Sentimen
Negatif (99%)
30 Des 2022 : 20.50
Informasi Tambahan

Event: Premier League

Kab/Kota: bandung

Kasus: covid-19, PHK

Daftar Startup yang PHK, Bangkrut, dan Tutup Layanan 2022

CNBCindonesia.com CNBCindonesia.com Jenis Media: Tekno

30 Des 2022 : 20.50
Daftar Startup yang PHK, Bangkrut, dan Tutup Layanan 2022

Jakarta, CNBC Indonesia - Badai pemutusan hubungan karyawan (PHK) menerjang perusahaan rintisan atau startup tahun ini. Sejak awal 2022, satu per satu startup mengumumkan efisiensi dengan mengurangi karyawan mereka secara massal. Jumlahnya pun tak sedikit, bahkan ada yang mencapai ratusan.

Kebanyakan startup menjadikan keadaan ekonomi global yang sedang terjadi sebagai alasan. Beberapa mengungkap jumlah karyawan yang di PHK dan sebagian memilih menutup rapat data tersebut.

Berikut ini CNBC Indonesia rangkum startup Indonesia yang mengambil langkah PHK di tahun ini.

-

-

1. Shopee Indonesia

September lalu, Shopee akhirnya mengumumkan PHK karyawan di Indonesia pada Senin (19/9). Kabarnya, 3% dari karyawan Shopee Indonesia terkena imbas langkah efisiensi tersebut.

Langkah efisiensi ini ini disampaikan oleh Head of Public Affairs Shopee Indonesia Radynal Nataprawira. "Dengan berat hati, Shopee Indonesia harus melepas sejumlah karyawan," katanya lewat siaran pers.

Di dokumen pencarian kerja untuk komunitas startup yang dipelopori oleh akun Instagram @ecommurz, jumlah eks pegawai Shopee yang mencari kerja mencapai 400-an nama.

2. GoTo

GoTo atau Gojek Tokopedia melakukan perampingan karyawan sebanyak 1.300 orang atau sekitar 12% dari total karyawan tetap.

CEO Grup GoTo Andre Soelistyo menyebut, langkah tersebut salah satu bentuk adaptasi perusahaan untuk memastikan kesiapan perusahaan menghadapi tantangan ke depan.

"Hal ini termasuk mengambil keputusan sulit untuk melakukan perampingan karyawan sejumlah 1.300 orang atau sekitar 12% dari total karyawan tetap Grup GoTo," ujarnya dalam keterangan tertulis kepada CNBC Indonesia beberapa waktu yang lalu.

3. Ruangguru

Ruangguru juga menempuh keputusan serupa dengan melepas ratusan pegawainya. Pengumuman PHK dilakukan pada Jumat (18/11). Perusahaan beralasan PHK dilakukan akibat kondisi pasar global.

PHK massal tersebut sudah terdengar sejak Jumat pagi. Sejumlah sumber CNBC Indonesia mengatakan karyawan menerima email pemberitahuan tentang PHK.

4. Sirclo

Terbaru, ada Sirclo Group mengumumkan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) karyawannya yang efektif per Selasa (22/11).

Jumlah pegawai yang terdampak kebijakan startup omnichannel commerce enabler adalah 8% dari jumlah karyawan. Alasan pemangkasan karyawan itu disebutkan sebagai kebutuhan beradaptasi di tengah kondisi makro ekonomi saat ini.

"Sebagai perusahaan teknologi yang berkembang pesat, Sirclo Group berupaya untuk terus adaptif dalam melakukan penyesuaian bisnis agar mencapai pertumbuhan jangka panjang," kata Founder dan CEO Sirclo Group, Brian Marshal, dalam keterangannya.

5. Xendit

Startup fintech Xendit memutus hubungan kerja (PHK) terhadap 5 persen karyawannya di Indonesia dan Filipina.

Keputusan PHK ini diambil karena situasi makroekonomi yang tidak menentu saat ini, sehingga memaksa perusahaan untuk mengubah struktur dan sumber daya tim.

"Melakukan rightsizing tim adalah sebuah keputusan yang sangat sulit namun tetap harus diambil untuk optimalisasi posisi kami di jangka pendek maupun jangka panjang untuk perkembangan," kata Chief Operating Officer Xendit Tessa Wijaya, dalam keterangan tertulis kepada CNBC Indonesia.

6. Sayurbox

Sayurbox mengumumkan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) pada Selasa (6/12/2022). Jumlah yang terdampak keputusan efisiensi itu 5% dari total keseluruhan karyawan.

Alasan keputusan tersebut disebut menjadi bagian dari langkah Sayurbox agar menjadi perusahaan mandiri secara finansial. Selain juga agar bisa bertumbuh secara sustainable dalam jangka panjang saat ada tantangan ekonomi makro global.

7. Lummo

Startup penyedia solusi layanan perangkat lunak business-to-consumer (B2C) Lummo yang sebelumnya dikenal sebagai BukuKas melakukan PHK terhadap sejumlah karyawan di Jakarta dan Bengaluru, India.

Lummo dikabarkan telah melakukan PHK terhadap sekitar 100-120 karyawan yang sebagian besar berada di tim teknis, desain, dan produk.

8. TaniHub

PHK terhadap karyawan start up pertanian TaniHub merupakan dampak dari ditutupnya operasional gudang di Bandung dan Bali. Namun, perusahaan tidak menyebutkan jumlah karyawan yang terdampak.

9. Zenius

Start up edukasi Zenius melakukan PHK terhadap lebih dari 200 karyawan karena perusahaan terdampak oleh kondisi makroekonomi.

Untuk beradaptasi dengan dinamisnya kondisi yang mempengaruhi industri, Zenius menyatakan bahwa pihaknya perlu melakukan konsolidasi dan sinergi proses bisnis.

10. JD.ID

Layanan belanja online atau e-commerce JD.ID menempuh langkah PHK sebagai salah satu improvisasi agar perusahaan dapat terus beradaptasi dan selaras dengan dinamika pasar dan tren industri di Indonesia.

PHK itu juga ditempuh karena JD.com Inc selaku perusahaan induk JD.ID menanggung beban yang besar setelah penyebaran virus COVID-19 di berbagai kota di China.

JD.ID dua kali melakukan PHK. Terakhir, pada Desember PHK JD.iD berdampak ke sekitar 200 orang atau 30% dari total pegawai.

11. Link Aja

LinkAja menyatakan sedang melakukan re-organisasi sumber daya manusia (SDM). Ini dilakukan karena dampak pada perubahan fokus dan tujuan bisnis.
Head of Corporate Secretary Group LinkAja Reka Sadewo mengatakan LinkAja melakukan perubahan signifikan terkait dokus dan tujuan bisnis. Perubahan itu pada akhirnya membuat startup pelat merah itu melakukan re-organisasi SDM sesuai fungsi SDM dengan kebutuhan dan fokus bisnis.

CNBC Indonesia juga meminta konfirmasi LinkAja soal kabar PHK perusahaan. Dalam responnya, pihak perusahaan menyatakan jumlah pegawai yang terdampak re-organisasi jauh lebih sedikit dari kabar yang beredar.

12. Pahamify

Startup di bidang pendidikan, Pahamify, mengambil keputusan untuk melakukan PHK massal untuk beradaptasi di kondisi ekonomi makro terkini.

Pada akhir Juni 2022, Pahamify sempat membuat heboh media sosial dengan menyatakan pamit. Namun, ternyata pernyataan di Instagram tersebut bukan pengumuman penutupan operasi.

CEO Pahamify, Syarif Rousyan Fikri meminta maaf karena kehebohan tersebut. Dia menjelaskan ucapan pamit tersebut untuk mengucapkan selamat tinggal kepada Tahun Ajaran 2021-2022. Startup itu akan bersiap untuk menyambut tahun ajaran selanjutnya

13. SiCepat

Startup yang bergerak di bidang layanan pengiriman barang ini dikabarkan telah melakukan PHK terhadap sekitar 360 karyawannya.

Namun, berbeda dengan startup lain yang kebanyakannya melakukan PHK untuk menyesuaikan bisnis dengan kondisi ekonomi yang sedang berlangsung, pihak SiCepat mengungkapkan bahwa langkah ini ditempuh sebagai evaluasi kompetensi karyawan.

14. Tokocrypto

Dua kali dalam satu tahun Tokocrypto melakukan PHK. Pada perampingan kedua yakni pada Desember, mereka menyinggung soal kondisi pasar yang bergejolak.

Perusahaan tak menyebut jumlah karyawan yang terdampak. Namun, Tokocrypto hanya mengatakan tujuan pengurangan itu terjadi untuk melakukan tujuan pengelolaan biaya operasional yang lebih baik.

"Melihat kondisi pasar yang bergejolak saat ini, Tokocrypto juga akan melakukan perampingan secara operasional dan fokus pada peningkatan kinerja platform perdagangan aset kripto," kata Tokocrypto dalam keterangan resminya.

Sementara di bulan September lalu, Tokocrypto memberhentikan 20% dari jumlah 227 karyawannya. Saat itu perusahaan menjelaskan keputusannya karena mempertimbangkan perubahan fokus bisnis.

Dalam siaran pers yang sama, Tokocrypto memberikan konfirmasi bahwa Binance secara bertahap menambah kepemilikan saham di perusahaan hingga hampir 100%. Ini berdasarkan investasi yang sudah terjalin pada 2020 lalu.

15. MPL

Startup gim mobile dan e-sport asal India dan telah menyandang status unicorn, Mobile Premier League (MPL) yang memberhentikan 100 karyawan atau 10% total pegawainya.
Tak hanya itu, MPL juga harus angkat kaki dari Indonesia. Layanan streaming service di aplikasinya juga ditutup.

"Mohon maaf, MPL Indonesia sudah tidak menerima pengguna baru saat ini. Per tanggal 30 Mei 2022, MPL tidak lagi beroperasi di Indonesia," tulis perusahaan di aplikasinya Juni lalu.

Berikut adalah daftar lengkap startup yang melakukan PHK, menutup salah satu layanan, hingga bangkrut sepanjang 2022.

Startup RI yang Terpaksa PHK Massal Xendit Carsome Shopee Indonesia Tokocrypto Lummo MPL Tanihub Zenius JD.ID Pahamify LinkAja SiCepat OYO Sayurbox
Startup yang bangkrut

Tidak hanya PHK. Beberapa startup RI bangkrut karena kinerja yang kurang memuaskan atau hal lainnya, yakni:

Fabelio Sorabel Stoqo iFlix AiryRooms Beres.id Startup tutup layanan

Lalu, daftar startup yang menutup layanan di Indonesia. Sebagian memutuskan keluar dari bisnis tertentu, sedangkan yang lain merombak total model bisnisnya:

MPL Brambang Happy fresh Tanihub Line Bananas
[-]

-

Tsunami PHK Startup September Hantam 10.000 Karyawan
(dem/dem)

Sentimen: negatif (99.2%)