Aktor Ben Affleck menyebut bahwa masa-masa proses syuting film Justice League merupakan masa terburuk dalam hidupnya.

Diberitakan dari The Hollywood Reporter, pengakuan Ben Affleck disampaikan saat sesi wawancara dengan Los Angeles Times yang diunggah online pada Jumat (7/1) waktu Amerika Serikat.

"Justice League benar-benar menjadi titik nadir bagi saya. (Proses syuting) itu menjadi pengalaman yang buruk karena berbenturan dengan banyak peristiwa," ungkap Affleck, yang di film tersebut memerankan Batman.

-

-

Ia kemudian menyebutkan rentetan permasalahan yang melanda selama proses syuting Justice League.

Beberapa masalah berkaitan dengan kehidupan pribadinya, perceraiannya dengan Jennifer Garner, tuntutan agenda yang tak kunjung henti, hingga mundurnya Zack Snyder dari posisi sutradara yang kemudian digantikan oleh Joss Whedon.

Pergantian tersebut mengharuskan Affleck melakukan syuting ulang dan menambah kekalutannya kala itu.

"(Masa-masa) itu menjadi pengalaman terburuk. Sangat mengerikan. Itu adalah segala hal yang tidak saya sukai dari (syuting) ini," kata Affleck.

"Itu menjadi momen di mana saya berkata, 'saya tidak akan melakukan ini lagi.' Ini bahkan bukan soal, (film) Justice League sangat buruk. Karena, ini bisa menjadi apapun," lanjutnya.

Justice League merupakan salah satu film DC dengan ulasan buruk. Di IMDb, Justice League mendapat nilai 6.1/10. Di Rotten Tomatoes, film tersebut mendapat 40 persen Tomattoeter dan 79 persen audience score.

Ben Affleck memerankan karakter Batman di dua film DC Extended Universe (DCEU), yaitu Batman v Superman (2016) dan Justice League (2017). Ia seharusnya melanjutkan perannya sebagai Bruce Wayne dan menjadi sutradara untuk film The Batman, namun memutuskan untuk mengundurkan diri pada tahun 2017.

Robert Pattinson kemudian didapuk sebagai penerus Batman dan Matt Reeves ditunjuk untuk mengisi kursi sutradara. Ben Affleck sendiri dikabarkan akan kembali tampil sebagai Batman untuk film The Flash yang tayang November nanti.

[-]