Kode Keras BI Setop Naikkan Suku Bunga, Rupiah Melemah Lagi!
CNBCindonesia.com Jenis Media: Ekonomi
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah melemah melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Kamis (19/1/2023). Ke depannya, rupiah masih berisiko melemah sebab Bank Indonesia (BI) memberikan kode laju kenaikan suku bunga sudah berakhir.
Melansir data Refinitiv, rupiah mengakhiri perdagangan di Rp 15.100/US$, melemah 0,1% di pasar spot.
Hasil Rapat Dewan Gubernur yang berlangsung dua hari terakhir memutuskan suku bunga BI 7 days reverse repo rate naik sebesar 25 basis point menjadi 5,75%.
Suku bunga Deposit Facility sebesar 5%, dan suku bunga Lending Facility ada di 6,50%.
"Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (BI) memutuskan menaikkan BI 7 days reverse repo rate menjadi 5,75%," kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers, Kamis (19/1/2023)
Dari 13 institusi yang terlibat dalam pembentukan konsensus, 10 lembaga/institusi memperkirakan bank sentral akan mengerek mengerek BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 25 menjadi 5,75%.
Sebanyak tiga institusi/lembaga memproyeksi BI akan menahan suku bunga di level 5,50%. Sebagai catatan, BI sudah mengerek suku bunga acuan sebesar 200 bps pada periode Agustus-Desember 2022 menjadi 5,50%.
Selain itu Perry juga memberikan kode jika suku bunga tidak akan dinaikkan lagi. Ia menyebut dengan kenaikan kumulatif sejak tahun lalu sebesar 225 basis poin sudah memadai untuk menjaga inflasi.
Perry memprediksi inflasi inti akan berada di bawah 4% di semester I-2023.
Dengan BI yang kemungkinan tidak akan menaikkan suku bunga lagi, sementara bank sentral AS (The Fed) masih akan menaikkan suku bunga, kemungkinan dua kali lagi, maka spread suku bunga akan menyempit, dan ada risiko rupiah tertekan.
Meski demikian, jika BI sukses mengembalikan devisa hasil ekspor (DHE) kembali ke dalam negeri, dan di tahan lebih lama, maka pasokan valuta asing akan kembali meningkat yang bisa menjaga kinerja rupiah.
Seperti diketahui, neraca perdagangan Indonesia mencatat surplus hingga 32 bulan beruntun dengan total US$ 632,9 miliar. Tetapi hal ini belum tercermin dari cadangan devisa yang justru mengalami penurunan.
TIM RISET CNBC INDONESIA
[-]
-
Terkapar Lawan Dolar AS, Rupiah Dekati Level Rp 15.600/USD
(pap/pap)
Sentimen: negatif (96.2%)