Sentimen
Negatif (57%)
31 Jan 2023 : 23.06
Informasi Tambahan

BUMN: Perum BULOG

Kab/Kota: Senayan

Kenapa Mentan SYL Tak Diundang Rapat Beras Bareng Jokowi di Istana?

1 Feb 2023 : 06.06 Views 1

Liputan6.com Liputan6.com Jenis Media: Politik

Kenapa Mentan SYL Tak Diundang Rapat Beras Bareng Jokowi di Istana?

Liputan6.com, Jakarta - Direktur Utama (Dirut) Perum Bulog Komjen (Purn) Budi Waseso atau Buwas menjelaskan alasan mengapa Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo tidak diundang dalam rapat bersama Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait ketersediaan beras nasional di Istana Negara, Selasa (31/1).

Buwas mengatakan, hanya ada tiga kementerian dan lembaga terkait yang bertanggung jawab perihal penyaluran beras.

Sementara Kementerian Pertanian tidak termasuk di dalamnya. Hanya ada Kementerian Perdagangan (Kemendag), Bulog, dan Badan Pangan Nasional.

"Ini kan operasi yang dimaksud Pak Presiden tadi, ini bagaimana melaksanakan operasi pasar. Operasi pasar kan stabilisasinya ada di Kemendag nih. Bulog pelaksanaannya. Badan Pangan Nasional yang pegang regulasinya, itu," kata Buwas, kepada wartawan, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (31/1).

Dia pun meminta agar ketidakhadiran Mentan SYL ke Istana hari ini tak dikaitkan dengan isu apapun, termasuk wacana reshuffle yang akhir-akhir ini merebak di publik.

Menurutnya, Mentan berada di ranah produksi beras, sehingga tidak diundang ke rapat perihal penyaluran beras.

"Jadi jangan ke mana-mana pikirannya. Karena Mentan kan produksinya. Yang itu tadi kan yang diutamakan Presiden kan pendistribusiannya, ya kita bertiga yang tanggung jawab pendistribusiannya ini," tegasnya.

"Sekarang bantu saya untuk mendistribusikan itu tolong diawasi supaya target kita tercapai, tujuan negara dan masyarakat terlayani dengan baik, bisa membelikan beras dengan murah. Itu yang paling penting," sambung Buwas.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo memastikan pasokan 11 bahan dasar pangan di Indonesia aman jelang Ramadan. Ia berharap distribusi lancar sehingga tidak terjadi lonjakan harga.

Sentimen: negatif (57.1%)