Sentimen
Negatif (100%)
15 Feb 2023 : 20.33
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Shanghai

Tokoh Terkait

Inflasi AS Masih Panas, Bursa Asia Kembali Tak Berdarah

15 Feb 2023 : 20.33 Views 1

CNBCindonesia.com CNBCindonesia.com Jenis Media: Ekonomi

Inflasi AS Masih Panas, Bursa Asia Kembali Tak Berdarah

Jakarta, CNBC Indonesia - Mayoritas bursa Asia-Pasifik dibuka terkoreksi pada perdagangan Rabu (15/2/2023), setelah dirilisnya data inflasi Amerika Serikat (AS) yang lebih panas dari perkiraan pasar.

Per pukul 08:30 WIB, indeks Nikkei 225 Jepang naik tipis 0,04% dan Shanghai Composite China juga naik tipis 0,01%. Ada kecenderungan bahwa keduanya dapat terkoreksi.

Sedangkan untuk indeks Hang Seng Hong Kong turun 0,11%, Straits Times Singapura melemah 0,4%, ASX 200 Australia merosot 1,03%, dan KOSPI Korea Selatan terkoreksi 0,62%.

-

-

Pergerakan bursa Asia-Pasifik pada hari ini cenderung kembali mengikuti pergerakan bursa saham AS, Wall Street kemarin yang secara mayoritas ditutup melemah

Indeks Dow Jones ditutup melemah 0,46% dan S&P 500 turun tipis 0,03%. Namun, indeks Nasdaq Composite ditutup menguat 0,57%.

Sementara itu, imbal hasil (yield) Treasury AS berdetak lebih tinggi, di mana yield Treasury AS tenor 6 bulan ditutup pada 5,02% dan berada di atas 5% untuk pertama kalinya sejak Juli 2007.

Hasil inflasi yang sangat tinggi membuat saham kembali tergelincir. Inflasi AS pada periode Januari 2023 tercatat tumbuh 6,4% (year-on-year/yoy), lebih rendah dari bulan sebelumnya. Namun di atas ekspektasi pasar yakni 6,2% (yoy).

Selain itu, laporan bulan Desember direvisi untuk menunjukkan sedikit kenaikan, bukan penurunan.

"Meskipun tidak ada kejutan besar dalam pembacaan CPI hari ini, ini adalah pengingat bahwa sementara inflasi telah mencapai puncaknya, mungkin perlu beberapa saat sebelum kita melihatnya moderat ke tingkat normal," kata Mike Loewengart, kepala konstruksi model portofolio di Morgan Stanley Global Investment.

Hal ini membuat goyah keyakinan para pelaku pasar bahwa bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) akan mengambil jeda dalam menaikkan suku bunga.

Sebelumnya, pasar melihat bahwa The Fed akan menaikkan suku bunga satu kali lagi pada Maret. Data terbaru dari perangkat FedWatch milik CME Group menunjukkan pasar melihat Jerome Powell dkk akan menaikkan suku bunga 3 kali lagi hingga menjadi 5,25% - 5,5%.

Artinya, ekspektasi tersebut lebih tinggi dari proyeksi The Fed 5% - 5,25%. Bukan tanpa alasan, Powell yang merupakan ketua The Fed sebelumya menyatakan suku bunga bisa lebih tinggi dari proyeksi jika inflasi kembali naik.

Padahal sebelum pembacaan inflasi AS, pelaku pasar percaya bahwa kenaikan suku bunga The Fed akan terhenti pada pertemuan Juni nanti.

Namun, data tenaga kerja AS yang masih cukup kuat dan inflasi yang masih berada jauh di atas target The Fed di 2%, membuat bank sentral paling powerful di dunia tersebut masih belum akan mengubah sikapnya menjadi dovish, meski sebelumnya The Fed sudah memberikan 'kode' bahwa inflasi sudah mencapai puncaknya.

Hal ini yang membuat aset ekuitas berpotensi terkoreksi karena akan ada penyesuaian ekspektasi pasar terhadap kenaikan suku bunga.

Asal tahu saja, kenaikan suku bunga bakal membuat ekonomi semakin melambat bahkan jatuh ke jurang resesi.

CNBC INDONESIA RESEARCH


[-]

-

Sinyal Nggak Enak Buat IHSG Nih... Bursa Asia Loyo Lagi
(chd/chd)

Sentimen: negatif (100%)