Sentimen
Informasi Tambahan
Kasus: covid-19
Tokoh Terkait
573 Orang Kaya Baru 'Lahir' di Era Pandemi Covid-19
CNNindonesia.com Jenis Media: Ekonomi
Jakarta, CNN Indonesia --
Oxfam, lembaga nirlaba asal Inggris, melaporkan sekitar 573 orang kaya baru lahir menjadi miliarder sejak 2020 atau tahun pandemi covid-19. Ini berarti seorang miliarder baru muncul setiap 30 jam.
Dilansir dari CNN Business, Senin (23/5), berdasarkan data dari Forbes, Oxfam menemukan total harta para miliarder di daftar orang terkaya di dunia naik US$3,8 triliun atau setara dengan Rp5.569 triliun (asumsi kurs Rp14.652 per dolar AS) selama pandemi.
Menurut Ketua Kebijakan Ketidakrataan Oxfam Max Lawson, sebagian besar dari lonjakan harta tersebut terjadi di awal wabah covid-19. Sebelum akhirnya mendatar sedikit baru-baru ini.
Beberapa faktor yang membuat harta mereka bertambah adalah penguatan di bursa saham yang ditopang oleh aliran masuk modal dari pemerintah. Hal ini dilakukan agar ekonomi global dapat bertahan di tengah dampak pandemi covid-19.
Secara rinci, harta miliarder di sektor pangan naik US$382 miliar atau 45 persen dalam dua tahun terakhir. Dari sektor ini, telah muncul 62 orang miliarder baru sejak 2020.
Sementara para miliarder sektor energi, khususnya penghasil minyak mentah, gas dan batu bara, melihat lonjakan harta sebesar US$53 miliar atau 24 persen sejak 2020.
Di sektor farmasi pun sudah muncul 40 miliarder baru. Industri tersebut pendapatannya melonjak pesat selama melawan pandemi covid-19 karena mendapat suntikan dana dari masyarakat.
Tak kalah hebatnya, sektor teknologi telah melahirkan banyak miliarder sukses. Bahkan, tujuh dari 10 orang terkaya di dunia versi Forbes adalah pengusaha bidang teknologi, yakni Elon Musk, Jeff Bezos dan Bill Gates. Kekayaan mereka telah naik US$436 miliar menjadi US$934 miliar dalam dua tahun terakhir.
Secara tidak langsung, memang para miliarder meraup keuntungan dari pandemi yang terus berangsur.
Terbukti dengan kekayaan mereka semakin menumpuk, di saat yang bersamaan covid-19 terus membuat ketimpangan semakin terjal. Sebab, kenaikan harga pangan dan komoditas membuat sekitar 263 miliar orang jatuh ke dalam jurang kemiskinan ekstrim tahun ini.
"Saya belum pernah melihat pertumbuhan dramatis dalam kemiskinan dan pertumbuhan kekayaan di saat yang bersamaan seperti ini dalam sejarah," pungkas Lawson.
[-]
(tdh/bir)
Sentimen: positif (47.1%)