Sentimen
Informasi Tambahan
BUMN: BRI
Kab/Kota: Bojonegoro, Gunung, Malang
Kasus: covid-19
Tokoh Terkait
Paling 'Nyeleneh' di 2022, Ada Bentoel & Yusuf Mansur
CNBCindonesia.com Jenis Media: Ekonomi
Jakarta, CNBC Indonesia - Sepanjang tahun ini ada beberapa peristiwa yang sempat menghebohkan industri pasar modal Indonesia. Mulai dari perusahaan rokok yang mengganti nama produk hingga tokoh agama Ustad Yusuf Mansur yang menyebut bahwa dirinya pernah mendapat tawaran menjadi komisaris startup.
Perusahaan rokok Bentoel termasuk pemain besar nomor 3 dalam pasar rokok Indonesia. Pada tahun 1970-an, berbasis di Malang, produsen rokok ini berdiri dengan PT Perusahaan Rokok Tjap Bentoel. Dalam meraih posisi tersebut, tentunya Bentoel melewati jalan panjang. Salah satu kunci keberhasilan Bentoel disebut-sebut berasal dari mimpi yang dialami oleh sang pendirinya.
Meski Bentoel sedari awal hingga kini berasal dari Malang, sang pendiri rupanya tak lahir dari daerah itu. Pendiri Bentoel, Ong Hok Liong, lahir di desa Karang Pacar, Bojonegoro 12 Agustus 1893. Sejak era 1930-an, Ong Hok Liong bersama Tjoa Sioe Bian mendirikan pabrik rokok di Malang.
"Awalnya, perusahaan ini bernama Strootjes-Fabriek Ong Hok Liong. Kemudian nama itu diubah menjadi Hien An Kongsie," tulis Rudy Badil dalam Kretek Jawa: Gaya Hidup Lintas Budaya (2011:107).
Pabrik itu mulanya memproduksi rokok tjap Burung, tjap Klabang, dan Djeroek Manis. Nama perusahaan Bentoel sejak 1951 mulanya adalah NV Pertjetakan Liem An itu. Pada 1954 berubah menjadi PT Perusahaan Rokok Tjap Bentoel. Sejak itu, usaha rokok Ong Hok Liong berkembang cepat.
Sebelum 1960 saja, karyawannya mencapai 3.000 orang. Bentoel tak ragu berpromosi. Dalam iklannya, tertulis: memang betul merokok tjap Bentoel.
Transformasi nama dari NV Pertjetakan Liem An menjadi Bentoel rupanya melalui cara yang unik. Ini bermula ketika Ong Hok Liong tertidur di dekat makam dan bermimpi melihat ubi talas saat sedang berziarah.
Setelah bangun, dia bertanya kepada juru kunci makam tentang mimpinya dan juru makam berkata bahwa Ong Hok Liong dapat petunjuk dari Mbah Djugo agar mengganti nama pabriknya.
Ong Hok Liong memang seorang yang suka berziarah. George Quinn dalam Bandit Saints of Java (2019) menyebut pada 1954 Ong Hok Liong berziarah ke makam keramat Mbah Djugo di sekitar Gunung Kawi.
Kala itu merek rokok yang dibuatnya dirasa masih kurang laku. Pabriknya kemudian mengganti merek rokoknya juga. Nama yang dipilih adalah sebutan Jawa untuk ubi talas, yakni bentul, yang sebelum ada Ejaan Yang Disempurnakan (1973) masih sering ditulis sebagai Bentoel.
"Ketika dia (Ong Hok Liong) meninggal pada tahun 1967 dia adalah seorang multi jutawan dan Bentoel telah tumbuh menjadi rokok pribumi terbesar kedua di Indonesia," tulis George Quinn dalam Bandit Saints of Java (2019).
Anak-anak Ong Hok Liong lalu menggantikannya. Budhiwijaya Kusumanegara, anak sang pendiri menjadi Presiden Direktur Bentoel.
Namun, setelah 1980-an, PT Perusahaan Rokok Tjap Bentoel tidak mampu membayar pinjamannya ke BRI dan Bank Bumi Daya senilai US$ 170 juta. Utang Bentoel dengan kreditor asing bahkan kemudian menggelembung menjadi US$ 350 juta.
Akhirnya 70% saham keluarga Ong Hok Liong dilego. Hutomo Mandala Putra gagal membelinya. Kemudian Bentoel dipegang Peter Sondakh dan Rajawali Wira Bhakti Utama. Pada tahun 1997, aset Bentoel diserahkan kepada perusahaan baru bernama PT Bentoel Prima dan PT Perusahaan Rokok Tjap Bentoel bubar.
Bentoel Prima pada 2000 ganti nama menjadi PT Bentoel Internasional Investama Tbk.
Belakangan saham perusahaan itu dipegang oleh British American Tobacco, sebagai pemegang saham 92,48% dan sisa saham lain dipegang oleh masyarakat.
Selanjutnya, pendakwah terkenal Yusuf Mansur pernah mengklaim bahwa dirinya sebagai Komisaris dari Grab Holdings Limited. Hal ini viral di TikTok, melalui potongan ceramahnya yang mengaku sebagai Komisaris Grab. Orang dengan nama asli Jam'an Nurchotib Mansur pun mengakui demikian.
"Orang ngomong unicorn, unicorn, unicorn. Saya lihat hari ini Grab di mana-mana pasang decacorn. Decacorn itu ten corn, 10 kali." Jelas Yusuf Mansur.
"Unicorn itu satu miliar dolar, one billion dollar, kalau decacorn itu 10 miliar dolar, seratus empat puluh triliun kira-kira." imbuhnya.
"Nah yang hari ini, yang sudah South East Asia itu Grab. Selamat buat Grab. Saya Komisaris di sana. Loh iya, Gua diem aja digaji. Ya, karena Grab mempersilahkan saya belajar dan saya juga nawaitu-nya belajar. Ketika saya tanda tangan mengiyakan menjadi komisaris Grab, dengan izin Allah, Saya mau belajar." Ujar Sang Ustadz.
Namun, hal tersebut dibantah oleh pihak Grab Indonesia.
"Terkait unggahan video yang beredar di media sosial mengenai klaim Yusuf Mansur sebagai Komisaris dari Grab Holdings Limited, bersama ini kami tegaskan bahwa informasi tersebut tidak benar," ujar Head Corporate & Policy Communications Grab Indonesia Dewi Nuraini, dalam keterangan tertulis, Jumat (7/10/2022).
Lebih lanjut Dewi mengatakan, Yusuf Mansur tidak pernah terdaftar menjadi Dewan Komisaris Grab Holdings Limited (NASDAQ:GRAB). Untuk informasi resmi terkini mengenai struktur organisasi Grab Holdings Limited dapat diakses publik di laman resmi Grab Investor Relations.
Belum jelas kapan ceramah tersebut dilakukan, akan tetapi dilihat dari peserta ceramah yang tidak menggunakan masker, kemungkinan besar video tersebut diambil sebelum pandemi Covid-19 melanda dunia di penghujung tahun 2019.
Kebenaran status Yusuf Mansur apakah memang pernah dan atau masih menjabat sebagai Komisaris Grab saat ini juga masih abu-abu.
[-]
-
Yusuf Mansur Viral Lagi, Ngaku Jabat Komisaris Grab, Beneran?(rob/ayh)
Sentimen: netral (99.2%)