Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo

TRIBUNNEWS.COM, CALIFORNIA – Tesla akan menginvestasikan lebih dari 3,6 miliar dolar AS untuk memperluas kompleks Gigafactory Nevada, Amerika Serikat dengan dua pabrik baru.

Dikutip dari CNBC, perluasan itu akan mencakup satu pabrik untuk memproduksi massal truk listrik Semi yang telah lama tertunda dan yang lainnya untuk membuat sel baterai dengan jenis 4680.

Tesla berharap fasilitas manufaktur barunya tersebut dapat memproduksi 2 juta kendaraan tugas ringan setiap tahunnya, termasuk baterai yang menggunakan sel tipe 4680.

Baca juga: Luhut Sebut Raksasa Produsen Mobil Listrik Segera Berinvestasi di Indonesia, Tesla Salah Satunya

Seperti diketahui, Tesla mulai membangun pabrik baterai pertamanya di Nevada pada 2014. Pabrik baterai itu didirikan atas kerja sama dengan Panasonic.

Pabrik yang mendapat sebutan Gigafactory GF 1 Nevada ini telah memproduksi sel baterai bertegangan tinggi untuk dipasok ke pabrik kendaraan listrik (EV) Tesla di Fremont, California.

Di lokasi itu pula, CEO Tesla Elon Musk pada Desember 2022 mengadakan upacara pengiriman truk Semi pertamanya ke PepsiCo.

Musk pertama kali mengumumkan rencananya untuk memproduksi truk listrik Semi pada 2017, dan memiliki target awal produksi pada 2019, tetapi karena adanya krisis chip semikonduktor produksi truk listrik Semi-nya tersebut ditunda hingga awal 2022.

Baca juga: Elon Musk Sudah Buka Suara, Begini Perjalanan Isu Rencana Investasi Tesla di Indonesia

Di samping itu, Musk telah menargetkan untuk memproduksi 50.000 truk listrik Semi pada 2024. Sementara, PepsiCo berencana meluncurkan 100 truk listrik Semi buatan Tesla pada 2023.

Tak hanya PepsiCo, sejumlah pelanggan lain seperti Anheuser-Busch, United Parcel Service, dan Walmart juga berencana memesan truk listrik Semi Tesla.