Zulkifli Hasan mengaku tidak pernah bercita-cita menjadi menteri perdagangan (mendag). Meski begitu, ia yakin dengan latar belakangnya ia dapat menyelesaikan persoalan yang tidak mudah.

"Saya kan enggak pernah bercita-cita menjadi menteri perdagangan. Tidak berpikir dan tidak tahu. Tapi dengan background yang saya punya, saya sudah menekuni ritel, distribusi sebelum masuk politik... saya yakini persoalan-persoalan yang tidak mudah diselesaikan saya bisa selesaikan," kata pria yang akrab disapa Zulhas ini dalam siaran wawancara khusus dengan CNN Indonesia TV, Kamis (23/6).

Ia mengungkapkan Presiden Joko Widodo yang menugaskannya untuk menangani masalah minyak goreng yang tak kunjung selesai setelah berbulan-bulan.

-

-

Kini, tanggung jawab utamanya adalah menjaga ketersediaan pangan, memastikan harga terjangkau dan fokus menyelesaikan masalah minyak goreng.

"Presiden menilai yang tepat itu Zulkifli Hasan. Ya sudah penugasan, kalau untuk penugasan untuk apa-apa kita siap," ucapnya.

Walaupun ada pesimisme di kalangan publik yang tidak yakin ia bisa menangani masalah minyak goreng, ia percaya bahwa ia dapat membuktikannya dengan hasil kerja selama sebulan ke depan.

"Apakah Zulkifli Hasan bisa kerja atau tidak kelihatan, saya akan jawab dengan bekerja saja, karena kalau begini saya jawab dengan bekerja buktikan hasilnya seperti apa. Publik yang menilai," tuturnya.

Sebelumnya, Zulkifli percaya diri bisa menekan harga minyak goreng curah jadi Rp14 ribu per liter dalam dua minggu ke depan. Keyakinannya didasarkan pada sejumlah upaya yang kini sudah dilakukan Kementerian Perdagangan, salah satunya melaksanakan Program Minyak Goreng Rakyat.

Ia mengklaim saat ini lewat program itu, harga komoditas itu di Jakarta sudah stabil sesuai harga eceran tertinggi (HET). Bahkan, ia menyebut pasokan minyak goreng curah sudah berlimpah.

"Saya yakin dalam dua minggu akan stabil. Walaupun target saya satu bulan, tapi dua minggu ini sudah tidak ada yang ribut," ujarnya kepada wartawan di Pasar Klender, Jakarta Timur, beberapa waktu lalu.

[-]