Sentimen
Informasi Tambahan
Grup Musik: APRIL
Hewan: Gajah
Tokoh Terkait
Itjih Nursalim
Alert, Saham Anak Sjamsum Nursalim 6 Hari ARB! Masih Berani?
CNBCindonesia.com Jenis Media: Ekonomi
Jakarta, CNBC Indonesia - Saham emiten properti yakni PT Indonesia Prima Property Tbk (OMRE) terpantau ambles dan menyentuh batas auto reject bawah (ARB) pada perdagangan sesi I Selasa (31/1/2023).
Per pukul 10:44 WIB, saham OMRE ambles 6,47% ke posisi Rp 650/saham. Bahkan, saham CBRE sudah menyentuh ARB pada hari ini.
Saham OMRE sudah ditransaksikan sebanyak 25 kali dengan volume sebesar 60.300 lembar saham dan nilai transaksinya sudah mencapai Rp 39,2 juta. Adapun kapitalisasi pasarnya mencapai Rp 1,91 triliun.
Hingga pukul 10:44 WIB, ada 1.430 lot antrian jual di order offer pada harga Rp 650/saham. Namun di order bid atau beli, belum ada lagi antrian yang tertera, menandakan bahwa saham OMRE sudah menyentuh ARB.
Diketahui, saham OMRE sudah ambles dan menyentuh ARB selama 6 hari beruntun sejak Selasa pekan lalu. Dari perdagangan Selasa pekan lalu hingga hari ini, maka saham OMRE sudah ambles 28,96%.
Selain karena investor masih melakukan aksi profit taking,belum diketahui penyebab pasti penurunan saham OMRE dalam enam hari beruntun hingga pagi hari ini. Tetapi, sektor properti di RI yang cenderung mendatar membuat saham OMRE juga cenderung kurang bergairah.
Saham OMRE juga sempat mendapat notasi khusus X, yakni Perusahaan Tercatat memenuhi kriteria Efek Bersifat Ekuitas Dalam Pemantauan Khusus.
Namun pada 12 Januari lalu, notasi khusus tersebut akhirnya dilepas oleh Bursa Efek Indonesia (BEI), karena emiten properti tersebut dianggap telah memenuhi beberapa kriteria yang ditetapkan oleh BEI.
Dikutip dari berbagai sumber, OMRE semula bernama PT Triyasa Tamihan. Perusahaan berdiri pada 23 April 1983 dan sempat beberapa kali berganti nama.
Perubahan pertama terjadi pada 1990. Namanya menjadi PT Ometraco Realty. Barulah pada 1996 berubah nama jadi Indonesia Prima Property. Ini sekaligus mengukuhkan OMRE sebagai perusahaan tercatat di Bursa Efek Indonesia.
Sekarang, sebesar 78,24% saham OMRE dikuasai oleh First Pacific Capital Group Limited. Sisanya menjadi porsi masyarakat.
First Pacific Capital Group juga merupakan pengendali perusahaan. Belakangan diketahui, perusahaan ini bukan milik Anthoni Salim, melainkan terafiliasi dengan Grup Gajah Tunggal.
Siapa di balik First Pacific Capital justru terungkap dalam dokumen keterbukaan informasi terkait aksi borong saham OMRE 1 November kemarin. Dokumen itu ditandatangani oleh Direktur First Pacific Capital Khoo Chin Inn.
Dalam sebuah dokumen yang diperoleh CNBC Indonesia tertanggal 25 Agustus 2022, Khoo Chin Inn juga menjabat sebagai direktur di Nuri Holdings (S) Pte Ltd. Nuri Holdings merupakan pemegang 50% saham Tuan Sing Holdings Limited, perusahaan yang bergerak di bidang investasi properti.
Sementara, CEO Tuan Sing Holdings adalah William Nursalim. Ia merupakan putra dari pasangan Sjamsul Nursalim dan Itjih Nursalim yang tak lain adalah pendiri Grup Gajah Tunggal.
Berdasarkan laporan keuangan, OMRE juga memiliki penerima manfaat akhir atau ultimate beneficial owner yang sama dengan tiga perusahaan lain. Ketiganya adalah, PT Gajah Tunggal Tbk (GJTL), PT KMI Wire & Cable Tbk (KBLI) dan PT Indexim Coalindo.
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
[-]
-
Mengenal OMRE, Emiten yang Dikira Diborong Anthoni Salim(chd/chd)
Sentimen: netral (99.8%)