Sentimen
Informasi Tambahan
BUMN: BRI
Kab/Kota: London
Berburu Saham Ciamik di Tengah Potensi Koreksi
CNNindonesia.com Jenis Media: Ekonomi
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 94,8 poin atau 1,39 persen ke level 6.918 pada perdagangan akhir pekan lalu. Investor asing mencatat beli bersih atau net buy di seluruh pasar sebesar Rp232,3 miliar.
Dalam sepekan terakhir, indeks saham menunjukkan tren penguatan konsisten empat kali. Secara total, performa indeks menguat 4,82 persen.
Pelaksana Harian Sekretaris Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI) Yulianto Aji Sadono menyebut kapitalisasi pasar bursa meningkat sebesar 3,23 persen, yakni dari Rp8.864 triliun pada pekan sebelumnya menjadi Rp9.150 triliun.
Sementara, rata-rata nilai transaksi harian bursa malah turun 17,08 persen dari Rp20,450 triliun menjadi Rp16,957 triliun. Lalu, rata-rata volume transaksi harian bursa meningkat 4,84 persen dari 21,573 miliar saham menjadi 22,617 miliar saham.
"Perubahan terjadi pada rata-rata frekuensi harian bursa sebesar 6,76 persen menjadi 1.414.820 dari 1.517.364 pada sepekan yang lalu," terang Yulianto, seperti dikutip dari situs IDX, Jumat (20/5).
Analis Teknikal MNC Sekuritas Herditya Wicaksana memprediksi sepekan ke depan ini, IHSG berpotensi terkoreksi. Ia memprediksi indeks saham akan bergerak di rentang support 6.730 dan resistance 7.030.
Menurutnya, indeks saham pekan ini dipengaruhi oleh perlambatan ekonomi Amerika Serikat, seiring dengan tingkat inflasi global tinggi. Selain itu, investor juga masih mencermati sikap bank sentral AS alias The Fed yg akan cenderung lebih agresif dalam pengetatan kebijakan moneter guna menekan laju inflasi.
Sementara dari dalam negeri, pembukaan keran ekspor crude palm oil (CPO) diperkirakan membawa dampak positif pada bursa saham, khususnya pada emiten-emiten sektor minyak nabati atau kelapa sawit.
"Pembukaan keran ekspor CPO ini diperkirakan menjadi katalis positif bagi emiten-emiten berbasis CPO dan turunannya, karena hal tersebut akan meningkatkan pendapatan ke depannya," ujar Herditya kepada CNNIndonesia.com, Minggu (22/5).
Di sisi lain, ia mengatakan melonjaknya harga gandum dunia akan turut mempengaruhi perusahaan-perusahaan di sektor pangan, khususnya bagi yang menggunakan gandum sebagai bahan baku produksi.
"Kenaikan harga gandum dunia tentunya akan mempengaruhi emiten yang berhubungan dengan gandum dan berbahan dasar gandum karena akan meningkatkan biaya produksi mereka," kata Herditya.
Menurutnya, investor dapat memanfaatkan kesempatan ini untuk membeli sejumlah saham pada harga terendah alias Buy On Weakness secara selektif.
Adapun sejumlah saham yang direkomendasikan untuk dikoleksi, antara lain PT Bukalapak.com Tbk atau BUKA yang menguat 6,76 persen ke level 316 pada pekan depan. Ia memprediksi BUKA dapat menyentuh level 360 pekan ini.
Lalu, ada juga PT Smartfren Telecom Tbk atau FREN yang ditutup menguat 1,30 persen ke posisi 78. Ia memprediksi FREN akan menyentuh 92 pekan ini.
Sedangkan di sektor perbankan, ada PT Bank Central Asia Tbk atau BBCA yang ditutup melemah 0,67 persen pada pekan lalu ke posisi 7.400. Herditya memprediksi BBCA dapat menyentuh level 7.900.
[-]
Ia juga merekomendasi PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BBRI yang ditutup melemah 0,23 persen ke posisi 4.430. Ia memprediksi BBRI dapat menyentuh posisi 4.700.
Terakhir, ia merekomendasikan investor membeli saham PT PP London Sumatra Indonesia Tbk atau LSIP yang ditutup menguat 3,61 persen ke posisi 1.435. Herditya memprediksi LSIP dapat mencapai level 1.550.
Analis dari Mirae Asset Sekuritas Indonesia Hariyanto Wijaya mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia masih menunjukkan tren kenaikan. Hal ini terlihat dari produk domestik bruto (PDB) pada kuartal pertama yang stabil berada di 5,01 persen.
Meski harga komoditas masih tergolong tinggi, konsumsi rumah tangga dalam negeri diprediksi akan meningkat seiring dengan PDB yang berdiri kokoh.
"Kami memperkirakan PDB Indonesia pada kuartal-kuartal mendatang akan tetap solid didukung oleh kombinasi mobilitas yang membaik dan harga komoditas yang kuat," jelasnya lewat riset.
Di sisi lain, laporan keuangan dari kuartal pertama 2022 yang dirilis oleh 23 perusahaan menunjukkan pendapatan mayoritas meningkat.
Tercatat, laba bersih agregat kuartal pertama 2022 tumbuh signifikan sebesar 79,1 persen per tahun. Berdasarkan sektor, pertambangan menunjukkan pertumbuhan pendapatan terbesar di kuartal ini, dengan pertumbuhan 335,7 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Seiring dengan tren tersebut, Hariyanto menilai harga komoditas, terutama nikel, CPO dan batu bara, akan terus melonjak karena ditopang mobilitas penduduk yang kembali bangkit dan harga komoditas Indonesia yang menarik bagi investor.
Lebih lanjut, ia menilai pengetatan kebijakan moneter AS akan membawa dampak buruk pada indeks saham. Sebab, The Fed tengah menguras likuiditas dengan menaikkan suku bunga.
Namun, Indonesia sendiri masih di zona aman karena berada dalam posisi yang lebih baik untuk menghadapi siklus pengetatan kali ini.
Menurut dia, saham-saham yang bakal diuntungkan adalah emiten sektor otomotif, yakni AASI dan MPMX. Selain itu, ada pula perusahaan di sektor barang konsumen primer, khususnya INDF. Terakhir, saham perusahaan rokok HMSP juga akan diuntungkan.
Oleh karena itu, pada pekan ini ia merekomendasikan saham ITMG, ADRO, UNTR, SMDR, MPMX, ASII, INDF dan HMSP.
(tdh/bir)Sentimen: netral (100%)