Sentimen
Netral (88%)
22 Feb 2023 : 22.36
Informasi Tambahan

Event: vaksinasi

Kasus: covid-19

Tokoh Terkait

Alasan Vaksin AstraZeneca dan J&J di Eropa Hanya untuk Lansia

23 Feb 2023 : 05.36 Views 1

CNNindonesia.com CNNindonesia.com Jenis Media: Tekno

Alasan Vaksin AstraZeneca dan J&J di Eropa Hanya untuk Lansia
Jakarta, CNN Indonesia --

Pemerintah memutuskan untuk menghentikan penggunaan vaksin AstraZeneca, khususnya pada produksi (batch) CTMAV547. Kebijakan itu muncul setelah seorang warga Jakarta meninggalnya Trio Fauqi Virdaus (22) pasca menerima vaksin Covid-19 itu.

Pemerintah belum mengeluarkan kesimpulan mengenai insiden itu. Pemerintah mengklaim tengah melakukan investigasi menyeluruh untuk mengetahui secara pasti penyebab meninggalnya Trio.

Di beberapa negara, vaksin AstraZeneca ternyata tidak diperuntukan untuk orang berusia di bawah 50 tahun. Seperti di Australia misalnya yang menetapkan vaksin itu hanya boleh diberikan kepada warga di atas 50 tahun.

-

-

Negara seperti Italia dan Perancis juga memutuskan vaksin AstraZeneca untuk orang di atas 55 tahun. Bahkan, Belgia memutuskan untuk tidak menggunakan vaksin tersebut.

Melansir ABC News, faktor yang membuat beberapa negara memilik memberikan vaksin AstraZeneca kepada orang di atas 50 tahun terkait dengan penyakit baru yang langka berupa penggumpalan darah.

Risiko penggumpalan darah sebenarnya telah dikaitkan dengan vaksin oleh beberapa badan medis, tetapi risiko itu terjadi dalam kasus individu sangat kecil. Penyakit baru yang langka yang menyebabkan ketakutan itu diberi nama Trombosis dengan Sindrom Trombositopenia atau TTS.

TTS adalah ketika seseorang mengembangkan bekuan darah dengan jumlah trombosit dalam darahnya yang turun. Saat ini, kondisi tersebut terlihat pada sebagian kecil orang yang menerima vaksin AstraZeneca di Eropa dan satu orang di Australia juga diduga mengembangkan TTS setelah mendapat suntikan.

Penelitian menunjukkan TTS mempengaruhi empat hingga enam orang per satu juta vaksinasi, atau di suatu tempat di dunia satu dari setiap 200.000 orang.

Ahli mengatakan sekitar 25 persen orang yang mengembangkan TTS meninggal, yang berarti pada tingkat saat ini, kira-kira satu orang per 800.000 yang diberi vaksin AstraZeneca diperkirakan meninggal karena TTS.

Otoritas medis Australia menyebut sindrom langka itu kemungkinan besar merupakan bentuk dari respons imun, maka kemungkinan besar penyakit itu mempengaruhi orang muda dengan sistem kekebalan yang 'kuat'.

Kasus Vaksin AstraZeneca dan Johnson & Johnson BACA HALAMAN BERIKUTNYA

Sentimen: netral (88.6%)