Rupiah Menguat Tajam, Tembus Rp 14.850/US$!
CNBCindonesia.com Jenis Media: Ekonomi
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks dolar Amerika (AS) jeblok pada perdagangan Rabu pasca pengumuman suku bunga (The Fed). Alhasil rupiah langsung melesat 0,8% ke Rp 14.850/US$ pada pembukaan perdagangan Kamis (2/2/2023), melansir data Refinitiv. Level tersebut merupakan yang terkuat sejak 14 September lalu.
The Fed pada Rabu waktu AS atau Kamis dini hari waktu Indonesia mengumumkan kenaikan suku bunga 25 basis poin menjadi 4,5% - 4.75%.
Kenaikan tersebut sesuai dengan ekspektasi pasar, dan membuat indeks dolar AS jeblok 0,86% 101,21 yang merupakan level terendah sejak April 2022.
Pernyataan ketua The Fed, Jerome Powell, dalam konferensi pers yang membuat indeks dolar AS jeblok.
"Kami saat ini bisa mengatakan saya pikir untuk pertama kalinya proses disinflasi sudah dimulai," kata Powell.
Artinya, inflasi di Amerika Serikat sudah mencapai puncaknya, dan sedang memulai periode penurunan. Ini berarti tekanan bagi The Fed untuk menaikkan suku bunga lebih agresif lagi semakin berkurang, pelambatan ekonomi Amerika Serikat juga bisa dijaga tidak terlalu dalam, yang tentunya berdampak positif bagi dunia.
Meski demikian, Powell menegaskan saat ini masih terlalu prematur mendeklarasi kemenangan melawan inflasi.
Di sisi lain, rupiah sedang dinaungi sentimen positif.
S&P Global kemarin melaporkan purchasing managers' index (PMI) manufaktur sebesar 51,3 pada Januari, lebih tinggi dari bulan sebelumnya 50,8. Peningkatan laju ekspansi (angka di atas 50), tentunya bisa memberikan sentimen positif ke rupiah. Seperti diketahui, industri pengolahan berkontribusi sekitar 18% terhadap produk domestik bruto (PDB), terbesar berdasarkan lapangan usaha.
Sementara itu, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi tahunan pada Januari 2023 mencapai 5,28% (year-on-year), lebih rendah dari Desember 2022 yang mencapai 5,51%.
Bahkan, laju inflasi tahunan ini jauh menurun dari titik puncak inflasi pada September 2022, sebesar 5,95%.
Inflasi tinggi menjadi momok paling ditakuti banyak negara saat ini, termasuk Indonesia. Namun, data menunjukkan kenaikan harga barang tersebut mulai melandai.
Dengan inflasi yang semakin turun, daya beli masyarakat tentunya akan semakin kuat, yang bisa berdampak positif bag pertumbuhan ekonomi.
CNBC INDONESIA RESEARCH
[email protected]
[-]
-
Duh! Rupiah Balik Lagi ke Atas Rp 14.900/US$
(pap/pap)
Sentimen: negatif (76.2%)