Sentimen
Negatif (80%)
24 Jan 2023 : 21.30
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Shanghai

Tokoh Terkait

Manisnya Saham Bahan Baku dan Energi di Tengah Inflasi Global

25 Jan 2023 : 04.30 Views 1

CNNindonesia.com CNNindonesia.com Jenis Media: Ekonomi

Manisnya Saham Bahan Baku dan Energi di Tengah Inflasi Global
Jakarta, CNN Indonesia --

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 142,75 poin atau 2,07 persen ke level 7.026 pada perdagangan akhir pekan lalu. Investor asing mencatat beli bersih (net buy) di seluruh pasar sebesar Rp1,37 triliun.

Dalam sepekan terakhir, indeks saham telah menguat sebanyak dua kali dan melemah dua kali. Secara total, performa indeks saham menguat 2,97 persen.

Pelaksana Harian Sekretaris Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI) Yulianto Aji Sadono menghitung bahwa kapitalisasi pasar bursa meningkat sebesar 1,17 persen, yakni dari Rp9.150,620 triliun pada pekan sebelumnya menjadi Rp9.258,095 triliun.

-

-

Sementara itu, rata-rata nilai transaksi harian bursa malah turun 9,25 persen dari Rp16,957 triliun menjadi Rp15,388 triliun. Rata-rata volume transaksi harian bursa juga merosot 11,40 persen, yaitu dari 22,617 miliar saham menjadi 20,039 miliar saham.

"Perubahan terjadi pada rata-rata frekuensi harian bursa sebesar 0,86 persen jadi 1.402.599 transaksi dari 1.414.820 pada sepekan yang lalu," ujarnya, seperti dikutip dari situs IDX, Jumat (27/5).

Pelatih investasi saham dan derivatif sekaligus Direktur Utama Akela Trading System Hary Suwanda memperkirakan selama sepekan ke depan, IHSG akan bergerak di rentang support 6.767 dan resistance 7.285.

Ia menyebut sentimen luar negeri, terutama tekanan inflasi memiliki dampak yang cukup signifikan terhadap pergerakan indeks saham ketimbang sentimen dalam negeri. Apalagi, kenaikan inflasi tidak hanya terjadi di AS, tetapi juga di beberapa negara.

"Sentimen luar negeri (yang berdampak) adalah tekanan inflasi yang cukup signifikan, dan kini bukan hanya di AS, melainkan negara-negara di seluruh dunia, yang sedang sibuk berupaya menanggulangi inflasi ini," kata Hary kepada CNNIndonesia.com.

Meski begitu, ia menilai tekanan inflasi di AS mulai mereda. Hal ini terbukti dari data konsumsi personal expenditure yang saat ini berada pada kisaran 0.3.

"Data ini menunjukkan tanda-tanda awal tekanan inflasi Amerika yang berpotensi mulai mereda," jelasnya.

Ia menyimpulkan kondisi inflasi global membuat pergerakan indeks saham pekan ini cenderung volatile. Maka, ia menyarankan investor jangka panjang untuk tetap tenang dalam menghadapi pola naik-turun indeks saham.

"Jika Anda adalah investor jangka panjang, tetap tenang menghadapi volatilitas yang tinggi ini. Volatilitas tinggi adalah hal yang normal terjadi pada setiap siklus inflasi global," ucap Hary.

Sedangkan, investor jangka pendek disarankan untuk tetap disiplin mengikuti rencana investasi dan mengatur risiko sejak dini.

Di sisi lain, inflasi akan mengakibatkan kurangnya pasokan global (global supply shortage). Namun, hal ini sebenarnya menguntungkan bagi Indonesia.

Dia menilai sektor bahan baku dapat meraup keuntungan dengan memasok kekurangan di pasar global. Hal ini bisa berdampak positif, khususnya pada sektor metal yang disebutnya sebagai sektor-sektor yang tengah berjaya dalam situasi global saat ini.

Adapun, sejumlah saham sektor energi yang direkomendasikan untuk dimiliki, seperti PT Harum Energy Tbk atau HRUM yang menguat 9,59 persen ke level 11.425 pada pekan lalu. Hary memprediksi HRUM dapat menyentuh level 12.700 pekan ini.

Kemudian, ada PT Adaro Energy Indonesia Tbk atau ADRO yang ditutup menguat 1,94 persen ke posisi 3.160. Ia memprediksi ADRO akan menyentuh 3.320 pekan ini.

Selanjutnya, ia juga merekomendasi emiten sektor bahan baku dan kimia, yakni Chandra Asri Petrochemical Tbk atau TPIA yang ditutup menguat 2,26 persen pada pekan lalu ke posisi 10.175. Hary memprediksi TPIA dapat menyentuh level 1.010.

Terakhir, ada PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk atau SIDO yang ditutup menguat 0,52 persen ke posisi 965. Hary memprediksi SIDO dapat menyentuh posisi 1.010.

Pengamat Pasar Modal Riska Afriani memproyeksikan selama sepekan ke depan, IHSG akan bergerak di rentang support 6.903 dan resistance 7.138.

Menurut Riska, investor global akan memantau rilis sejumlah data ekonomi pada Mei 2022, di antaranya PMI Manufaktur China yang dikeluarkan oleh Biro Statistik Nasional (NBS), tingkat inflasi wilayah Eropa, dan tingkat kepercayaan konsumen oleh Dewan Konferensi (CB) AS.

Selain itu, penguncian wilayah di China sudah tidak berpengaruh lagi pada pergerakan indeks saham. "Lockdown China tidak terlalu berdampak terhadap kenaikan IHSG dikarenakan pusat bisnis China, Shanghai, sedang dalam persiapan untuk mencabut kebijakan lockdown pada 1 Juni nanti," imbuhnya.

[-]

Sentimen Dalam Negeri BACA HALAMAN BERIKUTNYA

Sentimen: negatif (80%)