Sentimen
Negatif (98%)
11 Jan 2023 : 18.32
Informasi Tambahan

Kasus: covid-19

Tokoh Terkait

Resesi Minggir! Minyak Mentah Dunia Diramal ke US$105/Barel

11 Jan 2023 : 18.32 Views 1

CNBCindonesia.com CNBCindonesia.com Jenis Media: Ekonomi

Resesi Minggir! Minyak Mentah Dunia Diramal ke US$105/Barel

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak mentah dunia diperkirakan mencapai US$105 per barel, tersengat oleh ekspektasi pertumbuhan permintaan yang solid. Akibatnya harga di pasar spot pun melonjak pada perdagangan kemarin.

Pada perdagangan Selasa (10/1/2023) harga minyak mentah Brent tercatat US$80,10 per barel, naik 0,6% dari posisi sebelumnya. Sedangkan jenis light sweet atau West Texas Intermediate harganya juga naik 0,6% ke US$75,12 per barel.

-

-

Goldman Sachs memperkirakan permintaan minyak dunia akan meningkat sebesar 2,7 juta barel per hari (bpd) pada 2023 dan akan mengalami defisit pasokan pada semester kedua tahun ini.

Pembukaan kembali China dan kuota impor minyak mentah yang sangat besar yang baru saja dialokasikan untuk penyulingan swasta di importir minyak mentah terbesar di dunia ditengarai bahwa permintaan China akan pulih.

Sebelumnya Goldman Sachs mengatakan bahwa pembukaan kembali China dapat mengangkat harga minyak sebesar US$15 per barel, karena permintaan China dapat meningkat rata-rata 1 juta bpd antara 2022 dan 2023.

Ekspektasi pertumbuhan yang solid akan memungkinkan grup eksportir minyak OPEC+ lebih "santai" pada semester kedua 2023 dalam hal kebijakan produksi.

"Secara keseluruhan, OPEC ini membatasi risiko penurunan perkiraan harga minyak bullish kami," kata Goldman Sachs.

Kemudian pada pertengahan Desember, Goldman Mengatakan bahwa kekurangan pasokan dan investasi yang tidak mencukupi dalam pasokan baru akan menghasilkan "durian runtuh" untuk pasar komoditas pada 2023.

Sejalan dengan bank investasi terkemuka tersebut, Badan Energi Amerika Serikat (IEA) juga memperkirakan peningkatan konsumsi minyak. Pada 2024 konsumsi bahan bakar cair diperkirakan sebesar 102,2 juta bpd dari rata-rata 2022 sebesar 99,4 bpd.

Peningkatan terjadi karena pelonggaran aktivitas oleh China setelah selama tiga tahun terkurung dalam kebijakan Zero Covid yang membatasi pergerakan masyarakat demi mencegah perluasan infeksi virus Corona.

Meski demikian, harga minyak dunia tidak melaju lebih jauh karena para pelaku pasar sedang menanti kejelasan tentang rencana bank sentral AS Fedral Reserve/The Fed terkait kenaikan suku bunga. Apalagi setelah Chairmain Jerome Powell menolak berkomentar tentang kebijakan moneter dan ekonomi pada simposium. Langkah The Fed pun terlihat buram di mata para pelaku pasar dan menimbulkan ketidakpastian.

TIM RISET CNBC INDONESIA

-

Bukan Kabar Baik, Harga Minyak Dunia Melesat 5% Lebih
(ras/ras)

Sentimen: negatif (98.1%)