Paling Rendah di ASEAN, Tingkat Literasi Digital RI Cuma 62%
CNBCindonesia.com Jenis Media: Tekno
Jakarta, CNBC Indonesia-Ekonom Senior INDEFAviliani menyebut tingkat literasi digital di Indonesia hanya sebesar 62%. Jumlah tersebut paling rendah jika dibandingkan negara di ASEAN lainnya yang rata-rata mencapai 70%.
"Masyarakat Indonesia kalau kita lihat literasi (digital)-nya baru 62%. Negara di Korea sudah 97%. Rata-rata di ASEAN sudah 70%. Jadi, memang tingkat literasi digital kita masih rendah," ungkap dia dalam CNBC Indonesia Tech & Telco Outlook 2023, Selasa (14/2/2023).
Oleh karena itu lanjutnya, diperlukan percepatan untuk mengejar tingkat literasi digital di Indonesia baik bagi mereka yang masih sekolah maupun yang sudah dewasa.
Hal ini perlu dilakukan guna mendorong masyarakat terhindar dari segala jenis bentuk penipuan berbau teknologi dan bisa lebih siap menghadapi era yang serba digital ke depan.
"Itu yang menurut saya harus dilakukan supaya jangan nanti dengan adanya era digitalisasi ini justru kerugian cukup banyak. Orang investasi bodong gara-gara digital. Kemudian transaksi juga ketinggalan. Akhirnya orang ini tidak bisa ikut serta dalam digitalisasi," kata dia.
Dalam kesempatan yang sama Dirjen Aplikasi Informatika Kominfo Semuel Abrijani Pangerapan juga menyebut bahwa posisi masyarakat Indonesia dalam literasi digital berada di rata-rata angka 3,54 dari indeks 1-5. Angka posisi itu meliputi digital skill, digital safety, digital cultur, dan digital etic.
Menurut dia, dari empat pilar literasi digital tersebut, digital safety menjadi yang terendah. Hal ini juga terlihat dari banyaknya masyarakat yang mudah menjadi korban kejahatan digital.
"Ini yang kita ingin push. Target kita di tahun ini akan menitikberatkan pada digitalsafety.How tobecome safety when you are online. Ini yang kita inginkan," ungkap dia.
Sementara itu dalam meningkatkan literasi digital tersebut, Samuel mengungkapkan dibutuhkan kerja sama dari semua pihak. Mulai dari pemerintah, sektor industri, hingga masyarakat sebagai pengguna.
Adapun saat ini sudah ada lebih dari 120 organisasi yang terlibat dalam Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD).
"Literasi digital tidak bisa distop dan harus selalu bergulir karena selalu ada hal baru yang perlu diberitahu kepada masyarakat. Literasi tidak bisa menjadi tanggung jawab pemerintah saja. Kalau literasi digital berhasil, industri akan memiliki smart konsumen. Smart konsumen akan bisa meningkatkan bisnisnya," pungkas Samuel.
[-]
-
Dibayangi PHK, Kominfo Ungkap "Kekuatan" Digitalisasi RI(dpu/dpu)
Sentimen: netral (47.1%)