Sentimen
Orang Indonesia Cenderung Jadi Smart Traveler, Ini Penjelasannya!
Kumparan.com Jenis Media: News
Hal itu juga didukung dari data VisaNet. Data tersebut menunjukkan bahwa bahwa negara-negara maju seperti Singapura dan Australia kini sudah semakin mengadopsi model pembayaran contactless.
Transaksi kartu Visa contactless di sana mencapai lebih dari 90 persen. Karenanya, berbagai jenis pembayaran untuk semua kebutuhan tidak lagi membutuhkan uang tunai dan jadi lebih aman, cepat, dan nyaman.
Tak beda dengan negara lain, masyarakat Indonesia pun tampak mulai condong pada contactless payment. Temuan dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) melalui studi Tren Industri Pariwisata 2021 juga menunjukkan, ada 4 karakteristik pelaku usaha yang sukses di era pandemi, di antaranya hygiene dan low-touch. Bisa dikatakan, dua poin ini menjadi alasan utama para wisatawan memilih contactless payment.
Jangan heran jika para pelaku bisnis tourism and hospitality di berbagai negara, termasuk Indonesia, semakin menawarkan pengalaman berwisata yang bebas repot bagi wisatawan domestik dan mancanegara.
Studi Visa Consumer Payment Attitudes—yang melibatkan 1.000 konsumer Indonesia usia 18-65 tahun—menunjukkan bahwa ada 3 dari 4 konsumen Indonesia yang tertarik menggunakan contactless. Mereka didominasi dari golongan affluent (80 persen), gen y (78 persen), dan gen z (74 persen).
Umumnya, kartu contactless dipakai masyarakat untuk bertransaksi di supermarket, belanja ritel, perjalanan ke luar negeri, pembelian di toserba, makanan, hingga hiburan.
Salah satu Travel Influencer & TV Host Chiki Fawzi, di talk show Tren Traveling Lintas Negara untuk Healing Anti-Ribet: A Contactless Journey, membagikan pendapatnya terkait penggunaan kartu contactless selama traveling ke luar negeri. Chiki mengaku bahwa perjalanannya jadi lebih mudah, terutama saat bepergian lewat angkutan umum/transit.
Chiki tidak perlu khawatir kalau belum menukar uang negara tersebut, karena ia punya kartu contactless Visa. Urusan lapar atau belanja hal lain jadi lebih mudah.
“Menurut aku dengan paying method yang card-based itu memudahkan aku untuk traveling-yang hassle-free. Jadi, kita tukar uang seadanya saja. Karena banyak banget di negara maju, apa-apa tuh cashless,” ujarnya.
Sebagai pemimpin pembayaran digital dunia dengan sistem jaringan pembayaran yang kuat, aman, dan tepercaya, Visa sebetulnya telah lama menghadirkan opsi contactless payment. Di luar Amerika Serikat, hampir 70 persen dari semua transaksi tatap muka Visa di seluruh dunia adalah dengan cara contactless. Bahkan, di lebih dari 20 negara, adopsi pembayaran contactless mencapai lebih dari 90 persen dari semua transaksi tatap muka Visa.
Head of Strategy & Business Planning Visa Indonesia, Handikin Setiawan mengatakan, secara global, rata-rata negara sudah menggunakan pembayaran contactless. Bahkan negara tetangga kita seperti Singapura dan Australia sudah 90 persen menggunakan contactless payment.
Karenanya, transaksi dengan cash justru dianggap memperumit dan memakan waktu. Hal ini pun dibuktikan sendiri oleh Handikin melalui pengalamannya traveling ke luar negeri.
“Salah satu yang paling memudahkan adalah ketika kita melakukan perjalanan dengan transportasi umum. Kalau dulu harus antre untuk beli kartu transit untuk berpindah-pindah antarmoda transportasi, sekarang tinggal bawa kartu Visa contactless,” ujarnya.
Pembayaran Nirsentuh (contactless) dengan Visa kini semakin cepat, mudah, dan aman. Pengguna cukup mendekatkan kartu debit atau kredit dengan simbol contactless pada mesin pembayaran.
Kartu jenis ini sudah diterima di banyak toko di seluruh dunia, tak terkecuali Indonesia. Visa punya berbagai penawaran promosi untuk penginapan, kuliner, dan lain-lain, hingga beberapa bulan di awal tahun 2023 nanti.
Artikel ini merupakan bentuk kerja sama dengan Visa
Sentimen: positif (99.9%)