Sentimen
Positif (99%)
6 Jan 2023 : 19.26
Informasi Tambahan

BUMN: PT Pertamina

Kab/Kota: Washington

Pertamina-Chevron Kerja Sama Jajaki Peluang Bisnis Rendah Karbon RI

CNNindonesia.com CNNindonesia.com Jenis Media: Ekonomi

6 Jan 2023 : 19.26
Pertamina-Chevron Kerja Sama Jajaki Peluang Bisnis Rendah Karbon RI
Jakarta, CNN Indonesia --

PT Pertamina (Persero) dan Chevron Corporation melalui anak perusahaannya, Chevron New Ventures Pte Ltd kerja sama untuk menjajaki potensi peluang bisnis rendah karbon di Indonesia.

Kerja sama ini merupakan tindak lanjut dari penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) oleh Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati dan Executive Vice President Business Development Chevron Jay Pryor di Washington DC, Amerika Serikat pada Kamis (12/5).

"Melalui potensi kerja kami di Indonesia, dan seluruh kawasan Asia Pasifik, kami berharap dapat menyediakan energi yang terjangkau, andal, dan selalu bersih, serta membantu industri dan konsumen yang menggunakan produk kami untuk mencapai tujuan rendah karbon mereka," ujar Presiden Chevron New Energies Jeff Gustavson dalam keterangan resmi.

-

-

Kedua perusahaan berencana untuk mempertimbangkan teknologi panas bumi baru (novel geothermal); penyeimbangan karbon (carbon offsets) melalui solusi berbasis alam; penangkapan, pemanfaatan dan penyimpanan karbon (carbon capture, utilization, dan storage/ CCUS); serta pengembangan, produksi, penyimpanan, dan transportasi hidrogen dengan rendah karbon (lower carbon hydrogen).

"Kemitraan ini merupakan langkah strategis bagi Pertamina dan Chevron untuk saling melengkapi kekuatan masing-masing, serta mengembangkan proyek dan solusi energi rendah karbon untuk mendorong kemandirian dan ketahanan energi dalam negeri," ujar Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati.

Kerja sama ini menjadi bagian dari upaya kedua perusahaan untuk mendukung target net zero emission Pemerintah Indonesia pada 2060. Pertamina sendiri berkomitmen meningkatkan bauran energi terbarukan dari 9,2 persen pada tahun 2019 menjadi 17,7 persen di tahun 2030.

Indonesia, sebagai negara kedua terbesar yang memiliki kapasitas terpasang panas bumi telah mengembangkan geothermal sejak 1974.

Saat ini, melalui Subholding Power & NRE, Pertamina memiliki total kapasitas terpasang Geothermal mencapai 1.877 MW yang berasal dari 13 area kerja Geothermal, di mana 672 MW berasal dari area kerja yang dioperasikan sendiri dan 1.205 merupakan kontrak operasi bersama (joint operation contract/JOC).

Area kerja yang dioperasikan sendiri dengan total kapasitas 672 MW tersebut mencakup Area Sibayak 12 MW, Area Lumut Balai 55 MW, Area Ulubelu 220 MW, Area Kamojang 235 MW, Area Karaha 30 MW, dan Area Lahendong 120 MW.

Selain itu, Pertamina juga melakukan diversifikasi pengembangan geothermal, antara lain yang saat ini tengah berjalan sebagai pilot project adalah green hydrogen yang dikembangkan di Area Ulubelu dengan target produksi 100 kg per hari dan brines to power yang dikembangkan di Area Lahendong serta memiliki potensi kapasitas 200 MW dari beberapa area kerja lainnya.

Perseroan, tambah Nicke, juga tengah mengembangkan penerapan Carbon Capture and Storage (CCS) dan Carbon Capture Utilization and Storage (CCUS) sebagai salah satu strategi perseroan mengurangi emisi karbon di dua lapangan migas yakni Gundih dan Sukowati. Pertamina juga sedang mengkaji komersialisasi penerapan teknologi CCUS di wilayah Sumatera.

Indonesia sendiri sudah memiliki peta jalan transisi energi yang tertuang dalam Grand Strategy Energi Nasional. Dalam peta jalan tersebut, penggunaan energi terbarukan ditargetkan mencapai 23 persen pada tahun 2025.

"Kami harap perusahaan minyak dan gas kelas dunia, seperti Pertamina dan Chevron, dapat bermitra untuk memangkas emisi karbon dan mendorong transisi energi sebagaimana yang telah diamanatkan oleh Pemerintah Indonesia," ujar Menkomarves Luhut Binsar Panjaitan yang turut menghadiri penandatangan MoU tersebut.

[-]

(sfr/sfr)

[-]

Sentimen: positif (99.9%)