Sementara level Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) paling rendah tahun ini yaitu pada 25 Januari 2022, di mana penurunannya mencapai level 6.568.17 sedangkan untuk rupiah terjadi pada tanggal 19 Mei, saat itu rupiah melemah tajam ke level Rp14.719.
Pergerakan rupiah maupun pasar saham tahun ini dipengaruhi beragam sentimen, baik dari dalam maupun luar negeri.
Pengamat Pasar Uang, Ibrahim Assuaibi, mengatakan pelemahan rupiah ini karena ada tekanan ancaman resesi yang digadang-gadang akan terjadi pada 2023.
"Isu resesi di tahun 2023 terus menjadi tranding topic diseluruh dunia. Apalagi para ekonom telah memperingatkan soal kemungkinan terjadi resesi," jelas Ibrahim dalam rilis hariannya.
Sedangkan untuk kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penguatan. Indeks bergerak menguat 0,02% atau 1,30 poin ke level 6.801.
Penasihat Asosiasi Analis Efek Indonesia (AAEI) sekaligus analis MNC Sekuritas, Edwin Sebayang mengatakan, IHSG bakal lanjutkan penguatan karena beberapa sentimen seperti kenaikan indeks Wall Street hingga harga komoditas.
"Setelah selama 3 hari berturut-turut IHSG menguat, mengacu beberapa perkembangan positif dalam semalam, maka peluang IHSG akan melanjutkan kenaikannya dalam perdagangan Kamis ini,” ungkap Edwin dalam risetnya, Selasa, 26 Desember 2022.
Berikut Okezone merangkum pergerakan rupiah dan IHSG sepanjang 2022, mulai dari awal Januari hingga Desember 2022.
Pergerakan Rupiah 2022
Rupiah di awal tahun 2022, start di level Rp14.266. Di mana sepanjang Januari sampai April pergerakan rupiah tidak mengalami banyak perubahan. Lalu kemudian, pada tanggal 21 April rupiah masih tetap berada di level Rp14.344.
Namun, pada bulan Mei rupiah mulai mengalami tekanan. Pelemahan tertingginya terjadi pada tanggal 19 Mei, saat itu rupiah melemah tajam ke level Rp14.719.
Pengamat pasar uang Ibrahim Assuaibi mengatakan, Dolar berdiri di level tertinggi sejak hari-hari awal pandemi pada hari ini dan menuju bulan terbaiknya sejak 2015, didukung oleh prospek kenaikan suku bunga AS dan arus safe-haven yang dipicu oleh perlambatan pertumbuhan di China dan Eropa.
"Penghasilan AS kemungkinan akan mengatur nada di pasar keuangan di kemudian hari, menjelang data pertumbuhan AS yang akan dirilis pada hari Kamis di mana pertunjukan yang solid dapat memperkuat taruhan pada suku bunga yang bergerak naik tajam pada pertemuan Federal Reserve Mei," jelas Ibrahim dalam risetnya, Rabu, 27 April 2022.
Kemudian, pelemahan rupiah mulai mereda terhitung sejak pertengahan Mei 2022 hingga awal Juni mengalami penguatan. Tepatnya, pada tanggal 3 Juni rupiah menguat ke level Rp14.433.
Namun, tidak berselang lama, rupiah terus mengalami pelemahan hingga menembus level Rp15.000. Puncak pelemahan rupiah terdalam terjadi pada 29 November 2022, kala itu rupiah menembus level psikologis yakni Rp15.643.
Selanjutnya, pada tanggal 2 Desember rupiah sempat mengalami penguatan ke level Rp15.426.
Hingga pada akhirnya penutupan perdagangan akhir tahun rupiah
Nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS yang ditransaksikan antarbank di Jakarta jelang pergantian tahun 2022 ke 2023 bergerak stabil. Rupiah ditutup menguat ke posisi Rp15.572 per USD.
Pergerakan IHSG 2022
Awal masuk tahun baru, tepatnya pada tanggal 21 Januari 2022, IHSG menguat ke level 6.726.37. IHSG berada di zona hijau pada pembukaan perdagangan. Sementara, di akhir Januari yaitu tanggal 25 Januari IHSG ditutup turun ke level 6.568.17. Di mana sepanjang perdagangan IHSG berada di zona merah.
Penurunan IHSG bulan Januari dipengaruhi oleh sikap pelaku pasar yang menanti kebijakan moneter bank sentral Amerika Serikat (AS) The Fed.
Menurut CEO Indosurya Bersinar Sekuritas, William Surya Wijaya, rentang gerak IHSG saat itu terlihat masih akan berada dalam fase konsolidasi dengan potensi tekanan yang masih cukup besar.
"Kondisi perlambatan perekonomian yang masih menjadi tantangan serta diiringi oleh fluktuatif harga komoditas dan nilai tukar Rupiah belum akan memberikan pengaruh terhadap pola gerak IHSG," kata William dalam risetnya.
Pada Februari 2022, tepatnya tanggal 23 Februari IHSG naik secara signifikan ke level 6.920.06. Kenaikan tersebut terus berlanjut hingga puncaknya yaitu pada tanggal 21 April, IHSG tetap berada di zona hijau dan menyentuh level 7.276.19.
Namun, pada bulan Mei IHSG kembali mengalami penurunan secara dratis. Penurunan tertingginya terjadi pada tanggal 13 Mei, saat itu IHSG menurun tajam ke level 6.597.99 dan berada di zona merah. Akan tetapi, penurunan ini tidak lebih parah jika dibandingkan dengan bulan Januari.
Lalu, pada tanggal 8 Juni 2022, IHSG naik lagi ke level 7.193.31 dan kembali berada di zona hijau. Dan sepanjang bulan Juni hingga September 2022, IHSG terus mengalami kenaikan. Puncak kenaikan tertingginya yaitu pada tanggal 13 September, IHSG menyentuh level 7.318.02.
Kenaikan yang sangat dratis ini karena ditopang oleh tren pergerakan harga komoditas.
VP PT Samuel Sekuritas Muhammad Alfatih mengatakan, pergerakan indeks dalam negeri diuntungkan oleh krisis energi yang dialami beberapa negara. Adapun, tingkat inflasi di Amerika Serikat (AS) yang mencapai 8,3% disebut tidak terlalu berpengaruh terhadap pergerakan IHSG ke depan.
“Kalaupun ada koreksi, itu tidak akan terlalu dalam di rentang 7.300 hingga 7.250. Jika tekanannya cukup kuat, mungkin akan turun ke 7.200,” kata Alfatih dalam Market Buzz IDX Channel, Rabu, 14 September 2022.
Menurutnya, pergerakan IHSG juga ditopang oleh investor asing yang masuk ke dalam saham-saham sektor komoditas seperti batu bara dan CPO. Alfatih menyebut, dengan tren kenaikan harga komoditas saat ini, para investor menilai bahwa pasar domestik merupakan salah satu pasar yang defensif dari sentimen negatif global.
“Mudah-mudahan segmen komoditi akan bertahan, agar IHSG kita juga bertahan,” kata dia.
Namun kenaikan itu tidak berselang lama, karena pasalnya IHSG kembali mengalami penurunan. Penurunan itu terjadi pada tanggal 9 Desember, IHSG menurun ke level 6.715.12.
Selanjutnya, pada tanggal 27 Desember, IHSG kembali mengalami penguatan ke level 6.923.03.
Sementara di akhir penutupannya, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berada di zona merah pada akhir perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2022 Jumat (30/12/2022). IHSG ditutup melemah tipis 9,45 poin atau 0,14% ke level 6.850,619.
Pada penutupan perdagangan, terdapat 224 saham menguat, 287 saham melemah dan 197 saham stagnan. Transaksi perdagangan mencapai Rp9,3 triliun dari 18,3 miliar saham yang diperdagangkan.