Sentimen
Positif (100%)
2 Feb 2023 : 17.26
Informasi Tambahan

BUMN: BNI, Himbara

Kasus: covid-19

Tokoh Terkait

Laba Bersih BNI di 2022 Cetak Rekor Tertinggi, Ini Kuncinya

Detik.com Detik.com Jenis Media: Ekonomi

2 Feb 2023 : 17.26
Laba Bersih BNI di 2022 Cetak Rekor Tertinggi, Ini Kuncinya
Jakarta -

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) mencatat rekor pertumbuhan laba bersih di tahun 2022 yang naik 68% mencapai Rp 18,31 triliun. Capaian ini menjadi yang tertinggi sepanjang sejarah BNI beroperasi dan didukung oleh peningkatan kredit transformasi dan inovasi.

Meski masih berada di tengah ketidakpastian dan tantangan perekonomian global, BNI sebagai bagian dari industri keuangan Indonesia pun mencatat kinerja positif lainnya. Salah satunya, penyaluran kredit di sepanjang 2022 yang mencapai Rp 646,2 triliun atau tumbuh 10,9% dibandingkan 2021.

Sebelumnya pada BBNI Earnings Call FY2022 yang berlangsung Selasa (24/1), Direktur Utama BNI Royke Tumilaar mengatakan realisasi laba bersih ini lebih tinggi dari estimasi. Pihaknya melakukan penyaluran kredit secara selektif dan membuat perbaikan kualitas aset di sepanjang 2022.

-

-

Menurut Royke, BNI mencatat penurunan ratio loan at risk (LaR) BNI dari 23% menjadi 16%, serta tingkat biaya kredit (cost of credit) turun dari 3,3% menjadi 1,9% pada 2022

"Itu merupakan hasil kombinasi antara strategi pertumbuhan bisnis yang prudent, selektif. Kredit kami tumbuh 10,9% secara tahunan dengan sumber pertumbuhan dari nasabah yang tentunya berkualitas baik," ujar Royke dalam keterangan tertulis, Kamis (2/2/2023).

Lebih lanjut, Ekonom INDEF Nailul Huda menyebut kinerja positif perbankan ini tidak lepas dari pulihnya perekonomian nasional yang turut meningkatkan pertumbuhan kredit. Namun, dia tak memungkiri adanya potensi perlambatan penyaluran kredit akibat kenaikan suku bunga acuan.

Nailul mengatakan pertumbuhan kredit bisa turun ke angka 8% hingga 9%. Untuk itu, ia mengimbau pihak perbankan menyiapkan antisipasi demi tetap menjaga kinerja positif.

"Seperti BNI yang memang mencatatkan kinerja positif baik di kredit dan pertumbuhan DPK. Salah satu kuncinya adalah menjaga nilai NPL turun, sehingga risiko perbankan semakin berkurang. Semakin turun NPL, maka cost of credit-nya akan menurun. Hal ini semakin membuat biaya penyaluran kredit semakin efisien," jelas Nailul.

Sementara itu, Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Dian Ediana Rae menilai peningkatan kinerja pada perbankan di Tanah Air utamanya didorong oleh pemulihan ekonomi. Tak hanya itu, peningkatan kinerja juga dipengaruhi peningkatan permintaan kredit sebesar Rp 272,27 triliun atau 10,35%, terutama pada sektor manufaktur, perdagangan dan pertambangan.

Menurutnya, peningkatan kredit program juga memberikan dampak, antara lain terkait Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan KPR Subsidi.

"Selain itu, seiring dengan perbaikan kondisi pasca COVID-19, hal tersebut mendorong menurunnya kredit restrukturisasi, termasuk yang menggunakan stimulus COVID-19. Kondisi perbaikan tersebut berdampak pada penurunan rasio NPL Bank Himbara dari 3,19% (Desember 2021) menjadi 2,54% (Desember 2022)," ungkap Dian.

Sejalan dengan pertumbuhan kredit dan penurunan risiko kredit, tambah Dian, bank juga mengalami peningkatan fee based income dan peningkatan cost efisiensi. Hal ini didapatkan melalui proses transformasi digital yang sedang berjalan.

"Hal tersebut dengan sendirinya memberikan pengaruh terhadap peningkatan laba bank. Namun demikian, OJK akan terus mencermati perkembangan perekonomian global dan dampaknya terhadap perekonomian nasional, termasuk fungsi intermediasi dan stabilitas sistem keuangan," tuturnya.

Dia mengaku pihaknya akan mencermati perkembangan perekonomian global dan dampaknya terhadap perekonomian nasional. Hal ini dilakukan guna mendukung kinerja perbankan. Selain itu, OJK akan meminta Lembaga Jasa Keuangan (LJK) menyiapkan buffer memadai untuk memitigasi risiko yang mungkin timbul.

"OJK juga akan merespons secara proporsional perkembangan lebih lanjut dengan tetap mengedepankan stabilitas sistem keuangan serta menjaga momentum pemulihan ekonomi nasional," tegas Dian.

(akn/hns)

Sentimen: positif (100%)