Sentimen
Negatif (72%)
9 Feb 2023 : 01.10
Informasi Tambahan

Brand/Merek: Tesla

Kab/Kota: Jati

Tokoh Terkait

Setelah Melesat 13% Kemarin, Saham NICL Merosot, Zonk?

9 Feb 2023 : 01.10 Views 1

CNBCindonesia.com CNBCindonesia.com Jenis Media: Ekonomi

Setelah Melesat 13% Kemarin, Saham NICL Merosot, Zonk?

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham emiten pertambangan nikel yakni PT PAM Mineral Tbk (NICL) tergelincir pada perdagangan sesi II Rabu (8/2/2023), setelah sempat melesat lebih dari 13% pada perdagangan Selasa kemarin.

Per pukul 13:41 WIB, saham NICL merosot 2,04% ke posisi Rp 288/saham.

Saham NICL bergerak di rentang harga Rp 280-302 dan sudah ditransaksikan sebanyak 10.606 kali dengan volume sebesar 111,38 juta lembar saham. Nilai transaksinya sudah mencapai Rp 32,2 miliar.

-

-

Adapun kapitalisasi pasarnya saat ini mencapai Rp 2,8 triliun, dengan price to earnings ratio (PER) saat ini mencapai 25,11 kali dan price to book value (PBV) saat ini mencapai 6,4 kali.

Hingga pukul 13:41 WIB, terdapat 8.798 lot antrian beli di harga Rp 288/saham pada order bid, sedangkan antrian beli terbanyak berada di harga Rp 274/saham, yakni sebanyak 112.292 dan posisi harga ini menjadi batas bawah saham NICL hari ini.

Sementara di order offer atau jual, terdapat 25.472 lot antrian di harga Rp 290/saham. Adapun antrian jual terbanyak berada di harga Rp 300/saham, sebanyak 56.245 lot antrian.

Pergerakan saham NICL dalam beberapa hari terakhir cenderung volatil, di mana setelah harganya melesat, keesokan harinya, investor langsung melepasnya dan membuat saham NICL merosot.

Meskipun volatil, tetapi dari awal tahun ini, saham NICL melonjak hampir 90%, mengalahkan emiten nikel lainnya.

Sentimen pembukaan ekonomi (reopening) China, sang eksportir komoditas manufaktur terbesar, menjadi salah satu katalis kenaikan saham-saham nikel akhir-akhir ini. Walaupun memang, dampak lanjutan terhadap masing-masing emiten bisa bervariasi.

Di lain sisi, prospek nikel juga menjadi kabar baik bagi emiten nikel, termasuk NICL. Semakin intensifnya perkembangan hulu-hilir industri nikel, bahkan adanya euforia industri baterai mobil listrik (EV), membuat komoditas nikel masih punya umur panjang.

Kabar raksasa mobil listrik asal Amerika Serikat (AS) Tesla yang akan membangun pabrik EV di RI juga menambah kabar baik untuk sektor ini.

Dalam jangka panjang, tingginya kebutuhan nikel terutama di industri manufaktur dan konstruksi juga menjadi katalis lainnya. Nikel digunakan sebagai salah satu bahan baku campuran dalam pembuatan baja anti karat (stainless steel) karena punya kemampuan menekan karat (korosi).

Menurut S&P Global, sekitar 70% produksi nikel dunia digunakan untuk pembuatan stainless steel. Sedangkan, sekitar 5% untuk komponen baterai.

Sementara, dalam jangka pendek, reopening China, sebagaimana disinggung di muka, bisa menjadi katalis positif untuk pasar nikel sebagai bahan campuran untuk memproduksi baja anti karat.

Indonesia sendiri, sebagai 'gudangnya' logam seperti nikel, tembaga hingga bauksit, memiliki keunggulan besar. Indonesia menjadi salah satu eksportir stainless steel terbesar, dengan nilai US$ 5,8 miliar per periode 11 bulan pertama 2022.

Di lain sisi, perseroan saat ini tengah melakukan kegiatan eksplorasi yang dikerjakan oleh anak usaha yaitu PT. Indrabakti Mustika di Januari 2023.

Corporate Secreatary PAM Mineral, Suhartono dalam keterangan tertulis Senin lalu menyampaikan bahwa PT Indrabakti Mustika melakukan eksplorasi Blok Afu, Cempedak, Cendana, Jati, Karematu, Pinus, Tambari, Kondole, Komia, Kolaka, Silae, Kuma, Mangrove, Bitti, Nsili-Nsili dan Longori.

Suhartono memaparkan Kegiatan eksplorasi ini menggunakan metode Full Coring dengan infill spasi 50, dan evaluasi hasil blok model exixsting drilling spasi sebelumnya 100 dan 200 dan menghasilkan 66 titik dengan kedalalaman 792 m serta menghabiskan biaya sebesar Rp 438,7 juta.

Kegiatan eksplorasi yang dilakukan NICL Blok Kartni B, BCL A, BCL B, Raisa, Syarini, Tiara (Infill Drilling, spc. 25 dan 50) dengan metode Full Coring dengan infill spasi 50 dan 25.

Selanjutnya melakukan evaluasi hasil blok model eksisting drilling spasi sebelumnya 100 dan 200 serta menghasilkan 34 titik dengan kedalaman 170 m serta menghasilkan biaya Rp 94.180.000.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.


[-]

-

Video: Koleksi Saham GOTO Usai Lock-Up Dibuka, Masih Okeh?
(chd/chd)

Sentimen: negatif (72.7%)