Sentimen
Negatif (79%)
18 Jan 2023 : 01.30
Informasi Tambahan

Event: salat Jumat

Grup Musik: APRIL

Kab/Kota: Surabaya, Setiabudi, Yogyakarta, Tegal, Solo, Riyadh

Kasus: korupsi

HEADLINE: Bursa Calon Ketum, Waketum hingga Exco PSSI 2023-2027, Kandidat Terkuat?

18 Jan 2023 : 01.30 Views 10

Liputan6.com Liputan6.com Jenis Media: Bola

HEADLINE: Bursa Calon Ketum, Waketum hingga Exco PSSI 2023-2027, Kandidat Terkuat?

Melihat daftar para bakal calon yang dirilis KP, sejumlah wajah lama kembali bakal meramaikan KLB PSSI tahun ini. Sebagian besar anggota exco PSSI bahkan kembali ikut dalam pertarungan untuk mengincar posisi serupa pada kepengurusan periode 2023-2027.

Mereka adalah Ahmad Riyadh, Endri Erawan, Hasani Abdul Gani, Hasnuryadi Sulaiman, Juni Ardianto Rachman, Yunus Nusi, Sonhaji, Pieter Tanuri, Dirk Soplanit, dan Vivin Cahyani. Hanya Haruna Soemitro dan Yoyok Sukawi, anggota Exco PSSI saat ini yang memilih tidak maju pada KLB PSSI tahun ini. Empat dari 10 anggota komite eksekutif PSSI tersebut bahkan mencalonkan diri untuk posisi waketum PSSI.

Selain pengurus saat ini, mantan pengurus PSSI pada periode sebelumnya juga tergiur ambil bagian. Salah satunya adalah Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI, La Nyalla Mattalitti. La Nyalla maju sebagai calon ketua umum PSSI bersaing dengan Erick Thohir,  Doni Setiabudi, dan Fary Djami Francis.

La Nyalla yang pernah menjabat sebagai anggota komite eksekutif PSSI di era Djohar Arifin Husin, menyerahkan berkas pendaftaran ke Kantor PSSI di GBK Arena, Jakarta, pada Jumat (13/1/2023). La Nyalla, datang setelah melakukan ibadah salat Jumat di siang hari dengan didampingi oleh salah satu kandidat calon Exco, Gede Widiade serta Bustami Zainudin.

Ia menyatakan pihaknya sudah melengkapi seluruh berkas yang diperlukan serta mendapat bukti pencalonan. "Alhamdulillah sudah lengkap, kami sudah mendapatkan bukti, semuanya lengkap. Saya didampingi oleh calon Exco, Pak Gede Widiade dan juga Pak Bustami Zainudin," katanya.

La Nyalla bukanlah sosok baru di lingkungan PSSI. Kiprahnya di induk organisasi sepak bola Tanah Air itu diawali pada tahun 2011 saat terpilih sebagai anggota exco lewat Kongres PSSI di Solo, pada 9 Juli 2011. Namun perjalanan La Nyalla bersama PSSI kala itu tidak mulus. Di tengah jalan, La Nyalla membentuk Komite Penyelamat Sepak Bola Indonesia (KPSI) sebagai lembaga tandingan terhadap PSSI kepemimpinan Djohar yang tidak mengakui Liga Super Indonesia (ISL).

Konflik ini pun berujung pada dualisme kepengurusan. Lewat campur tangan FIFA, kedua lembaga akhirnya melebur. Melalui KLB di Hotel Borobudur, Jakarta, 17 Maret 2013, La Nyalla yang sebelumnya memimpin KPSI akhirnya ditunjuk sebagai waketum mendampingi Djohar.

La Nyalla kemudian memenangkan KLB PSSI di Surabaya, Jatim pada 18 April 2015. Agenda ini merupakan amanat dari Kongres PSSI pada 4 Januari 2015 di Jakarta. Dalam pemilihan tersebut, La Nyalla yang maju dalam persaingan calon ketua umum berhasil menang dengan 94 suara.

Meski demikian, KLB tersebut ternyata tidak mendapat restu dari Menpora, Imam Nahrawi. Hanya beberapa jam sebelum kongres, Imam menerbitkan surat pembekuan organisasi PSSI. Keputusan ini membuat FIFA menjatuhkan sanksi kepada Indonesia karena dianggap intervensi pemerintah. Pembekuan ini diumumkan lewat Kongres FIFA yang berlangsung pada 30 Mei 2015.

Akibat hukuman ini, sepak bola Indonesia pun mati suri. FIFA baru mencabut sanksi untuk Indonesia pada 13 Mei 2016. Saat itu, para pemilik suara yang tergabung dalam kelompok 85 mendesak PSSI untuk menggelar KLB yang kehilangan La Nyalla akibat kasus hukum.

"Dari situlah akhirnya kami berjuang sampai saya akhirnya menang di PTUN, menang di tingkat banding, dan sampai tingkat kasasi kami menang. Akan tetapi, ternyata ada kejadian luar biasa, saya yang merasa di kriminalisasi. Akhirnya saya masuk di dalam tahanan, karena katanya saya korupsi dana hibah kadin. Dari sinilah berangkatnya. Saya masih punya hutang menyelesaikan tugas-tugas saya dari voters yang meminta saya sebagai ketua umum, 94 suara ini," katanya.

Selain sosok La Nyalla, Ratu Tisha yang pernah menjabat sebagai sekjen PSSI juga ikut mencalonkan diri pada KLB PSSI, 16 Februari nanti. Mantan Direktur Kompetisi PT Liga Indonesia Baru (LIB) itu terpilih sebagai Sekjen PSSI pada Juli 2017 menggantikan Ade Welington.

Namun saat Mochamad Iriawan terpilih sebagai ketua umum PSSI, jabatan Ratu Tisha tidak bertahan lama. Pada Senin (13/4/2020), Ratu Tisha mengumumkan mundur dari jabatannya. Dan untuk KLB kali ini, Ratu Tisha memutuskan maju sebagai bakal calon wakil ketua umum PSSI.

Tisha menyerahkan formulir pendaftarannya pada 15 Januari 2023 lalu. Kepada wartawan, Ratu Tisha mengaku diusung oleh sejumlah pemilik suara, termasuk Asprov Banten, Perserang, PSIM Yogyakarta, Asprov Maluku, Persekat Tegal, Solo United. “Bagi saya sepak bola itu suatu pengabdian. Mungkin ini sedikit momen haru juga untuk saya, ketika memutuskan untuk mengabdi dan bekerja di bidang yang slalu saya cintai, sepak bola,” kata Ratu Tisha.

Sentimen: negatif (79.8%)