Tak Siap Respons Gempa, Erdogan Blokir Twitter Ga Kuat Dimaki
CNBCindonesia.com Jenis Media: Tekno
Jakarta, CNBC Indonesia - Twitter diblokir di Turki dan menyebabkan layanan tidak dapat diakses pengguna pada Rabu (8/2) waktu setempat. Pemblokiran terjadi setelah netizen menghujani pemerintah Presiden Recep Tayyip Erdogan dengan kritik soal respons bencana gempa.
Dikutip dari AFP, Kamis (9/2/2023), diblokirnya media sosial itu karena kritik online warga Turki yang terus meningkat atas penanganan pemerintah terhadap bencana gempa yang terjadi.
Media sosial Turki dilaporkan penuhi dengan postingan orang-orang yang mengeluhkan kurangnya upaya pencarian dan penyelamatan di provinsi mereka.
Menurut wartawan AFP, ia tidak dapat mengakses jaringan media sosial di seluruh Turki. Tapi masih bisa berfungsi dengan menggunakan layanan VPN yang menyamarkan lokasi pengguna.
"Twitter telah diberitahu oleh pemerintah Turki bahwa akses akan segera diaktifkan kembali," cuit pemilik Twitter, Elon Musk.
Menurut monitor media sosial netblocks.org, menunjukan Twitter diblokir di semua pengguna.
"Langkah ini kemungkinan akan berdampak pada upaya penyelamatan masyarakat yang sedang berlangsung setelah serangkaian gempa mematikan pada hari Senin," netblocks.com memperingatkan.
Menurutnya Turki memiliki sejarah panjang terkait dengan pembatasan media sosial selama keadaan darurat nasional dan insiden keselamatan seperti saat ini.
Polisi Turki bahkan dilaporkan telah menahan 18 orang sejak gempa yang terjadi awal pekan ini atas posting media sosial yang dinilai provokatif yang mengkritik bagaimana pemerintah Presiden Recep Tayyip Erdogan menangani bencana gempa yang terjadi.
Pejabat Turki tidak merilis pernyataan segera tentang pemadaman Twitter.
Gempa berkekuatan 7,8 dan gempa susulannya menewaskan lebih dari 15.000 orang di tenggara Turki dan sebagian Suriah.
Bencana itu adalah yang paling memakan banyak korban dalam dua dekade Erdogan berkuasa, era penuh gejolak yang dilanda percobaan kudeta dan protes keras serta serangkaian gempa bumi dan banjir yang lebih kecil.
Tetapi mereka telah berulang kali mengeluarkan peringatan tentang penyebaran informasi yang salah sebelum pemilihan penting 14 Mei di mana Erdogan akan mencoba memperpanjang kekuasaannya selama dua dekade.
Pemimpin oposisi dan selebritas Turki memperingatkan bahwa ketidakhadiran Twitter mengancam akan mengganggu upaya penyelamatan dan pekerjaan bantuan kemanusiaan.
"Mari kita hentikan aib ini segera," kata pemimpin oposisi utama partai CHP sekuler Kemal Kilicdaroglu.
"Kami tahu semua yang mereka coba sembunyikan."
Sementara ketua oposisi nasionalis Partai Iyi Meral Aksener mengatakan Twitter diperlukan untuk menyampaikan kebutuhan para korban gempa.
Kedua pemimpin itu memimpin aliansi enam partai yang mencoba menyepakati satu calon presiden untuk mencalonkan diri melawan Erdogan.
[-]
-
Gaya Santai Parag Agrawal, CEO Twitter yang Dipecat Elon Musk(dem)
Sentimen: negatif (100%)