Dunia Masih Gonjang-Ganjing, BI Tak Ragu Intervensi Rupiah!
CNBCindonesia.com Jenis Media: Ekonomi
Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) mengungkapkan, tidak akan ragu melakukan intervensi nilai tukar rupiah jika terjadi gejolak di pasar keuangan tanah air.
Gubernur BI Perry Warjiyo mengungkapkan, saat ini gejolak ekonomi dunia masih dihadapkan dengan ketidakpastian yang tinggi.
Gejolak perekonomian global yang berdampak ke pasar keuangan di tanah air masih besar kemungkinannya bisa terjadi.
Oleh karena itu, bank sentral yang memiliki mandat menjaga stabilitas nilai tukar rupiah tak ragu akan melakukan intervensi jika volatilitas pergerakan rupiah tidak stabil.
Perry mengatakan, di masa gejolak ekonomi dunia yang masih tinggi, tidak semua permasalahan yang dihadapi bisa diatasi dengan hanya satu kebijakan saja. Oleh karena itu, inovasi juga dibutuhkan.
"Dalam kondisi normal tentu saja nilai tukar rupiah akan kami biarkan melalui mekanisme pasar," jelas Perry dalam sambutannya pada Laporan Transparansi dan Akuntabilitas Bank Indonesia (LTABI) 2022, Senin (30/1/2023).
"Tapi jika ada gejolak, Bank Indonesia tidak akan ragu melakukan intervensi stabilisasi nilai tukar rupiah," kata Perry lagi.
Berbagai terobosan dalam stabilisasi nilai tukar rupiah, kata Perry juga akan ditempuh bank sentral. Terbaru dengan mengeluarkan aturan terbaru Devisa Hasil Ekspor (DHE).
"Bank Indonesia sudah mengeluarkan peraturan Bank Indonesia untuk memobilisasi hasil devisa, pengelolaan lalu lintas devisa. Demikian juga kami melakukan twist operation," jelas Perry.
Kendati demikian, Perry optimistis perkembangan nilai tukar rupiah akan kembali menguat pada tahun ini.
Penguatan rupiah di tahun ini didorong karena faktor fundamental perekonomian Indonesia yang masih sangat baik.
Pada 2023, BI memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan tumbuh sebesar 5,1%. Bahkan, yakin pertumbuhan ekonomi bisa mencapai 5,3%, lebih tinggi dari ekonomi dunia sebesar 3%.
Adapun nilai tukar rupiah menguat tipis melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Senin (30/1/2023). Pengumuman kebijakan moneter bank sentral AS (The Fed) dan bank sentral Eropa serta Inggris, menjadi perhatian utama pekan ini.
Begitu perdagangan dibuka, rupiah langsung menguat 0,13% ke Rp 14.960/US$. Setelahnya, penguatan rupiah terpangkas menjadi 0,03% saja di Rp 14.975/US$ pada pukul 9:07 WIB.
[-]
-
Kian Terancam, Ini Dia Jurus BI Selamatkan Rupiah?
(cap/cap)
Sentimen: positif (50%)