Sentimen
Positif (100%)
31 Des 2022 : 04.29
Informasi Tambahan

BUMN: Garuda Indonesia

Kasus: covid-19

RI Menuju Kiamat Uang Kertas, Buktinya Ada di Sepanjang 2022!

CNBCindonesia.com CNBCindonesia.com Jenis Media: Tekno

31 Des 2022 : 04.29
RI Menuju Kiamat Uang Kertas, Buktinya Ada di Sepanjang 2022!

Jakarta, CNBC Indonesia - Sepanjang tahun 2022, semakin banyak kita menemukan orang yang tidak membawa uang tunai (cash) saat bepergian dan hanya mengandalkan pembayaran melalui mobile banking atau kartu.

Ternyata di tahun ini, tren penggunaan uang elektronik memang meningkat, bahkan pertumbuhannya lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan peredaran uang kartal yang diedarkan oleh Bank Indonesia (BI).

Hal ini didorong oleh budaya non tunai (cashless) yang semakin masif dilakukan masyarakat di masa pandemi Covid-19. Hal ini mengindikasikan adanya fakta baru mengenai kebiasaan masyarakat Indonesia dalam penggunaan uang dalam transaksi.

-

-

Pergeseran budaya tersebut juga mendorong BI untuk terus meningkatkan efisiensi sistem pembayaran melalui penguatan kebijakan dan akselerasi digitalisasi untuk menjaga momentum pemulihan ekonomi. Sehingga sekarang, tidak jarang kita menemui toko-toko yang hanya menerima pembayaran melalui uang elektronik seperti lewat QR Code atau pilihan uang elektronik lainnya, karena memang hal tersebut sudah mudah dilakukan.

Bagaimana tren data peningkatan transaksi uang elektronik tahun ini?

Kuartal I: tumbuh 42,06% yoy

Gubernur BI Perry Warjiyo mencatat nilai transaksi uang elektronik (UE) pada Kuartal I 2022 tercatat tumbuh 42,06% secara tahunan (year on year/yoy). Kemudian, transaksi digital banking pada Kuartal I-2022 juga meningkat 34,9% (yoy).

"Transaksi ekonomi dan keuangan digital menunjukkan perkembangan pesat seiring peningkatan akseptasi dan preferensi masyarakat dalam berbelanja daring, perluasan dan kemudahan sistem pembayaran digital serta akselerasi digital banking," jelas Perry dalam konferensi pers, Selasa (19/4/2022).

Deputi Gubernur BI Doni Primanto Joewono mengatakan peningkatan transaksi UE tersebut didorong oleh tumbuhnya transaksi e-commerce di masyarakat untuk berbelanja online. Selain itu, memang di awal tahun 2022 banyak terjadi inovasi di berbagai marketplace sejalan dengan berkembangnya strategi marketing berbagai industri di Indonesia.

Doni menerangkan, pada Kuartal I 2022, BI mencatat nilai transaksi e-commerce tumbuh 19,83% secara tahunan (year on year) dan secara volume tumbuh 38,43% (yoy).

Kuartal II: tumbuh 39,85% yoy

Di Kuartal II, BI melaporkan transaksi ekonomi dan keuangan digital terus menunjukkan perkembangan yang pesat. Menurut Gubernur BI Perry Warjiyo perkembangan transaksi ekonomi dan keuangan digital di tanah air berkembang pesat seiring dengan peningkatan akseptasi dan preferensi masyarakat dalam berbelanja daring, perluasan, dan kemudahan sistem pembayaran digital serta akselerasi digital banking.

Adapun transaksi uang elektronik (UE) pada Kuartal II 2022 tumbuh 39,85% secara tahunan (year on year/yoy). Kemudian nilai transaksi digital banking pada kuartal II 2022 meningkat 38,45% (yoy). Sedangkan Uang Kartal Yang Diedarkan (UYD) pada kuartal II 2022, hanya tumbuh 9,36% (yoy). Bahkan, uang beredar dalam arti sempit (M1) dan luas (M2), hanya tumbuh masing-masing sebesar 16,60% (yoy) dan 10,64% (yoy).

Di awal Kuartal III 2022, Perry mengatakan upaya digitalisasi akan terus dilakukan hingga ke daerah-daerah dengan memperkuat koordinasi dan kolaborasi dengan kementerian/lembaga Satgas Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (P2DD).

"Dalam rangka mendorong akselerasi digitalisasi daerah untuk mendukung pertumbuhan ekonomi daerah," jelas Perry dalam konferensi pers, Kamis (21/7/2022).

Kuartal III: tumbuh 35,79% yoy

Di Kuartal III, meskipun mengalami perlambatan, nilai transaksi uang elektronik pada kuartal III 2022 masih tercatat tumbuh 35,79% (year on year/yoy), dan untuk keseluruhan tahun 2022 diproyeksikan meningkat 32,27% (yoy) hingga mencapai Rp 404 triliun. Sedangkan uang kartal yang diedarkan (UYD) pada kuartal III 2022 hanya meningkat 7,61% (yoy).

Selain itu, nilai transaksi digital banking pada kuartal III 2022 meningkat 29,47% (yoy), dan untuk keseluruhan tahun 2022 diproyeksikan meningkat 30,19% (yoy) hingga mencapai Rp 53.144 triliun.

November: tumbuh 12,84% yoy

Pada bulan November 2022, BI melaporkan nilai transaksi uang elektronik tumbuh 12,84% (year on year) mencapai Rp 35,3 triliun. Pertumbuhan penggunaan uang elektronik tersebut, lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan peredaran uang kartal yang diedarkan (UYD) pada November 2022 yang hanya tumbuh 7,77% (yoy) senilai Rp 935,2 triliun.

Adapun nilai transaksi digital banking meningkat 13,88% (year on year/yoy) menjadi Rp 4.561,2 triliun, sejalan dengan normalisasi mobilitas masyarakat. Selain itu, nilai transaksi pembayaran menggunakan kartu ATM, kartu debit, dan kartu kredit juga meningkat 16,85% (yoy) menjadi Rp 664,9 triliun.

Bagaimana tren uang elektronik di tahun 2023 dan 2024?

Pada Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) 2022, Rabu (30/11/2022), Perry Warjiyo memberikan ramalan terbaru mengenai transaksi uang elektronik yang akan terus tumbuh signifikan ke depannya. Hal ini sejalan dengan pertumbuhan ekonomi dan keuangan digital pada 2023 dan 2024, dimana dia memperkirakan transaksi e-commerce dapat mencapai Rp 572 triliun pada 2023 dan Rp 689 triliun pada 2024.

"Uang elektronik Rp 508 triliun (pada 2023) dan Rp 640 triliun (pada 2024)," katanya.

Penerbitan White paper Central Bank Digital Currency (CBDC)

Pada pertemuan PTBI 2022 tersebut, otoritas moneter juga secara resmi menerbitkan white paper pengembangan central bank digital currency (CBDC) atau rupiah digital. White paper ini bertajuk 'Proyek Garuda Menavigasi Arsitektur Digital Rupiah'. Proyek Garuda merupakan proyek yang memayungi berbagai inisiatif eksplorasi atas berbagai pilihan desain arsitektur Digital Rupiah.

"Hari ini kami luncurkan white paper Rupiah Digital. Atas izin Presiden Joko Widodo. Pengembangan Rupiah digital ini sebagai satu-satunya alat pembayaran digital yang sah di Indonesia. Kami namakan Proyek Garuda," ujar Perry.

Di dalamnya, BI mengungkapkan rupiah digital diharapkan memiliki kualitas yang lebih aman dan efisien dibandingkan kualitas uang kartal fisik dan rekening giro di Bank Indonesia.

"Dengan karakter tersebut digital rupiah akan mampu secara efektif menjadi instrumen inti bagi Bank Indonesia dalam menjalankan mandatnya pada era digital," tulis BI dalam white papernya.

Hadirnya rupiah digital, dijelaskan BI tidak akan menghilangkan fungsi uang kartal sebagai alat pembayaran. Rupiah digital justru akan menambah khazanah alat pembayaran yang menjamin masyarakat untuk mampu bertransaksi dalam kondisi apapun. Digital rupiah akan menjadi komplemen uang kartal (kertas dan logam) dan rekening giro pihak ketiga di Bank Indonesia.

"Digital rupiah hadir sebagai komplemen dari uang-uang yang lazim digunakan oleh masyarakat, termasuk uang kartal fisik," tulis BI.

Perry menjelaskan, layaknya uang kartal, rupiah digital juga akan melalui proses penerbitan dan pemusnahan. Rupiah digital akan diimplementasikan secara bertahap, mulai dari wholesale Central Bank Digital Currency (CBDC) untuk penerbitan, pemusnahan, dan transfer antar bank.

"Kemudian diperluas dengan model bisnis operasi moneter dan pasar uang, dan akhirnya pada integrasi wholesale digital rupiah dengan ritel digital rupiah secara end to end," jelas Perry dalam siaran resminya, dikutip Senin (26/12/2022).


[-]

-

BI Jamin Rupiah Digital Tak Bikin Ekonomi RI Malah Guncang
(mij/mij)

Sentimen: positif (100%)