Review Film A Man Called Otto
Detik.com Jenis Media: Hiburan
Jakarta -
Otto Anderson (Tom Hanks) dikenal sebagai bapak-bapak tua menyebalkan di kompleks tempat dia tinggal. Menurut Otto, semua orang di dunia ini kecuali dia dan mendiang istrinya adalah orang bodoh. Semua orang di lingkungannya sepertinya tidak ada yang tahu cara membuang sampah yang baik dan benar. Orang-orang tidak ada yang tahu tata tertib lalu lintas. Dan semua tetangganya sepertinya gemar ikut campur urusan yang harusnya mereka tidak perlu ikut campur.
Otto berniat untuk mengakhiri hidupnya. Tapi rencana ini gagal karena tiba-tiba ada tetangga baru yang menempati rumah di seberang yang membuatnya pusing. Si suami,Tommy (Manuel Garcia-Rulfo), adalah lelaki yang sangat teledor dan sepertinya tidak bisa melakukan apa-apa. Sementara istrinya, Marisol (Mariana Trevino), adalah tipikal Latina yang berisik dan heboh.
Otto punya banyak alasan kenapa dia ingin meninggalkan dunia ini. Tapi ia tidak tahu bahwa kehadiran Marisol, Tommy dan juga keluarganya akan mengubah masa depan hidupnya. Otto masih diperlukan oleh orang orang bahkan ketika dia merasa hidupnya sudah lagi tidak lagi lengkap.
Film seperti A Man Called Otto adalah jenis film yang akan membuat orang se-pesimis atau se-bitter apapun menjadi trenyuh dan tenggelam dengan drama yang ada di dalamnya. Diadaptasi dari buku dan film berjudul A Man Called Ove, film ini setara dengan sup ayam yang baru masak atau pelukan hangat dari pasangan yang Anda cintai. Susah untuk tidak tenggelam dalam kehangatan yang diciptakan film ini.
Skrip yang ditulis oleh David Magee (nominator Oscar lewat Life of Pi) dengan baik mengajak penonton untuk mengerti kenapa Otto bisa menjadi laki-laki seperti itu. Penggunaan flashback-nya tepat guna. Penonton diajak untuk melihat adegan-adegan yang terjadi sebelumnya dengan kacamata yang baru setiap kali kita melihat informasi baru yang sengaja disimpan.
Marc Forster sebagai sutradara berhasil membuat film ini menyentuh tanpa membuatnya menjadi menye-menye. Sangat mudah untuk membuat A Man Called Otto menjadi sebuah film sentimentil yang mendayu-dayu. Tapi Forster berhasil menyeimbangkan tone drama dan black comedy yang di dalamnya sehingga film ini menjadi sebuah suguhan yang spesial.
Tom Hanks seperti biasa dapat diandalkan untuk memerankan karakter ini. Dengan Otto, Tom Hanks masuk ke dalam karakter ini dengan mudah. Ia sangat meyakinkan untuk menjadi bapak-bapak nyinyir dan di saatyang bersamaan, ia lebih dari kompeten untuk menarik simpati penonton saat pembuatnya ingin menunjukkan kenapa Otto bisa sampai di level ini.
A Man Called Otto tayang di seluruh jaringan bioskop di Indonesia.
Simak Video "Pengakuan Terbaru Venna Melinda soal Ferry yang Bikin Hotman Kaget"
[-]
(dal/dal)
Sentimen: negatif (88.9%)