Sentimen
Informasi Tambahan
Agama: Islam
Kab/Kota: Tuban, Surabaya, Kediri, Pasuruan, Probolinggo
Tokoh Terkait
Gerindra: Kiai Berharap NU tak Jadi Kendaraan Politik Semata
Republika.co.id Jenis Media: Nasional
Pesantren yang seharusnya bisa untuk kepentingan negara lainnya jangan dianaktirikan.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani menjelaskan para kiai berharap Nahdlatul Ulama (NU) tak menjadi kendaraan politik semata. Pondok pesantren yang seharusnya bisa digunakan untuk kepentingan negara jangan dianaktirikan.
"Memang nyatanya banyak santri di ponpes-ponpes yang memiliki kemampuan dan pemikiran luar biasa," ujar Muzani lewat keterangannya, Senin (26/12/2022).
Ia mengatakan, kemampuan dan pemikiran luar biasa santri mestinya dapat digunakan bagi kepentingan negara lainnya, tidak hanya di ponpes. “Karena itu ada perlu afirmasi persamaan. Kiai-kiai sepuh juga berharap agar NU sebagai kekuatan besar tidak hanya digunakan sebagai kendaraan politik semata," kata dia.
Ia menambahkan, NU menjadi faktor pengaman yang cukup dominan bagi negara, serta mengajarkan Islam yang toleran dan sangat menghargai perbedaan. Karena itu, pertahanan negara yang melibatkan para ulama dan pondok pesantren NU menjadi suatu hal yang sangat penting.
Pesan-pesan para kiai itu diungkapkan dalam pertemuan Menteri Pertahanan yang juga Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dengan sejumlah pimpinan pondok pesantren di Jawa Timur di Surabaya pada Senin kemarin. Sejumlah kiai yang hadir di antaranya KH Nurul Huda Jazuli dan Gus Abdurrahman Kautsar dari Pondok Pesantren (Ponpes) Ploso Kediri.
Kemudian, KH Anwar Mansur dari Ponpes Lirboyo, KH Ubaidilah Faqih dari Ponpes Langitan Tuban, dan KH Fuad Nurhasan dari Ponpes Sidogiri Pasuruan. Serta, KH Ali Masyhuri, KH Marzuki Mustamar KH Abdul Matin, dan KH Ahmad Faiz Abdul Haq dari Ponpes Nurul Jadid Probolinggo.
Pada pertemuan itu, para kiai berpesan agar Partai Gerindra dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) tetap solid. Koalisi juga dapat terus dilanjutkan untuk Pilpres 2024.
“Harapan kiai-kiai tersebut agar apa yang dicita-citakan bersama pada Pilpres 2024 bisa terwujud," ujar Muzani.
Muzani menjelaskan, Prabowo banyak mendengarkan masukan dari para kiai yang merupakan pimpinan dari berbagai pondok pesantren di Jawa Timur serta berdiskusi tentang pentingnya persatuan dan kesatuan bangsa. "Selama ini para kiai dan NU selalu menjadi faktor penting bagi keutuhan negara. Di saat-saat yang genting kiai-kiai dan NU selalu tampil menyelamatkan negara," ujar wakil ketua MPR itu.
Pertemuan ditutup dengan doa yang dipimpin oleh kiai Haji Nurul Huda Djazuli dari Ponpes Alfalah Plosok Kediri.
Sentimen: positif (99.8%)