The Fed Tetap Tegas, Rupiah Tetap Liar!
CNBCindonesia.com Jenis Media: Ekonomi
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah kembali berfluktuasi melawan dolar Amerika Serikat (AS) di awal perdagangan Rabu (11/1/2023). Pergerakan yang sama juga terjadi kemarin.
Melansir data Refinitiv, rupiah membuka perdagangan di Rp 15.550/US$, menguat 0,13% di pasar spot. Penguatan tersebut bertambah 0,19%, sebelum berbalik stagnan di Rp 15.570/US$ pada pukul 9:12 WIB.
Ketua bank sentral AS (The Fed) Jerome Powell kembali menegaskan komitmennya untuk menurunkan inflasi menjadi penggerak pasar hari ini.
"Stabilitas harga adalah bantalan utama bagi ekonomi yang sehat dan memungkinkan masyarakat mendapatkan keuntungan yang tak terhitung dari waktu ke waktu," tutur Powell, dalam pidatonya di Riskbank Conference Selasa kemarin dikutip dari CNBC International.
Powell menambahkan komitmen The Fed untuk memerangi inflasi bisa berdampak buruk ke pertumbuhan ekonomi AS.
"Memulihkan stabilitas harga saat inflasi tinggi membutuhkan upaya yang mungkin tidak populer dalam waktu dekat karena bisa memperlambat ekonomi," imbuhnya.
Pernyataan hawkish The Fed mengindikasikan jika mereka masih akan menaikkan suku bunga ke depan. Tetapi indeks dolar AS cuma naik 0,23% saja, dan ekspektasi pelaku pasar masih belum berubah.
Berdasarkan perangkat FedWatch milik CME Group, pasar kini melihat The Fed akan menaikkan suku bunga masing-masing 25 basis poin pada Februari dan Maret, sehingga puncaknya menjadi 4,75% - 5%.
Probabilitas kenaikan 25 basis poin pada Februari sebesar 75% dan pada Maret 65,9%.
Dengan data ekonomi AS yang sudah mulai menunjukkan tanda-tanda pelambatan, pelaku pasar melihat peluang The Fed bisa menurunkan suku bunga lebih cepat.
Perangkat FedWatch menunjukkan suku bunga bisa dipangkas di akhir 2023.
Hal ini tentunya berbeda dengan proyeksi The Fed yang diberikan Desember lalu. Bank sentral paling powerful di dunia ini sebelumnya mengindikasikan akan menaikkan suku bunga dua kali lagi, 50 basis poin pada Februari dan 25 basis poin sebulan berselang hingga menjadi 5% - 5,25%.
The Fed sebelumnya juga menyatakan suku bunga tidak akan diturunkan hingga 2024.
[-]
-
Terkapar Lawan Dolar AS, Rupiah Dekati Level Rp 15.600/USD
(pap/pap)
Sentimen: negatif (88.9%)