4 Skenario Gelap Ekonomi Tahun Depan, Nomor 3 Paling Ngeri!
CNBCindonesia.com Jenis Media: Ekonomi
Jakarta, CNBC Indonesia - PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) memiliki pandangan krisis yang diramal terjadi tahun depan. Setidaknya, ada empat skenario yang bisa saja muncul. Setiap skenario memiliki peluangnya masing-masing.
Direktur Consumer Banking BCA Hariyanto T. Budiman menjelaskan, bank sentral di negara maju seperti Amerika Serikat (AS) dan Eropa telah mengumumkan kenaikan suku bunga. Hal ini membuat ramalan resesi di AS dan Eropa kian nyata.
Skenario pertama adalah fase 'damage has been done', yaitu saat pertumbuhan suku bunga di AS sudah tinggi sekali. Dampaknya pada kuartal I 2023, AS sudah terkena resesi dengan suku bunga The Fed mencapai 5%.
"Namun skenario pertama ini kemungkinan terjadi kecil sekali hanya 20%," ujar Hariyanto, Jumat (23/12/2022).
Adapun skenario kedua adalah, Fed naikan suku bunga sedikit lebih lama dan resesi di AS terjadi pada kuartal II 2022. Pada skenario ini, akan banyak orang dari sektor industri yang menganggur namun untuk sektor jasa seperti penerbangan dan rumah sakit akan menguat.
"Skenario kedua ini masih positif dan kalaupun resesi hanya akan sebentar," ungkap dia.
Skenario ketiga sekaligus menjadi yang paling ditakutkan karena Fed ada menaikkan bunga pada Februari dan Maret namun tidak akan ada perubahan lagi. Sayangnya ini paling akan berdampak, apalagi pada supply chain dimana-mana. Ditambah lagi, kekhawatiran perang yang berkepanjangan memperparah skenario ini.
"Fed akan naikan bunga pada kuartal III dan IV, AS akan resesi dan kemungkinan ini terjadi hingga 28%," tegas dia.
Sementara itu, skenario keempat adalah yang paling diharapkan meski kemungkinannya juga sama kecil, yakni 20%. Skenario ini menyebutkan As tidak akan mengalami resesi sama sekali.
Hal tersebut terjadi karena suku bunga naik kemudian mengalami softlanding. Bank Sentral di Amerika Serikat (AS) pada Kamis (15/12/2022) mengumumkan kenaikan suku bunga sebesar 50 basis poin menjadi 4,25% - 4,5%, tertinggi dalam 15 tahun terakhir. Proyeksi masuknya AS ke jurang resesi ekonomi semakin tak terelakan.
The Fed juga telah memberikan sinyal bahwa suku bunga masih akan naik hingga awal tahun depan. Fed dot plot menunjukkan para pejabat elit The Fed memperkirakan suku bunga akan berada di kisaran 5% - 5,25%.
Artinya masih ada kenaikan 75 basis poin lagi, dengan kemungkinan kenaikan 50 basis poin pada Februari 2023 dan 25 basis poin sebelum berselang.
Pun, bank sentral paling powerful di dunia ini mengindikasikan suku bunga tidak akan diturunkan setidaknya sampai 2024. Higher for longer, yang berisiko membawa perekonomian Amerika Serikat mengalami resesi.
Selain The Fed, ada bank sentral Eropa (European Central Bank/ECB) yang juga menaikkan suku bunga 50 basis poin kemarin, menjadi 2%. ECB juga menyatakan akan mulai mengurangi neracanya sebesar EUR 15 miliar per bulan mulai Maret tahun depan sampai akhir kuartal II-2023.
Pengurangan neraca (balance sheet) tersebut artinya ECB akan menyerap lebih banyak likuiditas. Tujuannya sama seperti bank sentral lainnya, untuk menurunkan inflasi.
Tetapi di sisi lain, harus dibayar dengan kontraksi ekonomi.
[-]
-
Miliarder Ini Ramal Inflasi Lama & Bitcoin Tak Berharga(RCI/dhf)
Sentimen: negatif (99.8%)