Sentimen
Negatif (98%)
10 Feb 2023 : 02.20
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Shanghai

Kasus: zona merah, Zona Hijau

Tokoh Terkait

Bursa Asia Loyo, Tapi Hang Seng-Shanghai Malah Happy

10 Feb 2023 : 02.20 Views 1

CNBCindonesia.com CNBCindonesia.com Jenis Media: Ekonomi

Bursa Asia Loyo, Tapi Hang Seng-Shanghai Malah Happy

Jakarta, CNBC Indonesia - Mayoritas bursa Asia-Pasifik ditutup terkoreksi pada perdagangan Kamis (9/2/2023), karena investor menilai risiko lebih lanjut dari kenaikan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS) yang akan datang.

Hanya indeks Hang Seng Hong Kong dan Shanghai Composite China yang ditutup di zona hijau pada hari ini. Indeks Hang Seng ditutup melonjak 1,6% ke posisi 21.624,359 dan Shanghai berakhir melesat 1,18% menjadi 3.270,38.

Sedangkan sisanya ditutup di zona merah. Indeks Nikkei 225 Jepang ditutup turun tipis 0,08% ke 27.584,3, Straits Times Singapura terkoreksi 0,76% ke 3.362,72, ASX 200 Australia terpangkas 0,53% ke 7.490,3, KOSPI Korea Selatan juga turun tipis 0,09% ke 2.481,52, dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir terdepresiasi 0,62% menjadi 6.897,37.

-

-

Investor terus mencerna detail demi detail apa yang diutarakan oleh ketua bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed), Jerome Powell, terkait inflasi, suku bunga, dan data tenaga kerja.

Bahkan, Powell juga memberikan 'kode' kembali bahwa jika inflasi kembali meningkat, maka suku bunga bisa naik lebih tinggi dari prediksi sebelumnya.

"Kenyataannya kami bertindak berdasarkan data. Jadi jika kita terus melihat data, misalnya pasar tenaga kerja yang kuat atau inflasi yang kembali meninggi, itu akan membuat kami kembali menaikkan suku bunga dan bisa saja lebih tinggi dari yang diprediksi sebelumnya," ujar Powell.

Artinya, data inflasi AS yang akan dirilis Selasa pekan depan akan menjadi perhatian besar, sebab data tenaga kerja masih sangat kuat.

Hasil polling dari Refinitiv menujukkan inflasi berdasarkan consumer price index (CPI) tumbuh 0,5% pada Januari dari bulan sebelumnya (month-to-month/mtm). Ini berkebalikan dengan Desember 2022 yang terjadi deflasi (penurunan harga) sebesar 0,1% (mtm).

Selain itu, CPI inti juga diprediksi tumbuh 0,4% (mtm), lebih tinggi dari pertumbuhan Desember 0,3% (mtm).

Ekspektasi pasar terkait suku bunga The Fed kembali naik.

Sebelumnya berdasarkan perangkat FedWatch CME Group, pelaku pasar melihat puncak suku bunga The Fed tidak akan lebih dari 5%. Tetapi kini, ekspektasi tersebut kembali ke awal yakni 5% - 5,25%.

Bahkan, ada probabilitas sebesar 31% suku bunga The Fed berada di 5,25% - 5,5% pada Juni 2023. Probabilitas ini tentunya bisa semakin meningkat jika inflasi di AS kembali menunjukkan kenaikan.

Jika The Fed menaikkan suku bunga ke level itu, maka Amerika Serikat diprediksi akan mengalami resesi.

CNBC INDONESIA RESEARCH


[-]

-

Kabar Baik Buat IHSG, Wall Street Cerah, Bursa Asia Meroket!
(chd/chd)

Sentimen: negatif (98.4%)