Sentimen
Informasi Tambahan
BUMN: PLN
Kab/Kota: Madura, Cilegon
Tokoh Terkait
HOP 30 Hari, PLN Pastikan Operasional PLTU Suralaya Aman Selama Nataru
Kumparan.com Jenis Media: News
PT PLN (Persero) memastikan operasional pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Suralaya di Cilegon, Banten selama periode libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) aman. Kesiapan tersebut karena pasokan energi primer telah terpenuhi sampai 30 hari operasi (HOP).
Dalam kunjungannya ke PLTU Suralaya, Minggu (25/12), Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM, Rida Mulyana, memastikan pasokan energi untuk masyarakat dalam momen Nataru ini terjamin.
Apalagi, kata Rida, PLTU Suralaya adalah salah satu tulang punggung dari sistem kelistrikan Jawa Madura dan Bali (Jamali). Keandalan pasokan energi primer untuk operasional pembangkit menjadi salah satu kunci keamanan ketersediaan listrik saat ini.
"Signifikan perannya untuk sistem Jamali jadi kita pastikan rantai pasoknya mulai dari energi primer sampai kesiapan operatornya hingga penyediaan listrik ke masyarakat bisa kita pastikan tercapai," ujar Rida melalui keterangan resmi, Minggu (25/12).
Sementara itu, Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, mengaku optimistis, pembangkit dengan total kapasitas 3.400 megawatt (MW) ini dapat beroperasi memenuhi kebutuhan listrik di sistem Jamali selama Nataru 2023.
Dengan kapasitas tersebut, kata Darmawan, PLTU Suralaya memasok sekitar 12 persen dari kebutuhan listrik di sistem Jamali, sehingga PLTU ini memiliki peran vital bagi kelistrikan Jamali.
"Kalau Nataru tahun lalu kondisi pasokan batu bara di Suralaya ini agak kritis, tahun ini sangat baik, dan menjadi HOP terbaik sepanjang sejarah. Capaian ini merupakan buah dari kolaborasi antara Pemerintah, PLN dan seluruh stakeholder," ucapnya.
Pada Nataru tahun lalu, kondisi pasokan batu bara di PLTU Suralaya sempat berada dalam titik kritis dengan HOP kurang dari 7 hari. Sementara pada tahun Nataru kali ini, pasokan batu bara mencapai 30 HOP.
Menurut Darmawan, capaian ini hasil dari upaya PLN bersama-sama dengan pemerintah dan stakeholder di industri batu bara domestik. Ia memastikan selalu terus sinergi dan berkoordinasi untuk melakukan upaya memastikan ketersediaan energi primer terpenuhi.
Dari sisi pengawasan, sejak awal tahun 2022, PLN telah melakukan perubahan paradigma dalam monitoring dan pengendalian pasokan batu bara. Semula, pengawasan hanya berfokus pada titik bongkar (estimated time of arrival/ETA) kini menjadi berfokus di titik muat/ loading.
"Dengan sistem seperti ini maka jika ada potensi kegagalan pasokan karena ketersediaan batu bara maupun armada angkutannya, akan dapat dideteksi lebih dini. Tak hanya itu, corrective action dapat dilakukan as early as possible sehingga kepastian pasokan dapat lebih terjaga," pungkasnya.
Sentimen: positif (94%)