Sentimen
Negatif (64%)
10 Jan 2023 : 17.27
Tokoh Terkait

Payah! Rupiah Melemah Saat Indeks Dolar AS Jeblok

10 Jan 2023 : 17.27 Views 4

CNBCindonesia.com CNBCindonesia.com Jenis Media: Ekonomi

Payah! Rupiah Melemah Saat Indeks Dolar AS Jeblok

Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah melemah melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada awal perdagangan Selasa (10/1/2022). Padahal Indeks dolar AS jeblok di awal pekan kemarin.

Melansir data Refinitiv, rupiah membuka perdagangan dengan melemah tipis 0,03%, sebelum membengkak menjadi 0,1% ke Rp 15.580/US$.

Indeks dolar AS pada perdagangan Senin jeblok 0,85% ke 103,001, terendah sejak 10 Juni 2022.

-

-

Pelaku pasar kini sudah menimbang-nimbang apakah bank sentral AS (The Fed) akan mengendurkan laju kenaikan suku bunganya, atau bisa memangkas suku bunganya lebih cepat.

Namun, untuk hari ini pasar masih menanti pidato ketua The Fed, Jerome Powell, untuk mencari petunjuk apakah laju kenaikan suku bunga akan dikendurkan setelah beberapa data ekonomi menunjukkan pelambatan. Hal ini membuat rupiah masih sulit menguat meski indeks dolar AS jeblok.

Seperti diketahui sepanjang 2022, The Fed menaikkan suku bunga sebesar 425 basis poin menjadi 4,25% - 4,5%, menjadi yang tertinggi dalam 15 tahun terakhir. Kenaikan tersebut juga menjadi yang paling agresif sejak tahun 1980an.

Pada 2023, The Fed Sebelumnya mengindikasikan akan menaikkan suku bunga dua kali lagi, 50 basis poin pada Februari dan 25 basis poin sebelulan berselang hingga menjadi 5% - 5,25%. Itu kan menjadi level puncak suku bunga di Amerika Serikat, tersirat dari Fed dot plot yang dirilis Desember lalu.

Namun, berdasarkan perangkat FedWatch milik CME Group, pasar kini melihat The Fed akan menaikkan suku bunga masing-masing 25 basis poin pada Februari dan Maret, sehingga puncaknya menjadi 4,75% - 5%.

Probabilitas kenaikan 25 basis poin pada Februari sebesar 80,2% dan pada Maret 69,7%.

The Fed sebelumnya juga menyatakan suku bunga tidak akan diturunkan hingga 2024. Tetapi, dengan data ekonomi AS yang sudah mulai menunjukkan tanda-tanda pelambatan, pelaku pasar melihat peluang The Fed bisa menurunkan suku bunga lebih cepat.

Perangkat FedWatch menunjukkan suku bunga bisa dipangkas di akhir 2023.

"Banyak orang melihat Fed funds futures dan sepertinya akan ada satu kenaikan di Februari kemungkinan kemungkinan pemangkasan pada akhir tahun. Itu menurut saya akan menguatkan jalan bagi pelaku pasar untuk menjual dolar AS." kata Edward Moya, analis pasar senior di Oanda.

Ekspektasi melambatnya laju kenaikan suku bunga tersebut muncul setelah Institute for Supply Management (ISM) Jumat lalu melaporkan sektor jasa Amerika Serikat mengalami kontraksi untuk pertama kalinya dalam dua setengah tahun terakhir.

ISM melaporkan purchasing managers' index (PMI) jasa turun menjadi 49,6 jauh dari bulan sebelumnya 56,5. Angka di bawah 50 berarti kontraksi, sementara di atasnya adalah ekspansi.

Kontraksi tersebut menjadi tanda gelapnya perekonomian AS pada 2023, resesi sudah membayangi.

Untuk diketahui sektor jasa merupakan kontributor terbesar produk domestik bruto (PDB) AS berdasarkan lapangan usaha. Kontribusinya tidak pernah kurang dari 70%.

Kontraksi sektor jasa tentunya menjadi sinyal kuat negara dengan nilai perekonomian terbesar di dunia ini sebentar lagi akan mengalami resesi.


[-]

-

Terkapar Lawan Dolar AS, Rupiah Dekati Level Rp 15.600/USD
(pap/pap)

Sentimen: negatif (64%)