Sentimen
Negatif (99%)
26 Des 2022 : 17.53
Informasi Tambahan

Event: Ramadhan

Kab/Kota: Duren Tiga

Kasus: pembunuhan

Richard Eliezer Ditekan Sambo? Ini Penjelasan Psikolog Forensik

26 Des 2022 : 17.53 Views 1

Kumparan.com Kumparan.com Jenis Media: News

Richard Eliezer Ditekan Sambo? Ini Penjelasan Psikolog Forensik
Richard Eliezer Ditekan Sambo? Ini Penjelasan Psikolog Forensik
Irjen Ferdy Sambo (tengah) bersama sejumlah ajudan. Foto: Dok. Istimewa

Richard Eliezer ialah penembak Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat. Eksekusi dilakukan di rumah Duren Tiga, Jakarta Selatan, pada 8 Juli 2022.

Dalam keterangannya, Eliezer melakukan itu atas perintah Ferdy Sambo. Ia mengaku berada dalam tekanan dan harus menjalankan perintah Sambo untuk mengeksekusi Yosua.

Lalu bagaimana ahli psikologi forensik melihat tekanan tersebut?

Ahli psikolog forensik, Reza Indragiri Amriel, menyatakan bahwa tekanan tidak melulu melalui perintah lisan. Tapi juga melalui gestur dan sejumlah konteks.

Hal itu diungkapkan Reza saat dihadirkan sebagai ahli untuk Richard Eliezer dalam sidang lanjutan kasus pembunuhan Brigadir Yosua di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Senin (26/12).

Perdebatan soal apakah tekanan yang diterima Eliezer itu objektif atau hanya angan-angan semata bermula dari pertanyaan Jaksa Penuntut Umum (JPU).

Jaksa mempertanyakan bagaimana mendeteksi atau melihat tekanan yang serupa dialami Eliezer saat akan mengeksekusi Yosua. Padahal, dia paham bahwa tindakannya itu salah, tapi tetap dilakukan karena dalam tekanan.

"Nah, ini umpama terkait dilihat dari faktor apakah ada tekanan. Nah, tekanan ini apakah sifatnya harus konkret, ahli?" tanya jaksa.

"Saya coba tafsirkan dulu, kalau pemahaman saya keliru tolong dikoreksi, ya: berarti jaksa penuntut umum (JPU) ini meminta penjelasan tentang bagaimana kita bisa memastikan apakah tekanan itu objektif ada, ataukah subjektif belaka? Begitu ya?" kata Reza memperjelas.

Richard Eliezer Ditekan Sambo? Ini Penjelasan Psikolog Forensik (1)
Ahli psikologi forensik, Reza Indragiri. Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan

Reza lalu lanjut menjelaskan, bahwa untuk memahami secara utuh dan jernih soal tekanan itu, maka harus merambah tiga dimensi: makro, mikro, dan mezzo.

Makro meliputi bagaimana pengaruh organisasi terhadap individu yang bersangkutan. Sementara dimensi mikro ialah terkait kepribadian diri Eliezer sendiri.

Lalu yang paling nampak adalah dimensi mezzo, yaitu interaksi antara Eliezer dengan pihak yang memberikan perintah atau tekanan, yaitu Ferdy Sambo.

Dari tiga dimensi itu bisa terbaca apakah tekanan tersebut objektif. Caranya dengan melihat faktor-faktor atau konteks yang ditetapkan dalam eksperimen Milgram:

"Sebagaimana saya katakan, ada temuan-temuan yang lebih rinci dari Milgram, yang patut kita cermati, dan mungkin tetapkan dalam persidangan ini, untuk menakar seberapa objektif sesungguhnya tekanan yang dirasakan oleh Richard Eliezer tersebut," kata Reza.

Temuan-temuan Milgram yang dimaksud Reza adalah sebagai berikut:

Pertama, apakah pihak yang memberikan perintah kepada Eliezer itu punya otoritas atau tidak.

"Berarti kalau pemberi perintah itu punya otoritas, objektif. Ada pihak pemberi perintah yang punya otoritas," jelas dia.

Kedua, apakah pihak pemberi perintah tersebut menggunakan kostum tertentu.

Sebab, lanjut Reza, berdasarkan penelitian, ada perbedaan tingkat kepatuhan ketika memakai kostum tertentu, dalam hal ini kostum kepolisian yang menunjukkan otoritas. Sebab, kata Reza, ada kepatuhan lebih bila si pemberi perintah mengenakan seragam tertentu dengan yang tanpa seragam.

Ketiga, lokasi kejadian. Lokasi pemberian perintah juga disebut berpengaruh. Terlebih bila lingkungan itu merepresentasikan power, kekuatan, kewenangan, wibawa, kekuasaan si pemberi perintah.

Selanjutnya, spesifik lagi, kata Reza, si pemberi perintah dan si penerima perintah berada di ruangan yang sama atau berbeda.

"Karena penelitian Milgram menunjukkan, ketika perintah disampaikan, sementara pemberi perintah di ruangan berbeda, tingkat kepatuhannya berbeda ini terhadap si penerima perintah tapi ketika si pemberi perintah dan si penerima perintah berada di ruangan yang sama, efeknya terhadap kepatuhan terhadap si penerima perintah itu sangat nyata," ungkap Reza.

"Nah, kalau unsur-unsur yang ditemukan Milgram tadi itu ada, yang lima poin tadi, maka kita punya alasan untuk mengatakan bahwa tekanan itu objektif ada," terang Reza.

Reza menekankan soal hasil penelitian Milgram tersebut, sebab penelitiannya spesifik berbicara dan eksperimen tentang kepatuhan seseorang untuk melakukan perbuatan yang merugikan orang lain, kepatuhan seseorang untuk melakukan perbuatan yang salah, kepatuhan seseorang untuk melakukan perbuatan yang jahat.

"Dengan demikian, pemahaman kata 'tekanan' tidak melulu harus dimanifestasikan lewat perintah lisan, tapi tekanan itu, bahkan perintah itu bisa termanifestasikan secara non-verbal," pungkas Reza.

Richard Eliezer Ditekan Sambo? Ini Penjelasan Psikolog Forensik (2)
Terdakwa pembunuhan berencana Brigadir Yosua, Ferdy Sambo, tiba di ruang sidang Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Selasa (1/11/2022). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan

Richard Eliezer didakwa membunuh Brigadir Yosua di Duren Tiga pada 8 Juli 2022. Polisi berpangkat Bharada itu menembak Yosua sebanyak 3-4 kali atas perintah Sambo.

Dalam kesaksiannya beberapa waktu lalu, Eliezer mengaku sempat bingung dan kaget saat mendapat perintah Sambo untuk mengeksekusi Yosua. Ia pun mengaku tak berani menolak karena takut senasib dengan Yosua.

Ia sempat dua kali berdoa yang isinya berharap Sambo berubah pikiran. Namun perintah itu tetap disampaikan Sambo.

Secara terpisah, Sambo membantah perintahkan Eliezer menembak Yosua. Ia berdalih perintahnya ialah 'hajar', bukan 'tembak'.

Sentimen: negatif (99.8%)