Sentimen
Positif (99%)
21 Jan 2023 : 12.45
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Tiongkok

Partai Terkait

Mengenal Bandara Bali Utara yang Bikin Megawati 'Ngamuk'

21 Jan 2023 : 12.45 Views 2

Detik.com Detik.com Jenis Media: Ekonomi

Mengenal Bandara Bali Utara yang Bikin Megawati 'Ngamuk'

Jakarta -

Pembangunan bandara baru di Bali Utara menuai sorotan. Ketua umum PDIP Megawati Soekarno Putri menolak keras rencana pembangunan Bandara di Buleleng ini.

Saat mendengar permasalahan ini, Megawati sampai mengamuk. Presiden ke-5 Indonesia ini langsung menghubungi Gubernur Bali I Wayan Koster terkait rencana pembangunan tersebut.

"Saya bilang keluarga besar saya di Buleleng. Mau dibikinin lapangan terbang, ngamuk saya dan saya panggil Pak Koster. Enak saja aku bilang hanya untuk ngubungin pariwisata, enggak," ungkapnya saat kunjungannya ke Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sanur, dikutip Sabtu (21/1/2023).

-

-

Lantas seperti apa sih profil proyek Bandara Buleleng, bali utara yang ditolak mentah-mentah oleh Megawati ini?

Berdasarkan situs dephub.go.id, diketahui bahwa proyek Bandar Udara di Bali Utara ini direncanakan akan dibangun di Kecamatan Kubutambahan. Bandar udara ini nantinya diproyeksikan untuk melayani penerbangan Low Cost Carier (LCC).

Rencana tersebut dilakukan untuk saling bersinergi dengan bandara yang sudah ada yaitu Bandara I Gusti Ngurah Rai dengan tujuan meningkatkan jumlah wisatawan yang akan datang ke Bali.

Sementara itu berdasarkan catatan detikcom, Direktur Utama PT BIBU (Bandara Internasional Bali Utara) pernah menjelaskan bahwa rencana pembangunan bandara ini akan dikerjakan oleh China Construction First Group Corp. Ltd (CCFG) yang merupakan anak perusahaan salah satu BUMN asal Negeri Tirai Bambu, China State Construction Engineering Corp. Ltd (CSCEC).

Perusahaan asal China itu dipilih karena dikenal mumpuni dalam pembiayaan dan pembangunan di bidang konstruksi dan telah berpengalaman dalam menangani berbagai proyek pembangunan besar di Tiongkok maupun di berbagai tempat di mancanegara.

Sedangkan untuk kontraktor lokal, pihak PT BIBU sudah menggandeng tiga BUMN Karya terbesar di Indonesia yaitu PT Pembangunan Perumahan, PT Waskita Karya dan PT WIKA.

Di luar itu, rencananya investasi pembangunan Bandara Internasional Bali Utara akan menelan sekitar Rp 17 triliun dan akan menciptakan lapangan kerja sebesar 200 ribu orang serta menghidupkan UMKM asal Bali dan sekitarnya. Dalam pengembangannya, bandara ini juga nantinya akan dilengkapi dengan pembangunan Aerotropolis.

"Kami sudah mendapat komitmen dari warga di sekitar Kubutambahan untuk bekerja sama mengelola tanah untuk dikelola," kata Iwan Erwanto beberapa waktu lalu.

Untuk menyiapkan Aerotropolis, pihak PT BIBU Panji Sakti, sudah menggandeng sejumlah perusahaan yang antara lain bergerak di bidang metaverse, finansial, properti, logistik, telekomunikasi, energi, digital data center, MICE, dan sebagainya.

"Mereka di belakang kami. Di antaranya ada sejumlah perusahaan dalam dan luar negeri yang sudah menandatangani dokumen kerjasama dengan BIBU. Kami ingin membangun peradaban baru di Bali Utara," ujar Iwan.

Kehadiran bandara di Bali Utara dinilai menjadi sebuah keniscayaan bahwa Bali membutuhkan bandara baru - yang akan dibangun di Bali Utara - untuk melengkapi Bandara Ngurah Rai yang letaknya di selatan Pulau Bali.

Apalagi bandara yang baru di Bali Utara telah tercantum dalam RPJMN 2020-2024 sebagai proyek prioritas dan sudah pula masuk dalam Rencana Induk Bandar Udara yang sudah ditetapkan dalam Keputusan Menteri Perhubungan RI No. 166/2019 Tentang Tatanan Kebandarudaraan Nasional.

"Pembangunan bandara di pantai itu jelas tidak akan mengorbankan lahan produktif, tidak mengambil lahan pemukiman masyarakat, tidak menggusur tempat ibadah (pura), dan juga tidak mengorbankan situs bersejarah yang ada di Kabupaten Buleleng. Pembangunan bandara tersebut dapat diprediksi tidak akan menimbulkan gejolak sosial - memiliki social advantage - karena tidak ada masalah dalam pembebasan tanah. Itulah mengapa kami para Penglingsir sangat mendukung," ungkap Anak Agung Ngurah Ugrasena, Penglingsir Puri Singaraja.

Bandara di Bali Utara itu merupakan salah satu dari delapan proyek lainnya yang juga dicoret dari PSN karena di antaranya dinilai tidak akan selesai hingga tahun 2024.

"Bukan berarti proyek tersebut tidak dikerjakan, tapi pace-nya akan berbeda. Karena banyak masalah yang menyebabkan butuh effort lebih besar sehingga pada 2024 (diprediksi) tidak terselesaikan," ujar Deputi Bidang Koordinasi Pengembangan Wilayah dan Tata Ruang Kemenko Perekonomian Wahyu Utomo pada Agustrus 2022 lalu.

Dengan begitu pembangunan bandara di Bali Utara akan berlanjut. Bandara tersebut direncanakan untuk melengkapi Bandara Ngurah Rai yang letaknya di selatan Pulau Bali.

(eds/eds)

Sentimen: positif (99.6%)