Sentimen
Informasi Tambahan
BUMN: PT Telekomunikasi Indonesia Tbk, IndiHome
Tokoh Terkait
Kilas Balik Aksi Bjorka Curi-curi Data, Dijual Demi Cuan!
Detik.com Jenis Media: Ekonomi
Munculnya hacker Bjorka Agustus 2022 lalu bikin geger masyarakat. Bjorka mengklaim berhasil membobol data-data penting, lalu menjualnya di internet.
Beberapa data yang diduga dibobol Bjorka antara lain Nomor Induk Kependudukan (NIK), nama lengkap, alamat rumah, dosis vaksin, hingga nomor HP. Data tersebut dicuri dari sejumlah instansi.
Bjorka menyebarkan data itu lewat channel pribadinya di telegram. Bukan cuma data-data penting tadi beberapa pejabat dan tokoh-tokoh publik juga ikut disenggol Bjorka.
Aksi curi-curi data oleh Bjorka membuat Otoritas Jasa Keuangan (OJK) buka suara. OJK mewanti-wanti lembaga keuangan menjaga data-data bisnis dan nasabahnya.
Kepala Eksekutif Pengawas IKNB OJK Ogi Prastomiyono mengingatkan dunia digital dari waktu ke waktu semakin canggih. Potensi kebocoran data bisa terjadi kapan saja.
Dalam catatan detikcom, berikut sederet aksi Bjorka yang sempat bikin heboh:
1. Bobol Data Pelanggan IndiHome
Melansir dari detikinet, Bjorka mengklaim telah mengantongi 26 juta history browsing pelanggan IndiHome. Data yang dicuri mencakup keyword, email, jenis kelamin, NIK hingga nama.
Namun perwakilan Telkom Group menyatakan, bahwa data-data yang bocor tidak valid dan merupakan hasil fabrikasi. Menurut Ahmad Reza, SVP Corporate Communication & Investor Relation Telkom, Telkom tidak menggunakan email @telkom.net, baik untuk kepentingan perusahaan maupun layanan bagi pelanggan.
Lanjutnya, Reza mengatakan kalau format telkom.net ini, digunakan Telkom sebagai domain atau user id IndiHome. Lalu ia mengatakan bahwa tidak ada sistem di Telkom yang menyimpan browsing history dan data pribadi, secara berdampingan.
2. Kebocoran Data Registrasi SIM Card Prabayar
Bjorka selanjutnya membocorkan yang diduga data registrasi SIM Card Prabayar. Sang hacker mengungkapkan, memiliki 1,3 miliar data yang berukuran 87GB. Di dalamnya berisi NIK, nomor telepon, operator seluler, dan tanggal registrasi.
Harga yang dibanderol Bjorka untuk data ini adalah US$ 50 ribu atau sekitar Rp 780 juta (kurs Rp 15.600).
Dari mana sebenarnya sumber data itu berasal? Dirjen Aptika Kementerian Kominfo, Semuel Abrijani Pangerapan menyampaikan, Ditjen PPI Kementerian Kominfo hanya menyimpan data SIM Card dalam bentuk agregat, seperti seberapa banyak pelanggan aktif di operator seluler.
Ia memaparkan, ketika pelanggan melakukan pendaftaran nomor telepon prabayar, maka data seperti NIK dan nomor KK, itu masuk ke operator.
Lanjut ke halaman berikutnya.
Sentimen: negatif (66%)