Perhimpunan Hubungan Masyarakat Indonesia (Perhumas) memberikan penghargaan kepada sejumlah pihak yang dinilai berkontribusi positif dalam dunia kehumasan.

Tak hanya di pemerintahan, penghargaan kehumasan juga diberikan pihak Perhumas kepada media hingga para pendidik.

Penghargaan kali ini diberikan Perhumas dalam rangkaian acara Konvensi Humas Indonesia (KHI) 2022. Acara yang dihelat selama dua hari (14-15 Desember 2022) itu mengambil tema 'Inspirasi Indonesia untuk Maju Bersama' dan digelar dalam suasana perayaan usia emas ke-50 tahun Perhumas.

Penganugerahan ini bermula dari proses penjurian yang dilaksanakan secara virtual oleh Dewan Juri pada Jumat, 25 November 2022.

Kala itu, penjurian melibatkan sebanyak 200 partisipan (Perusahan/Instansi/Lembaga) yang mengirimkan program-program PR terbaik mereka yang diselenggarakan sepanjang Januari 2021-Agustus 2022.

Dari sana, dewan juri menetapkan kriteria penilaian tertentu di antaranya terhadap Research (Situation Analysis), Strategy and Tactic (Objective, Key Messages, Audience, Media, Tactics), Evaluation (Communication or PR Measurement).

Staf khusus kepresidenan, Angkie Yudistia, didapuk sebagai pemenang kategori Distinguished Service mengaku bahwa dirinya tak menyangka bisa memenangkan penghargaan itu.

Ia menyampaikan banyak terima kasih atas penghargaan yang diterimanya kali ini.

”Ini kaya career goals banget enggak sih, karena saya mikir langsung enggak salah memilih karier, jadi semenjak lulus dari kuliah tahun 2010 banyak yang mempertanyakan karier ini apakah menjanjikan atau tidak, apa lagi seorang tuli ya tuna rungu, tapi siapa sangka perjalanan pernah berkarier di swasta," ucap Angkie usai menerima penghargaan acara Konvensi Humas Indonesia 2022 yang mengusung tema Inspirasi Indonesia untuk Maju Bersama di Djakarta Theater, Kamis (15/12).

Ia berharap tak menjadi milenial disabilitas terakhir yang menerima penghargaan. Mengingat menurutnya masih banyak pemuda disabilitas berprestasi lainnya yang juga patut diganjar penghargaan serupa.

"Yang paling susah membuat perspektif orang terhadap disabilitas dari negatif menjadi positif sehingga titik karier menjadi juru bicara presiden staf khusus presiden di bidang komunikasi nothing impossible ibu bapak terima kasih telah berikan kesempatan terhadap milenial disabilitas pula membuktikan Perhumas ini merangkul inkulisifitas," kata Angkie.

"Mudah-mudahan semakin banyak tokoh-tokoh humas yang berkontribusi untuk negara dan kontribusi untuk kita. Semoga indonesia ramah terhadap disabilitas," sambungnya.

Tak hanya penganugerahan penghargaan, acara Konvensi Humas Indonesia (KHI) juga turut diramaikan dengan rangkaian acara.

Setelah dibuka oleh Menkominfo Jhonny G Plate, digelar juga acara potong tumpeng dan peluncuran buku 50 Tahun Perhumas yang juga dihadiri pendiri Perhumas, Dewan Kehormatan dan Mantan Ketua Umum Perhumas.

Di samping itu, KHI hari kedua juga turut disemarakkan dengan sejumlah diskusi panel yang diisi oleh narasumber inspiratif seperti Aldo Rambie, Head of Industry, Meta Indonesia, Ranggaz Laksmana, Entrepreneur/Konten Kreator, Darmawan Junaidi, CEO Bank Mandiri; Rida Mulyana, Sekjen Menteri ESDM, Emma Sri Martini, Direktur Keuangan Pertamina, serta Tony Wenas, Presiden Direktur Freeport Indonesia.

Selanjutnya Angkie Yudistia, Staf Khusus Presiden; Agung Binantoro, Executive Director Rajawali Foundation, Prof. Anne Gregory, Huddersfield Business School, Dr. Bagus Muljadi, The University of Nottingham, Justin Green, President of Global Alliance, dan Jaffri Amin Osman, Chief for Global Alliance Asia Pacific.