Sentimen
Informasi Tambahan
BUMN: PT Pertamina
Grup Musik: APRIL
Hewan: Sapi, Ayam
Kab/Kota: Jabodetabek
Kasus: covid-19
Tokoh Terkait
Tips Hemat Mudik di Tengah Masa Paceklik
CNNindonesia.com Jenis Media: Ekonomi
Momen yang ditunggu-tunggu datang juga. Presiden Joko Widodo (Jokowi) akhirnya merestui masyarakat untuk mudik pada Lebaran tahun ini.
Keputusan ini sudah tentu disambut girang oleh banyak masyarakat karena bisa kembali merayakan Hari Raya bersama keluarga besar.
Maklum, Lebaran dua tahun terakhir terasa lebih sepi karena pemerintah 'mengharamkan' masyarakat pulang kampung di tengah lonjakan kasus covid-19.
Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memprediksi 85 juta orang mudik tahun ini. Mereka akan menggunakan berbagai transportasi, mulai dari kereta api, bus, hingga kendaraan pribadi.
"Dari 85 juta yang ingin mudik, melakukan perjalanan mudik, di antaranya hampir 10 persen menggunakan kereta api. Kalau kami hitung secara lebih rinci, sekitar 7,66 juta pemudik yang akan menggunakan kereta api di luar KRL Jabodetabek," kata Direktur Jenderal Perkeretaapian Kemenhub Zulfikri kepada wartawan, Jumat (8/4).
Sementara, Staf Khusus Menteri Perhubungan Bidang Komunikasi Adita Irawati mengatakan 40 juta pemudik akan menggunakan transportasi darat untuk mudik tahun ini. Kemudian, 1,4 juta pemudik akan menggunakan transportasi laut dan 9 juta pemudik menggunakan pesawat.
Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri memperkirakan puncak arus mudik Lebaran dimulai pada 29 dan 30 April 2022. Lalu, arus balik diperkirakan terjadi pada 7 dan 8 Mei 2022.
Meski pemerintah telah memberikan kelonggaran, mudik kali ini sepertinya tak akan semarak seperti beberapa tahun lalu. Pasalnya, masyarakat dihadapkan pada masa paceklik, di mana harga semua bahan pangan hingga komoditas serba mahal.
Harga pangan mulai dari minyak goreng kemasan dan curah, daging sapi, daging ayam, bawang merah, bawang putih, tempe, dan tahu melonjak dalam beberapa waktu terakhir.
Harga bahan pokok tersebut naik dengan berbagai alasan seperti harga kedelai impor yang mahal, harga minyak kelapa sawit mentah (CPO) dunia yang sedang melonjak, hingga daging sapi impor yang juga harganya tak terkendali.
Belum lagi harga Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertamax yang dijual PT Pertamina (Persero) naik dari kisaran Rp9.000 menjadi paling mahal Rp13 ribu per liter pada 1 April 2022. Hal ini sejalan dengan kenaikan harga minyak mentah dunia imbas perang Rusia-Ukraina.
Situasi ini bisa dibilang menjadi pilihan sulit bagi masyarakat. Tetap pulang kampung tetapi siap-siap boncos, atau tetap di rumah demi menghemat pengeluaran karena harga-harga sedang naik tak karuan.
Namun, jika tetap ingin mudik, apa yang harus dilakukan agar kantong tidak jebol?
1. Buat Alokasi Dana
Senior Financial Planner OneShildt Financial Independence Erlina Juwita mengatakan masyarakat harus menyiapkan dana untuk mudik sedini mungkin. Dengan kata lain, masyarakat bisa menyisihkan dari gaji bulanan atau Tunjangan Hari Raya (THR).
"Misalkan dari gaji saja. Alokasi dana yang sudah disiapkan jauh-jauh hari, ditabung sedikit-sedikit dari gaji per bulan. Misalnya setiap bulan menabung Rp500 ribu buat nambah dana mudik, 12 bulan kan lumayan jadi Rp6 juta," kata Erlina kepada CNNIndonesia.com, Rabu (13/4).
THR juga bisa menjadi pilihan untuk digunakan untuk mudik. Namun, ia menyarankan alokasi dana mudik dari THR tidak lebih dari 50 persen.
Senada, Perencana Keuangan Tatadana Consulting Tejasari Assad menyarankan masyarakat membuat anggaran khusus mudik. Hal ini perlu dilakukan demi menghemat pengeluaran, THR tidak habis dan sebagian bisa ditabung.
"Sumber biaya mudik bisa dari tabungan bulanan, THR atau bonus. Buatlah anggaran terlebih dahulu supaya kita tahu berapa kebutuhan dan alokasikan dari mana kita bisa memenuhi kebutuhan pengeluaran tersebut," kata Tejasari.
2. Cari Promo
Sementara, Erlina menyarankan masyarakat untuk mencari tiket promo untuk mudik. Hal ini bisa dilakukan jika pembelian tiket dilakukan dari jauh-jauh hari.
"Supaya lebih efisien, sebaiknya beli tiket mudik menggunakan promo hemat atau jika ada gunakan fasilitas lainnya yang lebih hemat," ucap Erlina.
Selain itu, masyarakat juga sebaiknya tidak berlebihan mengeluarkan uang selama di kampung halaman. Misalnya, cari tempat rekreasi atau restoran untuk makan keluarga di tempat sederhana.
"Rekreasi selama di kampung halaman cari yang murah meriah tapi cukup menyenangkan, jika nggak perlu-perlu banget, lebih baik uangnya dialokasikan untuk dana tambahan kebutuhan lain, misalnya untuk konsumsi selama di kampung," kata Erlina.
Kemudian, masyarakat bisa membawa bekal makanan, minuman, dan obat-obatan selama perjalanan mudik. Dengan demikian, masyarakat tak perlu jajan lagi selama perjalanan.
Senada, Tejasari juga menyarankan masyarakat untuk menggunakan berbagai alternatif kendaraan yang paling terjangkau alias murah. Misalnya, dengan berbagi biaya mudik (sharing cost) dengan pemudik lain yang memiliki tujuan yang sama.
[-]
Jangan Beli Oleh-oleh Berlebihan BACA HALAMAN BERIKUTNYASentimen: positif (94.1%)