Sentimen
Negatif (88%)
12 Jan 2023 : 14.55
Informasi Tambahan

BUMN: BNI, BRI, Bank Mandiri

Kasus: Zona Hijau

Tokoh Terkait

Nggak Takut Efek Mengerikan Bank, Big Four Bantu IHSG Hijau

12 Jan 2023 : 14.55 Views 1

CNBCindonesia.com CNBCindonesia.com Jenis Media: Ekonomi

Nggak Takut Efek Mengerikan Bank, Big Four Bantu IHSG Hijau

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham empat bank raksasa (big four) terpantau berhasil rebound pada perdagangan sesi I Kamis (12/1/2023) dan turut menopang Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

Hingga pukul 09:17 WIB, bank big four terpantau berhasil menguat lebih dari 1%.

Berikut pergerakan bank big four pada perdagangan sesi I hari ini.

-

-

Emiten Kode Saham Harga Terakhir Perubahan Harga Bank Mandiri BMRI 9.175 2,51% Bank Rakyat Indonesia BBRI 4.460 1,83% Bank Negara Indonesia BBNI 8.625 1,47% Bank Central Asia BBCA 8.150 0,31%

Sumber: RTI

Saham PT Bank Mandiri Tbk (BBNI) yang sebelumnya menjadi yang paling parah koreksinya, kini berbalik menjadi yang paling besar penguatannya. Saham BMRI melonjak 2,51% ke posisi harga Rp 9.175/unit.

Sementara untuk saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) juga terpantau melompat 1,83% ke Rp 4.460/unit.

Tak hanya melesat saja, saham bank big four tersebut juga akhirnya dapat membantu IHSG untuk berbalik arah ke zona hijau. Saham BMRI menjadi pendorong terbesar indeks pada pagi hari ini yakni hingga mencapai 11,98 indeks poin. Sedangkan saham BBRI turut membantu IHSG untuk menguat sebesar 8,76 indeks poin.

Sebelumnya, saham bank big four sempat merana seiring dengan sikap bank sentral utama yang masih hawkish.

Bank sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve (The Fed) telah menyatakan komitmennya untuk memerangi inflasi dan mengharapkan suku bunga yang lebih tinggi tetap berlaku sampai lebih banyak kemajuan dibuat dan bukti kuat telah terekam dalam data ekonomi.

Sebelumnya, Ketua The Fed, Jerome Powell mengatakan dalam pidatonya kemarin bahwa bank sentral berkomitmen kuat untuk menurunkan inflasi, meskipun berpotensi memangkas pertumbuhan ekonomi dan memicu tekanan dari politisi.

"Stabilitas harga adalah bantalan utama bagi ekonomi yang sehat dan memungkinkan masyarakat mendapatkan keuntungan yang tak terhitung dari waktu ke waktu," tutur Powell, dalam pidatonya di Riskbank Conference Selasa kemarin dikutip dari CNBC International.

Powell menambahkan komitmen The Fed untuk memerangi inflasi bisa berdampak buruk ke pertumbuhan ekonomi AS.

"Memulihkan stabilitas harga saat inflasi tinggi membutuhkan upaya yang mungkin tidak populer dalam waktu dekat karena bisa memperlambat ekonomi," imbuhnya.

Pada hari ini, investor menanti rilis data inflasi di Amerika Serikat (AS) dan China pada periode Desember 2022.

Mereka mengharapkan bahwa inflasi kembali melandai dan The Fed dapat mulai mengubah sikapnya menjadi sedikit dovish, meski para pejabata The Fed tetap akan mempertahankan suku bunga yang tinggi sampai inflasi benar-benar melandai dan mendekati targetnya di 2%.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Sanggahan: Berita ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli atau menjual saham terkait. Keputusan investasi sepenuhnya ada pada diri anda, dan CNBC Indonesia tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.


[-]

-

IHSG Ambrol, Saham Langganan Asing Jebol
(chd)

Sentimen: negatif (88.9%)