Sentimen
Informasi Tambahan
BUMN: BRI
Tokoh Terkait
Populer: Jokowi Mau Larang Jual Rokok Batangan; Low Tuck Kwong Orang Terkaya RI
Kumparan.com Jenis Media: News
Selain itu, ada kabar soal taipan batu bara, Low Truck Kwong yang resmi menjadi orang terkaya di Indonesia. Berikut rangkuman berita populer di kumparanBisnis.
Jokowi Mau Larang Penjualan Rokok Batangan
Presiden Jokowi akan melarang penjualan rokok batangan atau eceran. Rencana itu tertuang Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 109 Tahun 2012 tentang Pengamanan Bahan yang Mengandung Zat Adiktif berupa Produk Tembakau bagi Kesehatan.
RPP tersebut terdapat dalam Keputusan Presiden Nomor 25 Tahun 2022 tentang Program Penyusunan Peraturan Pemerintah Tahun 2023.
"Pelarangan penjualan rokok batangan," demikian isi dalam RPP tersebut dikutip kumparan, Senin (26/12).
Selain penjualan rokok batangan, poin yang dimuat RPP tersebut adalah penambahan luas persentase gambar dan tulisan peringatan kesehatan pada kemasan produk tembakau; ketentuan rokok elektronik; pelarangan iklan, promosi, dan sponsorship produk tembakau di media teknologi informasi.
Low Tuck Kwong Orang Terkaya RI
Pemilik perusahaan energi PT Bayan Reserources Tbk (BYAN), Low Tuck Kwong menjadi orang terkaya di Indonesia per Senin (26/11). Ia berhasil menyalip duo Hartono bersaudara, Budi dan Michael Hartono sebagai pemilik Grup Djarum.
Berdasarkan data Forbes Real Time Billionaires, Low Tuck Kwong saat ini memiliki kekayaan senilai 25,2 miliar dolar AS atau setara sekitar Rp 392,91 triliun (asumsi kurs Rp 15.592 per dolar AS).
Jumlah kekayaan Low Tuck Kwong terpantau cukup jauh dari Hartono bersaudara. Sedangkan R. Budi Hartono memiliki kekayaan 22,1 miliar dolar AS atau setara sekitar Rp 344,58 triliun, dan Michael Hartono sebesar 21,3 miliar dolar AS atau setara Rp 332,1 triliun.
Tercatat Low Tuck Kwong mendapat pundi-pundi kekayaan dari keuntungannya di sektor baru bara lewat perusahaannya, BYAN, salah satu perusahaan batu bara terbesar di Indonesia.
Saham BYAN pun terpantau telah naik signifikan di tahun ini, imbas harga komoditas yang melonjak. Terhitung sejak awal tahun (year to date) saham BYAN telah meroket 600 persen, dan saat ini diperdagangkan di level Rp 18.900 per lembarnya.
Kapitalisasi pasar BYAN pun juga ikut naik menjadi Rp 630 triliun. Dengan jumlah tersebut, membuat posisi BYAN menjadi emiten dengan kapitalisasi pasar ketiga terbesar di Bursa Efek Indonesia setelah BCA dan BRI.
Sentimen: positif (86.5%)