luar terkait suku bunga The Fed, aliran dana asing yang belum begitu deras ke pasar saham RI, serta investor yang tampaknya sudah menakar musim laporan kinerja tahun penuh 2022, menjadi latar belakang pergerakan IHSG pada Februari.

Sementara, dalam 10 tahun belakangan,  IHSG menguat 7 kali dan hanya melemah 3 kali di bulan tersebut. Namun, kinerja rerata IHSG selama Maret dalam 10 tahun minus 1,16%. Kalau boleh adil, ini karena IHSG sempat rontok 16,76% pada Maret 2020, saat Covid-19 diumumkan menjadi pandemi dan membuat panik pasar keuangan global.

Kenaikan IHSG selama Maret dalam periode 2013-2022 adalah sebesar 3,37% pada 2017 dan penurunan terbesar IHSG di rentang waktu tersebut adalah mencapai 3,37%, seperti disebut sebelumnya, 16,76% pada 2020.

Deretan Saham LQ45 Moncer pada Maret

Kendati kinerja musiman IHSG selama Maret tidak begitu positif, terutama berkat saham perbankan raksasa yang loyo, ada sejumlah saham unggulan dari indeks LQ45 yang punya rekor apik di bulan tersebut.

Ambil contoh, emiten pengelola mini market Alfamart PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) yang memiliki probabilitas naik tertinggi di antara saham LQ45 lainnya pada Maret, sebesar 70%.

Kinerja rerata AMRT selama Maret sejak 2013 hingga 2022 pun positif, mencapai 7,99%.

Kenaikan tertinggi AMRT selama Maret sebesar 39,45%, terjadi pada tahun lalu. Sedangkan penurunan terdalam AMRT dalam periode tersebut pada 2021, yang sebesar 11,76%.

Selain AMRT, saham emiten menara telekomunikasi PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) juga punya rekam jejak yang lumayan selama Maret. Rerata return saham TOWR pada bulan itu dalam periode 2013-2022 sebesar 1,13%.

Tingkat probabilitas saham TOWR untuk naik selama Maret sebesar 60%, 6 kali menguat dan 4 kali melemah.

Bersama AMRT dan TOWR, saham big cap lainnya juga memiliki rapor yang terbilang oke, seperti emiten farmasi PT Kalbe Farma Tbk (KLBF), emiten alat berat dan kontraktor tambang PT United Tractors Tbk (UNTR), dan emiten investasi PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG). (Lihat tabel di bawah ini).

Catatan saja, seasonality berpedoman pada kinerja masa lalu dan tidak serta merta mencerminkan kinerja masa depan. Karena itu, informasi di atas sebaiknya hanya digunakan sebagai pedoman awal untuk berinvestasi, selain investor perlu melihat faktor dan melakukan analisis lainnya.
Di samping itu, investor perlu memahami iklim berinvestasi saat ini yang masih dibayangi kondisi makro, salah satunya soal kenaikan suku bunga, seperti telah disebut dalam paragraf di atas.

Pada Maret, pelaku pasar akan kembali menunggu keputusan The Fed soal suku bunga. Lagi-lagi, perang terhadap inflasi yang meninggi di Negeri Paman Sam masih belum usai.

Dari dalam negeri, investor juga akan melihat bagaimana Bank Indonesia (BI) mengantisipasi sekaligus mengimbangi langkah The Fed soal suku bunga.
Informasi saja, The Fed akan mengumumkan hasil rapat FOMC pada 23 Maret 2023. Sementara, BI mem hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) lebih cepat dari Jerome Powell cs, pada 16 Maret 2023.

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research, divisi penelitian CNBC Indonesia. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau aset sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]


[-]

-

Kurang Laris & Belum Penuhi Modal Inti, Kemana Arah BABP?
(pap/pap)

Sentimen: positif (88.9%)