Sentimen
Netral (97%)
30 Des 2022 : 17.38
Informasi Tambahan

Kasus: PHK

Duh! Konglomerat Ini Rupanya Terpukul 'Gelap' Ekonomi

30 Des 2022 : 17.38 Views 3

CNBCindonesia.com CNBCindonesia.com Jenis Media: Ekonomi

Duh! Konglomerat Ini Rupanya Terpukul 'Gelap' Ekonomi

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham emiten media tengkurap tahun ini, dengan perusahaan kehilangan kapitalisasi pasar secara signifikan karena kondisi pasar periklanan yang memburuk. Meski saat ini telah terkapar parah, kondisi tersebut tampaknya bisa jadi akan berlanjut pada paruh pertama tahun 2023.

Tahun ini banyak perusahaan mulai membatasi anggaran iklannya dalam upaya menghadapi kondisi ketidakpastian ekonomi global yang ditakutkan ikut berdampak ke dalam negeri. Biaya pengeluaran untuk iklan dan pemasaran merupakan bagian dari pos yang paling awal dikurangi ketika perusahaan mengalami permasalahan keuangan.

Sementara itu, lanskap sektor teknologi yang suram juga ikut membebani kinerja keuangan dan saham emiten media. Sebelumnya, kala perusahaan teknologi dibanjiri oleh dana swasta untuk mempercepat ekspansi, bisnis media menjadi salah satu yang diuntungkan.

-

-

Sejumlah perusahaan teknologi besar RI mulai dari e-commerce, ride hailing hingga fintech membombardir alam bawah sadar masyarakat lewat belanja iklan yang masif. Iklan-iklan tersebut juga ikut dibalut dengan nada yang menarik dan dibintangi oleh artis, atlet dan pesohor dunia terkenal.

Akan tetapi belanja iklan perusahaan tech yang semula merupakan oli bagi kinerja keuangan perusahaan media kini mulai berkurang drastis dan membuat investor waswas dan pada akhirnya berpandangan bearish.

Hal tersebut bukan tanpa alasan, mengingat sejumlah perusahaan teknologi telah mengumumkan PHK karyawan. Bahkan ada yang telah melaksanakan lebih dari satu gelombang. Beberapa perusahaan juga telah bangkrut, serta ada perusahaan yang diisukan akan segera keluar dari pasar Indonesia.

Langkah drastis tersebut, mulai dari perampingan hingga resmi hengkang, tentu baru akan dilakukan setelah perusahaan melakukan sejumlah penghematan, termasuk belanja iklan. Artinya kondisi sektor teknologi yang sedang tidak baik-baik saja pada akhirnya menjadi ancaman nyata bagi perusahaan media.

Tahun ini harga saham sejumlah perusahaan media besar utama telah mengalami penurunan signifikan. Eddy Kusnadi Sariaatmadja tahun ini menjadi salah satu taipan yang kekayaannya menyusut paling besar karena kinerja buruk portofolio saham media miliknya. Saham Elang Mahkota Teknologi (EMTK) ambles 55% tahun ini, sementara saham Surya Citra Media (SCMA) turun 37% tahun ini.

Emiten media milik Hary Tanoe juga ikut turun drastis. Saham MNCN, MSKY dan IPTV masing-masing anjlok 19%, 63% dan 61% tahun ini. Lalu ada duo emiten radio milik Menteri BUMN Erick Thohir MARI yang jeblok 73% tahun ini.

Foto: Feri Sandria
Kinerja saham emiten media

Kondisi ini sejatinya terjadi secara global, dengan saham-saham seperti Netflix hingga Disney kehilangan kapitalisasi pasarnya hingga miliaran dolar.

Selain pasar iklan yang suboptimal, pertumbuhan pelanggan yang semakin stagnan menjadi biang keladi turunnya harga saham perusahaan media global tahun ini. Sepanjang tahun ini, saham Warner turun lebih dari 60% dan Disney turun lebih dari 45%. Sementara itu saham raksasa streaming Netflix telah turun lebih dari 50%, dengan kapitalisasi pasarnya terpangkas setengahnya.

TIM RISET CNBC INDONESIA


[-]

-

Blue Bird Digugat Rp 11 Triliun, Saham BIRD Anjlok
(fsd)

Sentimen: netral (97%)