Dua Hari Terpuruk, Sudah Saatnya Rupiah Ngamuk!
CNBCindonesia.com Jenis Media: Ekonomi
Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah merosot melawan dolar Amerika Serikat (AS) dalam dua hari terakhir, tetapi memiliki peluang bangkit pada perdagangan Rabu (8/2/2023). Ketua bank sentral AS (The Fed), Jerome Powell yang berbicara pada Selasa waktu setempat membuat laju penguatan indeks dolar AS terhenti, sehingga membuka ruang penguatan rupiah.
Hampir sama dengan pernyataannya pasca pengumuman kebijakan moneter pekan lalu, Powell menyebut proses disinflasi sudah dimulai.
Disinflasi artinya laju kenaikan harga yang lebih rendah dari sebelumnya. Pasar melihat inflasi di Amerika Serikat sudah mencapai puncaknya, dan kini mulai dalam tren penurunan.
"Proses disinflasi, proses di mana inflasi mulai menurun sudah dimulai, dan ini dimulai dari sektor barang yang berkontribusi seperempat ke perekomian. Tetapi jalan masih panjang, dan ini baru tahap paling awal" kata Powell sebagaimana dikutip CNBC International.
Pelaku pasar langsung merespon positif dan kembali masuk ke aset-aset berisiko, terlihat dari Wall Street yang berbalik menguat. Dalam kondisi ini, rupiah tentunya akan diuntungkan.
Secara teknikal, rupiah kini kembali ke atas Rp 15.090/US$, yang akan menjadi kunci pergerakan.
Level tersebut merupakan Fibonacci Retracement 50%, yang ditarik dari titik terendah 24 Januari 2020 di Rp 13.565/US$ dan tertinggi 23 Maret 2020 di Rp 16.620/US$.
Grafik: Rupiah (USD/IDR) Harian
Foto: Refinitiv
Rupiah yang disimbolkan USD/IDR saat ini juga kembali ke atas rerata pergerakan 200 hari (moving average 200/MA 200) yang tentunya memberikan tekanan lebih besar.
Indikator Stochastic pada grafik harian yang sebelumnya berada di wilayah jenuh jual (oversold) dalam waktu yang lama, kini berbalik mendekati wilayah jenuh beli (overbought).
Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.
Grafik: Rupiah 1 Jam
Foto: Refinitiv
Dengan stockhastic yang mulai mendekati oversold, tekanan pelemahan tentunya sedikit mereda. Apalagi, stockhastic pada grafik 1 jam yang digunakan untuk memproyeksikan pergerakan harian sudah masuk wilayah oversold.
Support berada di kisaran Rp 15.115/US$ - Rp 15.090/US$, jika ditembus rupiah berpeluang menguat lebih jauh menuju RP 15.050/US$.
Sementara selama tertahan di atas support, rupiah berisiko melemah ke Rp 15.230/US$, sebelum menuju Rp 15.290/US$.
CNBC INDONESIA RESEARCH
[email protected]
[-]
-
Terkapar Lawan Dolar AS, Rupiah Dekati Level Rp 15.600/USD
(pap/pap)
Sentimen: negatif (98.8%)