Sentimen
Informasi Tambahan
BUMN: PT Pertamina
Kab/Kota: Wina
Tokoh Terkait
Rusia Tak Jadi Pasok Minyak ke Indonesia, Menko Luhut Minta Nicke Cek Masalah di Pertamina
Liputan6.com Jenis Media: Ekonomi
Sebelumnya, Sanksi pada perminyakan Rusia tampaknya tidak mempengaruhi keputusan organisasi OPEC+, kelompok 23 negara penghasil minyak untuk memberlakukan kebijakan terbaru mereka.
Dilansir dari CNBC International, Senin (5/12/2022) produsen OPEC memutuskan untuk tetap berpegang pada kebijakan pengurangan produksi minyak sebesar 2 juta barel per hari, atau sekitar 2 persen dari permintaan dunia, dari November hingga akhir tahun 2023.
Keputusan itu menyusul larangan dari Uni Eropa terhadap semua impor minyak mentah lintas laut Rusia mulai Senin (5/12), sementara AS dan negara anggota G-7 lainnya akan memberlakukan batasan harga pada minyak yang dijual Rusia ke negara-negara di seluruh dunia.
Sebelumnya, Claudio Galimberti, wakil presiden senior analisis di konsultan energi Rystad, mengatakan dari kantor pusat OPEC di Wina, Austria, bahwa dia yakin kelompok negara produsen minyak tersebut "akan lebih baik untuk tetap berada di jalurnya" dan menggulirkan kebijakan produksi yang ada.
"OPEC+ telah dikabarkan mempertimbangkan pemotongan berdasarkan pelemahan permintaan, khususnya di China, selama beberapa hari terakhir. Namun, lalu lintas di China secara nasional tidak turun drastis," beber Galimberti saat itu.
Sebagai informasi, harga minyak dunia telah turun hingga di bawah USD 90 per barel dari sebelumnya lebih dari USD 120 pada awal Juni 2022 menjelang sanksi yang berpotensi mengganggu pergerakan minyak Rusia, melemahkan permintaan minyak mentah di China dan meningkatnya kekhawatiran akan resesi dunia.
Sentimen: negatif (93.4%)