Sentimen
Positif (100%)
22 Des 2022 : 09.13
Informasi Tambahan

Hewan: Ayam

Kasus: covid-19

Tokoh Terkait
Firdaus

Firdaus

Tren yang Muncul Akibat Gojek dalam Keseharian Kita

22 Des 2022 : 09.13 Views 1

Kumparan.com Kumparan.com Jenis Media: News

Tren yang Muncul Akibat Gojek dalam Keseharian Kita

Ilustrasi pesan antar makanan GoFood. Foto: Gojek

Digitalisasi dan teknologi telah membawa perubahan dalam hidup manusia. Semua menjadi lebih praktis, serba cepat dan mudah. Salah satu yang membawa dampak perubahan itu adalah Gojek, siapa yang tidak kenal dengan perusahaan yang satu ini.

Walaupun terkesan sederhana karena pada awalnya hanya menyediakan layanan Ojek daring. Namun, konsep bisnis Gojek begitu menyeluruh sehingga mampu mengubah kebiasaan masyarakat secara luas. Meskipun pada saat itu pemain ride-sharing terbilang cukup banyak, termasuk raksasa ride-hailing asal US, Uber. Gojek tetap memiliki nilai tambah baik bagi mitra maupun konsumennya.

Di antara banyak manfaat yang diusung Gojek sebagaimana salah satu misinya yakni menciptakan dampak sosial, salah satu yang paling mencuri perhatian adalah keberhasilan Gojek menjadi enabler bagi digitalisasi UMKM. Banyak usaha kuliner yang tumbuh, bertahan selama pandemi bahkan hingga membuka cabang di luar negeri berkat keberadaan Gojek yang secara langsung turut memberikan kontribusi pada perkembangan ekonomi digital RI.

Jika Gojek begitu lekat dengan keseharian masyarakat. Apakah perusahaan Decacorn pertama Indonesia ini juga berdampak pada keseharian kita? Menurut analisis tim kumparan, berikut sejumlah perubahan kebiasaan konsumen dan tren bisnis yang muncul akibat adanya Gojek:

1. Ungkapan kasih sayang dan silaturahmi lewat kiriman makanan

Mengungkapkan kasih sayang kepada orang tercinta bisa diimplementasikan dalam bentuk apa pun, termasuk memberikan makanan dan minuman favorit. Keterbatasan jarak, terutama bagi pejuang hubungan LDR, sekarang enggak lagi jadi masalah karena bisa kapan pun dan dari mana pun mengirimkan makanan dan minuman, jika kekasih lagi sakit atau hanya sekadar menunjukkan perhatian. Tren kirim makanan ini pun meningkat menjelang berbagai perayaan Hari Raya di Indonesia.

Dengan begitu, orang tersayang yang jauh jadi terasa lebih dekat. Selain itu, kita juga bisa menyampaikan pesan atau ucapan dengan e-Card GoFood sehingga kiriman tersebut terasa personal.

2. Mengubah kebiasaan mobilitas masyarakat

Sebelum ada Gojek, masyarakat kerap kali disibukkan dengan berbagai hambatan dalam menggunakan transportasi umum seperti ngejar angkutan, harga yang belum pasti, hingga terbatasnya pilihan moda transportasi nyaman karena hanya ada taksi.

Kehadiran Gojek di tahun 2010 pelan-pelan mengubah kebiasaan mobilitas ini, hingga akhirnya mencapai titik tertinggi pada periode 2015 sejak pertama kali Gojek mengeluarkan aplikasi dan berjalan hingga saat ini dengan beragam kemudahan layanan transportasi yang ditawarkan seperti GoRide, GoCar dan GoTransit

Di antara layanan transportasi tersebut, GoRide merupakan pilihan transportasi yang dapat diandalkan di perkotaan, terutama untuk menerjang padat nya ibu kotaAsep Kambali, sejarawan yang mengikuti perkembangan layanan ojek, mengatakan bahwa ojek menjadi transportasi favorit lantaran bisa menjangkau ke pedalaman, ke tempat-tempat yang jauh, sampai jalanan sempit. Ia memuji kehadiran GoRide dari Gojek yang mampu "menata dan meningkatkan taraf pekerjaan pengemudi ojek dengan baik sehingga makin ramai digunakan, dan akhirnya membuka lebih banyak peluang pendapatan.”

Sadar atau tidak, mobilitas kita sudah bergantung pada transportasi online. Gojek mampu merubah gaya hidup keseharian kita karena layanannya yang begitu dekat bahkan bisa diakses 24 jam dan bisa dimanfaatkan bahkan dalam kondisi apa pun.

Ilustrasi ojek online GoRide. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan

3. Kirim barang cepat sampai, selamat sampai tujuan

Sebelum ada Gojek, kita harus menempuh perjalanan panjang untuk mengirim barang. Mulai dari membungkus paket anti badai, pergi ke tempat pengiriman, dan menunggu berjam-jam untuk mendaftarkan barang kiriman. Sampainya? Entah kapan.

Adanya fitur GoSend di aplikasi Gojek telah memberikan solusi bagi kita, terutama para pebisnis dalam memenuhi kebutuhan konsumen yang mau kirim barang berskala kecil hingga sedang dengan cepat. Nama GoSend juga sudah masuk top of mind kita yang tanpa sadar menjadikannya jawaban di setiap percakapan soal pertanyaan pengiriman barang, "GoSend-in saja, nyampe nya jadi lebih cepat."

GoSend ini bisa diakses di hampir seluruh kota besar di Indonesia. Layanan antar-muka dan journey pemesanan GoSend mempermudah konsumen untuk menginformasikan alamat lengkap dan jenis barang yang akan dikirim. Konsumen juga bisa memantau lokasi driver pada saat proses pengiriman.

Caranya cukup pesan kurir GoSend dan tentukan pick up point yang diinginkan, nantinya driver GoSend akan menjemput dan mengirim barang sesuai dengan lokasi tujuan. Dengan begitu, barang yang dipesan akan lebih cepat sampai dan pemilik toko tidak perlu meninggalkan barang dagangannya sehingga bisa terus melayani konsumen dan order-an berikutnya.

Ilustrasi pengiriman GoSend. Foto: Gojek

Selain itu, GoSend juga menawarkan asuransi, jadi jika barang yang dikirim mengalami kerusakan atau hilang, GoSend akan menggantinya sesuai dengan harga normal barang yang rusak atau hilang.

4. Update makanan kekinian

Kadang, kita bingung untuk mengetahui kuliner apa yang ada di dekat kita. Apalagi kalau bicara makanan Indonesia yang banyak macamnya. Selain berhasil memperluas khazanah kuliner masyarakat, GoFood juga membuat konsumen bisa menikmati berbagai kuliner Nusantara yang lagi booming.

Lewat fitur GoFood konsumen tinggal duduk, pilih dan pesan makanan mulai dari ragam olahan nasi goreng khas Indonesia, mie Aceh, ayam betutu khas Bali, pempek, martabak, hingga makanan mancanegara seperti pizza, spaghetti, kebab Turki, nasi kebuli, dan masih banyak lagi. Bingung pilih yang mana? GoFood juga punya #Rekomendasik, kumpulan rekomendasi makanan yang dikurasi sesuai dengan kesukaan dan lokasi kamu.

5. Gak perlu khawatir lagi dompet ketinggalan

Dulu, alat transaksi hanya sebatas pada uang tunai, kartu debit, atau kredit. Minimal salah satu harus ada di dompet. Kalau ketiganya tidak dibawa saat beli baju, belanja beras, jajan es teh, dan lain sebagainya, transaksi batal alias tidak bisa dilakukan.

Kini, semua pembayaran bisa dilakukan secara non-tunai dan praktis dengan dompet digital atau e-wallet. Alat transaksi ini menjadi solusi bagi mereka yang sering ketinggalan dompet.

E-wallet begitu populer di dunia keuangan saat ini. Penggunaannya begitu masif hingga menimbulkan tren baru 'cashless society', sebuah fenomena masyarakat memanfaatkan pembayaran digital saat melakukan transaksi keuangan. Salah satu e-wallet yang ikut andil membentuk tren tersebut adalah GoPay.

GoPay merupakan dompet digital serba bisa dari Gojek. Karena berada di ekosistem Gojek, GoPay bisa digunakan untuk transaksi kilat di semua layanan, mulai dari bepergian dengan GoRide atau GoCar, jajan di GoFood, hingga kirim barang pakai GoSend.

Selain di dalam ekosistem Gojek, GoPay memudahkan konsumen melakukan pembayaran di warung, restoran, hingga supermarket dengan scan QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard), metode pembayaran non-tunai yang diluncurkan Bank Indonesia sejak Januari 2020. Transaksi pembayaran tagihan yang sifatnya berkala, seperti langganan paket data seluler, tagihan BPJS, dan belanja online lainnya di e-commerce juga dimungkinkan dengan GoPay.

Dengan segala kemudahan dalam bertransaksi, GoPay menjadi e-wallet andalan bagi cashless society di Indonesia. Tak perlu khawatir lagi dompetnya ketinggalan di rumah.

6. Bisnis kuliner tanpa tempat dine-in

Ilustrasi pemesanan GoFood. Foto: dok. GoFood

Hadirnya GoFood juga telah mengubah cara orang berbisnis makanan. Kini sedang menjamur di masyarakat kedai kopi hingga rumah makan yang toko fisiknya kecil sekali, bahkan tidak menyediakan dine-in. Tren ini muncul berkat adanya GoFood.

Para pedagang tersebut mengandalkan sebagian besar pendapatannya hanya dari delivery order atau transaksi online saja di GoFood. Mereka tidak menyediakan dine-in atau makan di tempat. Bahkan, untuk tempat duduk di dalam atau di luar ruangan saja tidak tersedia.

Bisnis seperti ini dinilai menarik karena merupakan usaha kuliner modal kecil dengan untung yang cukup menggiurkan. Tren bisnis kuliner seperti ini mulai diminati pelaku usaha saat pandemi COVID-19 menghantam Indonesia.

Sentimen: positif (100%)