Sudah Masuk RI, Ahli Epidemi Beberkan Bahaya Covid BF.7
CNBCindonesia.com Jenis Media: Tekno
Jakarta, CNBC Indonesia - Belakangan kasus Covid-19 BF.7 sedang melonjak, seperti di China dan beberapa negara lain seperti Jepang dan Korea Selatan.
Di Indonesia, subvarian dari jenis Omicron ini sudah masuk dan saat ini kemungkinan sudah mencapai 15 lebih kasus.
Sebagaimana induknya BF.7 maupun BA.5 ia memiliki gejala yang hampir sama. Gejalanya relatif ringan, demam yang tidak terlalu tinggi, nyeri tenggorokan, batuk dan pilek, tetapi tidak berat.
Namun pada kelompok tertentu mereka yang rentan seperti lansia dan yang memiliki komorbid, bisa mendapat gejala yang berat.
Epidemiolog Masdalina Pane mengatakan BF.7 ini merupakan bagian dari BA5 yang sudah kita lalui peningkatan kasusnya beberapa bulan lalu.
"Ini BF.7 adalah anaknya lagi dari BA5. Jadi sebenarnya kalau dia masih Omicron tidak perlu khawatir sebenarnya dengan peningkatan kasus," lata Masdalina dalam program Profit di CNBC Indonesia, beberapa waktu lalu.
Ia mengungkap bahwa varian omicron dikenal sejak awal tidak ganas. Dikenal pertama kali di Afrika, omicron tidak menimbulkan kematian yang tinggi.
Namun varian ini termasuk dalam immune escape, artinya virus ini mampu mengelabui antibodi baik yang didapat dari vaksin maupun dari terinfeksi.
"Apa artinya dia mengelabuhi? artinya walau kita sudah divaksin walaupun kita memiliki imunitas tapi kita masih tetap bisa terinfeksi," tuturnya.
Di China sendiri, peningkatan kasus sudah berlangsung hampir satu bulan dan mereka sedang menuju pada proses herd immunity. Di Negari Tirai Bambu itu, tingkat vaksinasinya juga sangat tinggi, mereka memproduksi lebih dari 70 jenis vaksin, dan 17 yang sudah disetujui.
Sehingga vaksin sendiri memang tidak memberikan pengaruh banyak terhadap pengendalian Covid-19.
Masdalina mengatakan setuju dengan tindakan yang diambil di Indonesia mengenai kebijakan vaksin booster kedua Covid-19.
Vaksin booster kedua direkomendasikan untuk kelompok tertentu yang rentan seperti lansia. Ini jauh lebih efektif dibanding semua masyarakat dilakukan booster kedua.
"Saya lebih setuju dengan apa yg dilakukan Indonesia. kita merekomendasikan penggunaan booster kedua untuk kelompok tertentu yaitu lansia, memberi kesempatan pada lansia untuk mendapatkan booster kedua," ujarnya.
Menurutnya pemberian vaksin tersebut jauh lebih efektif dibanding seluruh masyarakat kita lakukan booster kedua. Sebab, masing-masing vaksin memiliki efektivitas berbeda-beda terkait dengan waktu.
"Kita tidak bisa samakan vaksin satu dan lainnya. Jadi ada vaksin yang bisa bertahan 9 bulan sampai 1 tahun jadi itu kebijakan di setiap negara," tuturnya.
Untuk kelompok lain, Masdalina yakin masyarakat sudah cukup paham apa yang harus dilakukan dengan pengalaman pandemi selama 3 tahun terakhir.
"3M itu bagi masyarakat adalah hal yang penting untuk tetap mereka lakukan, tidak usah banyak-banyak M-nya cukup menggunakan masker, kalau memungkinkan menjaga jarak, dan jangan lupa terus mencuci tangan," ujarnya.
Sementara pemerintah didorong untuk meningkatkan testing, tracing dan treatment dilakukan secara ketat. "Hanya itu yang dilakukan untuk pengendalian Covid-19." pungkasnya.
[-]
-
Amerika Buat Covid Varian Baru di Lab, Tingkat Kematian 80%(dem/dem)
Sentimen: positif (98.5%)