Sentimen
Negatif (99%)
19 Feb 2023 : 15.59
Informasi Tambahan

Kasus: covid-19, pengangguran

Tokoh Terkait

Ekonomi 'Gelap' Masih Membayangi, Harga Minyak Jatuh Lagi

19 Feb 2023 : 15.59 Views 1

CNBCindonesia.com CNBCindonesia.com Jenis Media: Ekonomi

Ekonomi 'Gelap' Masih Membayangi, Harga Minyak Jatuh Lagi

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak mentah dunia pekan ini terpantau mengalami penurunan. Tekanan ekonomi karena sinyal-sinyal 'menakutkan' dari ekonomi Amerika Serikat (AS) termasuk The Fed turut membebaninya. Di tambah lagi, prospek pemulihan ekonomi China.

Pekan ini, harga minyak kontrak jenis Brent terpantau turun 3,92% secara point-to-point (ptp) ke US$ 83 per barel, sementara dalam sebulan harganya melemah 1,76%, dan jatuh 3,39% setahun. Sedangkan untuk minyak kontrak jenis light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) terpantau ambles 4,24% sepekan, turun 3,21 sebulan, dan melemah 5,31% setahun.

Sepanjang pekan ini, kedua jenis minyak mentah dunia ini tercatat hanya sekali menguat tepatnya pada perdagangan awal pekan, itupun tak mencapai 1% untuk jenis WTI dan hanya naik tipis 0,25% untuk jenis Brent. Selanjutnya, harga minyak mentah ambruk 4 hari beruntun.

-

-

Dengan ini, patokan Brent telah berayun dalam kisaran US$ 80- US$ 90 per barel selama enam minggu terakhir, sementara WTI berkisar antara US$ 72 dan US$ 83 sejak Desember.

Jatuhnya harga minyak dunia masih saja dipicu oleh kekhawatiran ekonomi dunia akibat kenaikan suku bunga yang belum menunjukan tanda-tanda berakhir sehingga bakal memperlambat ekonomi dan memangkas permintaan minyak.

Pejabat Federal Reserve mengatakan bank sentral AS perlu mempertahankankenaikan suku bungasecara bertahap untukmelawaninflasi.

Inflasi AS mencapai 6,4% (year on year/yoy) pada Januari 2023. Inflasi jauh di atas ekspektasi pasar yang berada di 6-6,2%.Daya pengangguran AS juga menunjukkan pasar tenaga kerja masih panas.

Indeks Harga Produsen AS juga menguat 0,7% (month to month/mtm) pada Januari 2023, jauh di atas ekspektasi pasar (0,4%).

Sebelumnya, pasar melihat The Fed akan menaikkan suku bunga satu kali lagi pada Maret. Data terbaru dari perangkat FedWatch milik CME Group menunjukkan pasar melihat Jerome Powell dkk akan menaikkan suku bunga 3 kali lagi hingga menjadi 5,25% - 5,5%.

Artinya, ekspektasi tersebut lebih tinggi dari proyeksi The Fed 5% - 5,25%. Bukan tanpa alasan, Powell yang merupakan ketua The Fed sebelumya menyatakan suku bunga bisa lebih tinggi dari proyeksi jika inflasi kembali naik.

Semakin tinggi suku bunga, maka risiko resesi di Amerika Serikat akan semakin meningkat, dan dunia berisiko terserat begitupun permintaan minyak dunia ikut jadi korban sehingga harganya kian terpangkas.

Sementara, prospek pemulihan permintaan China telah berkontribusi pada sentimen bullish.China akan menyumbang hampir setengah dari pertumbuhan permintaan minyak mentah dunia setelah melonggarkan pembatasan Covid-19, menurut Badan Energi Internasional (IEA).

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

-

AS Ingin Jual Cadangan Minyak, Cuannya Buat Investasi EV
(aum/aum)

Sentimen: negatif (99.7%)