Sentimen
Informasi Tambahan
Brand/Merek: Toyota, Honda
BUMN: PT Pertamina
Grup Musik: APRIL
Kab/Kota: bandung, Surabaya, Bekasi, Ancol, Ambon, Palembang
Tokoh Terkait
Penjualan Mobil Moncer, Cari Cuan Bisa Pantau Saham AMFG
CNBCindonesia.com Jenis Media: Ekonomi
Jakarta, CNBC Indonesia - Sepanjang tahun 2022 penjualan kendaraan roda empat atau lebih di Indonesia tembus 1 juta unit, naik hingga 18% dibanding periode sebelumnya.
Angka retail atau penjualan dealer ke konsumen pada tahun 2022 tembus 1.048.040 berdasarkan data ASEAN Automotive Federation (AAF). Hasil ini melebihi target yang sebelumnya ditetapkan Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) sebesar 960 ribu unit.
Kenaikan penjualan kendaraan roda empat ini pun mendorong kinerja dari salah satu perusahaan kaca mobil PT Asahimas Flat Glass Tbk (AMFG).
Selain informasi positif kenaikan penjualan mobil tahun 2022, ternyata AMFG terbilang saham dengan harga yang undervalued.
Pada perdagangan Jumat (10/02/2023) AMFG ditutup pada harga Rp5.400 dengan saham beredar 434juta dan market cap Rp2,34 triliun.
Mari intip valuasi dan kinerja dari AMFG
Valuasi AMFG
Rasio Keuangan
BV
8.887
PBV
0,61
GPM
26,29%
NPM
13,07%
ROE
18,64%
ROA
9,53%
DER
95,62%
CR
6,34%
Harga per 10/02/2023
5.400
Secara nilai buku perseroan atau Book Value (BV) AMFG bernilai Rp8.887 sedangkan harga saham pada penutupan perdagangan 10/02/2023 berada di Rp5.400. Hal ini menandakan bahwa harga saham AMFG masih murah alias undervalued.
Dibuktikan juga secara Price Book Value (PBV) berada di bawah angka 1. AMFG berada di angka 0,61, dimana menurut para investor jika PBV dibawah 1 berarti harga saham tersebut amat murah.
Secara Gross Profit Margin (GPM) untuk perbandingan penjualan dikurangi harga pokok penjualan, AMFG berada di angka 26,29%. Angka tersebut bisa terbilang tidak cukup buruk. Semakin tinggi GPM semakin menunjukkan ada efisiensi pada harga pokok produksi agar keuntungannya dalam menjual suatu barang atau jasa lebih besar lagi.
Jika dilihat dari Net Profit Margin (NPM) dimana rasio ini untuk mengetahui persentase laba bersih yang didapat setelah dikurangi pajak, AMFG berada di angka 13,07%. Angka ini bisa dibilang cukup baik karena berada di atas 10%. Dimana NPM di atas 10% terbilang baik. Semakin besar NPM, maka kinerja perusahaan akan semakin produktif, sehingga akan meningkatkan kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya pada perusahaan.
Jika dilihat dari kemampuan menghasilkan laba dari pemanfaat modal atau Return on Equity (ROE) AMFG berada di angka 18,64%. Angka ini sudah diatas ROE yang baik di 8,32%. Hal ini menandakan bahwa AMFG cukup baik dalam mengelola modal untuk menghasilkan laba.
Lanjut secara Return on Asset (ROA) untuk mengukur kemampuan menghasilkan laba dari pemanfaat aset, AMFG berada di angka 9,53%. Angka ini juga terbilang baik, di atas kategori ROA yang baik di angka 5,98%. Hal ini menandakan AMFG mampu mengelola aset-asetnya dengan baik untuk menghasilkan laba.
Kemudian jika dilihat dari Debt to Equity Ratio (DER) AMFG berada di angka 95,62%. Angka ini cukup baik, masih di bawah 100%. Dimana jika DER masih di bawah 100% maka kondisi perusahaan masuk dalam kategori sehat atau baik. Kemampuan membayar hutang dengan modalnya cukup baik.
Terakhir melihat dari sisi Cash Ratio (CR) untuk mengevaluasi tingkat likuiditas perusahaan dan mengukur kemampuan perusahaan dalam melunasi hutang jangka pendeknya. AMFG berada di angka yang tidak cukup baik di 6,34%. CR yang baik berada di angka 100%, sedangkan AMFG cukup jauh dari angka 100%.
Foto: Public Expose PT Asahimas Flat Glass Tbk (AMFG)Menariknya pada periode 30 September 2022 penjualan AMFG meningkat 18,52% diikuti dengan marginnya yang meningkat. Jika dilihat pada periode 30 September 2021 marginnya 22,03% sedangkan per 30 September 2022 marginnya 26,29%. Secara laba bersih per 30 September 2022 meningkat 129,71% dari periode 30 September 2021.
Foto: Public Expose PT Asahimas Flat Glass Tbk (AMFG)Jika dilihat dari laporan arus kas AMFG menurun 18,39% dari September 2021 ke September 2022.
Penurunan arus kas dikarenakan peningkatan pada arus kas aktivitas investasi akibat dari perolehan aset tetap meningkat.
Selain itu dalam arus kas aktivitas pendanaan juga terdapat pembayaran dividen kepada pemegang saham sebesar Rp 34 milyar atau sebesar Rp80 per saham.
Siapa pesaing AMFG dalam bisnis perkacaan?
Pesaing AMFG
Perusahaan kaca lainnya adalah PT Mulia Industrindo Tbk (MLIA).
MLIA perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan atas hasil produksi entitas anak yaitu PT Muliaglass. Dimana PT Muliaglass bergerak di bidang industri kaca dengan kaca lembaran, glass block, kemasan kaca, dan kaca pengaman otomotif sebagai hasil produksinya.
Secara valuasi siapakah yang paling unggul? Mari lihat dari rasio keuangan para emiten produsen kaca ini.
Rasio Keuangan
Uraian
AMFG
MLIA
BV
8.887
621
PBV
0,61
0,93
NPM
13,07%
18,24%
ROE
18,64%
22,76%
ROA
9,53%
14,17%
DER
95,62%
60,61%
CR
6,34%
69,98%
Harga per 10/02/2023
5.400
580
Secara nilai buku atau Book Value (BV) AMFG dan MLIA sama-sama murah karena kedua harga sahamnya masih berada di bawah harga wajarnya.
Terlihat juga dalam Price Book Value (PBV) masih di bawah 1.
Secara Net Profit Margin (NPM), MLIA lebih unggul dibandingkan dengan AMFG dengan angka 18,24%. Hal ini menandakan bahwa laba bersih MLIA lebih tinggi dibandingkan AMFG.
Kemudian kemampuan mengelola modal dalam mendapatkan laba atau Return on Equity (ROE), MLIA kembali unggul dengan 22,76%.
Kembali unggul, Return on Asset (ROA) MLIA berada di angka 14,17%. Hal ini menandakan kemampuan mengelola aset untuk menghasilkan laba lebih baik dibandingkan AMFG.
Unggul lagi dalam Debt to Equity Ratio (DER), MLIA berada di angka lebih rendah dibandingkan AMFG yang berada di angka 60,61% sedangkan AMFG berada di 95,62%. Semakin rendah semakin baik karena porsi modal dan hutang jauh lebih besar modal.
Secara Cash Ratio (CR) MLIA kembali unggul dengan angka 69,98%. Hal ini berbanding jauh dengan AMFG hanya 6,34%. Tingkat likuiditas MLIA cukup baik untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam melunasi hutang jangka pendeknya.
Namun dari keunggulan MLIA dari AMFG. Ada satu kekurangan dari MLIA yaitu tidak rajin membagikan dividen. Sedangkan AMFG terpantau rajin membagikan dividen. Bahkan hingga periode 2022 AMFG masih membagikan dividen sebesar Rp80 per saham yang cum date pada 24 Juni 2022 dan pembayarannya pada 19 Juli 2022.
Bisnis AMFG
PT. Asahimas Flat Glass Tbk(AMFG)bergerak di industri kaca, ekspor impor, dan sertifikasi mutu kaca. Produk perusahaan adalah kaca lembaran termasuk Mirror Glass dan Safety Glass termasuk Automotive Glass atau kaca otomotif. Operasi komersial perusahaan dimulai pada bulan April 1973.
Asahi Glass Co. Ltd, produsen kaca terkemuka di dunia didirikan oleh Mr. Iwasaki Toshiya yang pada akhirnya memutuskan untuk mengambil tantangan produksi kaca datar domestik di awal 1900.
Pencarian dimulai dengan sebuah situs pabrik baru bisa menawarkan transportasi air yang nyaman dan ruang untuk berkembang. Pada akhirnya, Amagasaki Hyogo, dipilih sebagai lokasi untuk pabrik baru. Tanah yang diperoleh pada Agustus 1907 menjadi tempat Lokasi Amagasaki, di mana Asahi Glass Lahir. Pada 1970-an. Setelah Asahi Glass Co. Ltd berhasil mendirikan pabrik di Thailand, Asahi Glass Co. Ltd mendirikan Asahimas Flat Glass perusahaan Penanaman Modal Asing (PMA) bersama sama dengan PT. Rodamas yang didirikan oleh pedagang Mr. Tang Siong Kie.
PT Rodamas merupakan komunitas domestik terkemuka kelompok usaha swasta yang memiliki minat pada produk industri dan konsumen. Ide untuk menggabungkan keahlian teknis dengan teknologi antara Rodamas dan Asahi Glass akhirnya menghasilkan pemahaman kokoh terhadap pasar lokal baik dari segi strategis maupun kemitraan yang membuat Asahimas pelopor kaca di negeri ini.
Kemudian ada beberapa orderan proyek gedung yang belum lama diselesaikan oleh AMFG.
Beberapa proyek gedung baru 2021 - 2022 yang menggunakan yang menggunakan kaca perseroan:
Kejaksaan Agung Office, Jakarta KAI (Kereta Api Indonesia) Office, Bekasi Sakura Garden City Apartment, Jakarta Fatmawati City Apartement, Jakarta Arumaya Residence, Jakarta The Smith Apartment, Jakarta South Quarter Residence, Jakarta Universitas Achmad Yani, Bandung Samara Suites, Jakarta OJK Office (Surabaya, Palembang & Ambon) Kensington Office, Jakarta Grand Sungkono Lagoon (Caspian Tower), Surabaya Graha Pertamina Office, JakartaDiketahui untuk jaringan pemasaran kaca lembaran terutama untuk gedung sudah tersebar di kota-kota besar diseluruh Indonesia. Bahkan bukan hanya di Indonesia saja, di luar negeri juga terdapat jaringan pemasaran AMFG yang berada di Singapore, Sales Office AGC Asia Pasific Pte., Ltd. (AAP).
Diketahui AMFG melakukan eskpor ke ke negara-negara Asia Pasifik seperti Singapura, Malaysia, Vietnam, Thailand, Filipina, Jepang, China, India, Pakistan, Australia, dan Selandia Baru. Perusahaan ini juga melakukan ekspor ke Amerika Serikat, Belgia, Italia, dan Brasil.
Selain kaca lembaran untuk gedung, AMFG juga menyediakan kaca untuk otomotif.
Jika dilihat dari public expose AMFG bahwa perseroan telah memiliki pelanggan tetap dalam penggunaan kaca otomotif untuk beberapa klien-klien besar seperti Toyota, Honda, Hitachi dan lain-lain.
Dalam jaringan pemasaran domestik kaca otomotif AMFG terpantau terdapat 8 dealers dan 12 sub dealers. Sedangkan jaringan pemasaran ekspor kaca otomotifnya ada beberapa negara tujuan yaitu USA, Brazil, Belgium, Italy, Pakistan, China, Japan, Vietnam, Thailand, Philippine, Malaysia dan Singapore.
Lalu apakah bisnis AMFG masih dibutuhkan dalam jangka panjang?
Mari lanjut melihat prospek bisnis dari AMFG.
Prospek Bisnis AMFG
Foto: ASEAN Automotive Federation (AAF)Berdasarkan data dari ASEAN Automotive Federation (AAF) bahwa Indonesia menjadi tingkat pertama dalam penjualan mobil di Asia Tenggara untuk tahun 2022. Dimana Indonesia berada diangka penjualan 1.048.040 unit mengalahkan 6 negara di asia lainnya.
Diketahui pula bahwa sebanyak 90% dari total produk kaca otomotif AMFG sebesar 1,3 juta unit digunakan industri otomotif dalam negeri.
Kenaikan penjualan mobil ini tentu menjadi penopang pendapatan kaca otomotif AMFG yang akan menjadi kinerja positif untuk laporan keuangan AMFG.
Seperti diketahui AMFG memiliki klien-klien otomotif besar seperti yang disebutkan di bisnis AMFG diatas, hal ini tentunya juga akan menopang kinerja AMFG dalam konstribusi kaca di sektor otomotif.
Selain kaca otomotif, AMFG juga terus memperkuat penjualan kaca lembaran. Perusahaan ini pun tengah mempelajari berbagai kemungkinan untuk memasok produk kaca lembaran ke proyek-proyek gedung atau bangunan di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.
Dimana IKN dibangun dengan orientasi Smart City Green Building. Infrastruktur di IKN membutuhkan produk kaca lembaran bernilai tambah yang mana AMFG telah memilikinya.
Hal menarik lainnya AMFG masih melanjutkan pemasaran dalam penjualan aset tanah eks pabrik AMFG di ancol. Jika aset tanah tersebut berhasil terjual pastinya akan menambah laba pada AMFG atas penjualan aset tersebut.
Yang mungkin perlu dikhawatirkan adalah salah satunya adalah jika perseroan sudah tidak menerima subsidi dari pemerintah. Diketahui bahwa AMFG adalah salah satu industri yang mendapatkan harga gas sekitar USD6.
Namun management mengatakan dalam public expose bahwa akan memperjuangkan kepada pihak pemerintah agar perseroan ataupun industri-industri di Indonesia mendapatkan harga gas yang kompetitif untuk mempertahankan daya saing industri untuk pasar domestik maupun ekspor.
Selain itu ada wacana kenaikan gas USD7, management juga menanggapi bahwa perseroan berharap dapat menyesuaikan harga dengan kenaikan harga gas dan terus melakukan efisiensi baik operasional maupun lainnya serta meningkatkan layanan pelanggan.
Tantangan lainnya juga jika terjadi pelemahan pada rupiah, dimana AMFG terdapat pinjaman mata uang asing. Management pun menanggapi bahwa perseroan melakukan atau meminimalisasi resiko tersebut dengan mencoba meningkatkan komposisi penjualan ekspor dan melakukan hedging sesuai dengan aturan Bank Indonesia.
Informasi tambahan bahwa tahun 2023 Jakarta akan punya tujuh gedung perkantoran baru di kawasan Central Business District (CBD). Belum diketahui apakah AMFG ikut dalam konstribusi pembangunan gedung perkantoran tersebut. Diketahui bahwa rata-rata proyek gedung AMFG pada periode 2021-2022 dominan berada di wilayah Jakarta.
Jika AMFG ikut serta dalam pembangunan tersebut, tentunya akan menjadi hal positif untuk kinerja AMFG di periode 2023.
Layakkah berinvestasi di saham AMFG?
Secara valuasi AMFG terbilang murah, jika investor menilai dari nilai kewajarannya maka AMFG layak masuk dalam watchlist.
Jika melihat dari sektor bisnis, kembali lagi melihat dari sisi kinerja industri otomotif dan properti di tahun 2023 apakah meningkat atau sebaliknya. Hal ini tentu akan berpengaruh pada kinerja penjualan kaca AMFG.
Selalu pantau pertumbuhan bisnis di sektor yang menjadi pintu utama penjualan produk dari AMFG.
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
CNBC INDONESIA RESEARCH
[email protected]
[-]
-
China Buka Ekonomi, Harga Minyak Tinggi! ELSA Layak Beli?(saw/pap)
Sentimen: positif (100%)