Sentimen
Informasi Tambahan
Grup Musik: APRIL
Hewan: Ayam
Kasus: covid-19
Tokoh Terkait
Juragan Sawit Kaya, tapi Cekik Rakyat Jelata
CNBCindonesia.com Jenis Media: Ekonomi
Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Malaysia Exchange pada perdagangan Senin (26/12/2022) ditutup untuk memperingati Hari Natal dan akan kembali beroperasi besok. Lantas, bagaimana perjalanan harga minyak kelapa sawit (Crude Palm Oil/CPO) di sepanjang tahun ini?
Pada tahun ini, harga CPO sukses mencetak harga tertinggi sepanjang sejarah. Banyaknya sentimen penggerak seperti kekurangan pekerja di Malaysia, perang Rusia dan Ukraina, dan larangan ekspor CPO dari Indonesia turut menjadi faktor untuk membuat harga CPO tetap tinggi. Indonesia pun ketiban "durian runtuh", ekspor CPO pada periode Januari - November mencapai US$ 32 miliar, naik lebih dari 8% dibandingkan periode yang sama 2021. Bersama batu bara, CPO sukses menopang neraca perdagangan Indonesia hingga mencatat rekor surplus 31 bulan beruntun.
Tingginya harga CPO tentunya juga membuat juragan sawit kaya raya. Tetapi di sisi lain ada masalah yang ditimbulkan, yakni harga minyak goreng yang sempat meroket, hingga mencekik rakyat jelata.
Pada awal tahun ini, harga CPO mulai menanjak karena turunnya produksi di Malaysia karena krisis tenaga kerja. Kekurangan tenaga kerja tersebut di sebabkan oleh penutupan perbatasan sebagai upaya menekan virus corona (Coronavirus Disease-2019/COVID-19) di Malaysia.
Akibatnya, para pekerja imigran pun harus kembali ke negaranya masing-masing. Ada kekurangan lebih dari 75.000 pekerja di kebun, yang menghasilkan potensi produksi sebesar 20%-30%. Sehingga, pasokan sawit dunia terancam. Maklum saja, Malaysia merupakan produsen CPO dunia terbesar kedua setelah Indonesia.
Pasalnya, Indonesia merupakan produsen terbesar CPO di dunia dan menyumbang sekitar 60% dari total pasokan. Sementara itu, Malaysia adalah pemasok terbesar kedua dengan sekitar 25% dari pangsa pasokan global.
Selanjutnya, pada 24 Februari 2022, perang antara Rusia dan Ukraina pun mencuat, meningkatkan potensi hambatan pada pasokan komoditas dunia. Serangan Rusia terhadap Ukraina merusak infrastruktur pelabuhan dan fasilitas ekspor lainnya di Ukraina sehingga menghambat ekspor mereka, terutama di Laut Hitam.
Laut Hitam menyumbang 60% dari produksi minyak bunga matahari dunia dan 76% dari ekspor di pasar dunia.
Sementara itu, sanksi dari negara-negara Barat juga turut memukul pasokan minyak mentah Rusia dan memicu kekhawatiran atas gangguan pasokan jangka panjang.
"Jika perang berhenti pun sanksi terhadap Rusia mungkin tidak akan segera dicabut," tulis analis UOB Kay Hian dalam laporan riset, yang dikutipReuters.
Maka dari itu, pembeli pun beralih pada minyak nabati alternatif, seperti CPO. Sehingga permintaan akan CPO pun kembali melonjak.
Setelahnya, harga CPO stabil diperdagangkan pada kisaran MYR 6.000-7.000/ton. Harga tersebut dinilai cukup tinggi jika dibandingkan dengan rata-rata harga CPO pada tahun-tahun sebelumnya yang biasanya diperdagangkan sekitar MYR 3.000-4.000/ton.
Di sisi lainnya, perang Rusia-Ukraina membuat permintaan pada CPO melonjak, tapi sayangnya produksinya tidak sebanding. Sebab Malaysia mengalami kekurangan tenaga kerja di kebun sawit dan cuaca hujan yang lebat membuat angka produksi CPO menurun.
Bahkan, Indonesia yang merupakan produsen utama CPO dunia harus mengalami kekurangan persediaan CPO.
Per 16 Maret 2022, harga rata-rata minyak goreng kemasan bermerek I di pasar tradisional seluruh Indonesia Raya adalah Rp 20.750/kg, mengutip catatan Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS). Ini adalah yang tertinggi sejak 28 Februari 2022.
Selain itu, harga minyak goreng di tingkat ritel modern seperti Alfamart terpantau dijual dengan harga Rp 50 ribu ke atas untuk dua liter.
Kenaikan harga minyak goreng tentu akan berdampak ke inflasi dan kemudian daya beli. Putera Satria Sambijantoro, Ekonom Bahana Sekuritas, menyebut bobot minyak goreng dalam keranjang inflasi nasional pada Februari 2022 adalah 1,09%. Bobot itu hampir sama dengan rokok kretek filter dan daging ayam ras.
"Dengan asumsi harga minyak goreng naik dari Rp 14.000/liter menjadi Rp 22.000/liter, maka bisa menambah inflasi 0,6%. Tahun lalu, minyak goreng menyumbang 0,31% dari inflasi tahunan yang 1,87%," sebut Satria dalam risetnya.
Guna menjaga angka persediaan minyak goreng di dalam negeri, Presiden Indonesia Joko Widodo memutuskan untuk melarang ekspor CPO dan produk turunannya sejak 28 April - 22 Mei 2022.
Aturan teknis pelarangan pun terbit yaitu Peraturan Menteri Perdagangan No 22/2022 tentang Larangan Sementara Ekspor Crude Palm Oil, Refined, Bleached and Deodorized Palm Oil, Refined, Bleached and Deodorized Palm Olein, dan Used Cooking Oil.
Industri minyak goreng di Indonesia sangat besar dengan porsi konsumsi CPO untuk pangan mencapai 84%.
Jokowi meminta kesadaran industri minyak sawit untuk memprioritaskan dan mencukupi kebutuhan minyak goreng di dalam negeri. Ia meyakini dengan kapasitas produksi yang ada kebutuhan minyak goreng dalam negeri dapat dengan mudah tercukupi.
Dampaknya, pada akhir perdagangan Jumat (29/5/2022) harga CPO ditutup di 7.104 ringgit/ton. Ini adalah rekor tertinggi sepanjang sejarah. Sebelumnya, harga CPO di Bursa Malaysia melesat 11,79%, secara point-to-point.
Dewan produsen minyak sawit dunia atau Council of Palm Oil Producing Countries (CPOPC) yang beranggotakan Indonesia dan Malaysia mencatat, negara konsumen utama minyak sawit dunia adalah India dan China.
Tahun 2020/2021, CPOPC memproyeksikan India mengimpor 8,5 juta ton minyak sawit dan diprediksi naik jadi 8,6 juta ton di periode 2021/2022.
China menyusul dengan estimasi impor 6,8 juta ton di tahun 2020/2021 dan bakal melonjak jadi 7,2 juta ton di tahun 2021/2022.
Lalu 27 negara di Uni Eropa diprediksi butuh 6,2 juta ton pada 2020/2021 dan akan naik jadi 6,9 juta ton pada 2021/2022.
Dengan estimasi total pasokan ke negara lainnya mencapai 26,1 juta ton di tahun 2020/2021 dan diprediksi naik jadi 27,9 juta ton di 2021/2022, CPOPC memproyeksikan impor minyak sawit dunia mencapai 47,6 juta ton di tahun 2020/2021 dan naik jadi 50,6 juta ton tahun 2021/2022.
Di mana, Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) mencatat, Indonesia memproduksi 51,3 juta ton minyak sawit mentah di tahun 2021. Sebanyak 46,88 juta ton adalah CPO dan 4,41 juta ton lainnya minyak sawit mentah inti (crude palm kernel oil/ CPKO).
Dampak dari larangan ekspor CPO pun berimbas pada berkurangnya penerimaan negara.
Direktur Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan Askolani menjelaskan, pembatasan sementara ekspor CPO dan turunannya berdampak terhadap pengurangan pungutan bea keluar pada bulan Mei sekira Rp 900 miliar.
"Dari perkiraan kami, pembatasan sementara ekspor CPO dan turunannya ini paling tidak mengurangi sekira 1,6 juta ton ekspor CPO selama satu bulan. Sehingga dampaknya ke bea keluar sekira Rp 900 miliar," ujar Askolani dalam konferensi APBN Kita Edisi Mei 2022, Senin (23/5/2022).
Kebijakan larangan ekspor CPO dan produk ini, kata Askolani juga berdampak terhadap menurunnya devisa negara sebesar US$ 2,2 miliar atau setara Rp 34,2 triliun (kurs Rp 15.590/US$).
Simak di halaman berikutnya mengenai India berencana perluas lahan sawit hingga Indonesia akan meningkatkan program biodieselnya>>>
Sentimen: negatif (100%)