JAKARTA - Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengingatkan potensi cuaca ekstrem yang masih akan terjadi sepekan ke depan di saat libur Tahun Baru (Nataru) 2023.
“Jadi jangka pendek, sepekan ke depan (hingga) tanggal 1, 2 Januari cuaca ekstrem masih berpotensi terjadi,” kata Dwikorita dalam keterangan resminya, Minggu (25/12/2022).
Dwikorita pun menjelaskan cuaca ekstrem ini akibat dari dampak tadi seruak udara dingin dari Tibet. Kemudian, menguatnya monsun Asia serta masuknya Median Julian Oscillation yaitu arak-arakan awan hujan dari arah Afrika dari Samudra Hindia menuju Samudra Pasifik, serta labilitas fenomena-fenomena atmosfer di wilayah kepulauan Indonesia.
Baca juga: BMKG Ungkap 3 Titik Rawan Banjir di Tol Cipali saat Libur Nataru, Ini Lokasinya
Sementara itu, Dwikorita mengatakan jika puncak musim hujan akan terjadi bulan Desember hingga Januari, sehingga potensi cuaca ekstrem akan lebih sering terjadi. “Namun, musim hujan puncaknya itu adalah di bulan Desember, Januari itu puncak musim hujan, di dalam puncak musim hujan cuaca ekstrem akan lebih sering terjadi,” ujarnya.
Baca juga: Rayakan Natal dan Tahun Baru, Kapolri: Ini Jadi Berkat Suka Cita
Lebih lanjut, Dwikorita memastikan pihaknya telah berkoordinasi dengan pemerintah daerah dan stakeholder terkait sehingga bisa memberikan peringatan dini jika terjadi potensi cuaca ekstrem untuk meminimalkan dampak yang ditimbulkan.
“Koordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah, kemudian dengan Balai Wilayah Sungai atau Balai Besar Wilayah Sungai di bawah PUPR yang ada di daerah, dan juga dengan TNI, Kepolisian, pihak-pihak terkait SAR itu juga, dan Dinas Sosial, Tagana di daerah,” katanya.
Follow Berita Okezone di Google News